Asap dari bubur ayam menguar memenuhi udara di sekitar kami. Dari sekian banyak makanan yang ada di pasar malam. Mereka memilih untuk memesan bubur ayam, mereka membutuhkan sesuatu yang mengenyangkan. Terutama Jeffry dan Johnny, katanya mereka belum sempat makan apa-apa. Omong-omong soal Johnny, dialah alasan keterlambatan Jeffry.
Katanya sih Jeffry hendak mengambil barangnya yang tertinggal saat ia menginap di rumah Johnny. Eh Johnny yang kesepian malah merengek-rengek untuk ikut, entahlah aku tidak tahu cara yang lebih baik untuk mendeskripsikannya. Dan sekarang aku menjadi seperti orang yang dikucilkan, mereka asyik mengobrol bertiga. Membicarakan hal yang tak pernah aku tahu.
"Urusan dari jaman batu. Ibaratnya gini nih, mau lu aduk atau enggak. Gue enggak peduli." Johnny, ia punya sisi kalem yang dewasa tapi juga punya sisi sengklek semacam ini.
"Gue enggak ngerti ya kok ada orang yang makan diaduk gitu. Jadi berantakan dan gak enak dipandang." Teo bergidik ngeri.
"Persetan sama permasalahan krenyeh kalian. Mau sampai kapan aku jadi nyamuk di sini?" Jujur saja aku kesal, bukankah awalnya Jeffry hanya mengajakku saja? Jadi reuni berdua kan? Kenapa jadi ada personil baru yang terlihat lebih akrab dan lebih tahu banyak tentangnya. Sudah berapa banyak yang aku lewatkan? Aku menatap Jeffry seakan berkata, "Kok kau tidak bilang kalau mereka temanmu?"
Jeffry mengernyitkan dahinya seperti membalas, "Kau juga tidak bilang kalau teman sekantormu ini mereka berdua." Aku mendengus kesal. Sungguh! Aku yakin betul ekspresiku sudah menunjukkan segalanya. Entah kenapa hari ini aku terlalu frontal.
"Ehm. Sorry nih kalau kita ganggu." Johnny seperti biasa, orang paling peka di dunia ini.
Jeffry tersenyum jahil. "Folia kau enggak lagi cemburu kan?"
Aku memelotot. "Jangan seenaknya. Aku hanya enggak paham gimana ini semua bisa terjadi. Kok kalian bisa tiba-tiba kenal. Atau kalian dah kenal lama. Aku pusing tahu, kalian omongin sesuatu yang enggak aku tahu. Aku gak bisa nimbrung apa-apa." Mereka ini setelah pertemuan di kafe seperti menganggap ku tidak ada, langsung bertukar tos cerita ini itu. Tanpa menjelaskan apa pun.
Mereka bertiga sontak tertawa tanpa rasa berdosa. "Oke sorry, Ly."
"Jadi pas kamu bilang soal temanmu itu. Aku ngerasa gak asing. Aku sama Johnny ini emang teman satu SMA, kamu tahu kan? Nah Jeffry ini adek kelasku pas SMA."
"Yap betul sekali." Sekarang aku mengerti mengapa mereka bertiga bisa begitu dekat.
"Terus soal yang dia enggak mau ngelanjutin usaha ayahnya, karena gak mau terlibat perebutan hak waris sama keluarga saudara ayahnya. Kita juga tahu, orang pas kabur dia nginap di kosan Johnny."
"Betul, pas itu tempatku jadi penuh sesak. Aku masih kuliah, jadi belum punya rumah sendiri. Masih ngekos. Dan si Teo ini gak tahu habis kemana. Pulang-pulang ke kosanku muntah-muntah dan bau alkohol. Si Jeffry galau. Pusing pokoknya."
"Nah terus nih ya, biang keladi dari pembentukan band ala remaja puber ini. Diprakarsai sama si Dion. Mereka bikin trio kwek kwek gak jelas. Sama anak STM, namanya Juan. Jadi pas itu Dion sama Jeffry masih MABA ya, dan si anak sekolahan ini bisa ikut karena tiap ada acara apa aja. Si Juan ini selalu diundang buat nyanyi. Dion sama Juan tetanggaan soalnya. "
"Oke, sekarang sisanya kamu dah tahu sendiri kan. Bisa ngelanjutin sendiri kan?"
"Coba kamu ceritain ulang, barangkali ada yang terlewat."
"Yah akhirnya kita bubar, karena emang enggak terkenal. Apalagi ayahku ngancem gak bakal mbayarin uang UKT kalau enggak pulang ke rumah. Sebagai anak yang gak punya penghasilan apa-apa, aku realistis lah ya. Pulang ke rumah, selesaiin kuliah."
"Terus kok, lo bisa lari lagi nih gimana ceritanya." Johnny memandang penasaran. Untuk yang ini sih aku tahu alasannya kenapa.
"Ya adalah."
"Cih." Teo dan Johnny mendecih bersamaan.
Author's Note
Gak jadi double update kemarin, wkwk. Sebenernya mau dibikin lebih panjang. Tapi udah ngestuck, yaudah deh.

KAMU SEDANG MEMBACA
I think is not u
FanfictionSiapa sangka penggemar senyumanku itu jadi bagian dariku. Halaman-halaman yang terisi serangkaian hal monoton, tiba-tiba saja berubah menyenangkan. Tapi entah mengapa aku merasa bukan kamu orangnya. Ah, aku memang tak tahu diri Start : 14 Juli 2023 ...