END

41 4 2
                                    

"jovial sialan! lebih baik kau mengaku saja kalau kau Werewolf nya!" Austin makin emosi lagi karna melihat hasil vote.

Delbert memeluk Austin yang meronta-ronta lalu mengusap punggungnya "sudah Austin...sudah, jangan asal menuduh".

Austin meneteskan air matanya "tapi aku tidak asal menuduh.... siapa teman ku nanti kalau bukan ka Waldi dan ka Andrian" Austin menangis di pelukan Delbert.

Jovial dan Natasha saling menatap,dari mukanya mereka terlihat sedikit merasa bersalah karna telah membunuh Waldi dan Andrian.

Natasha berniat minta maaf kepada Austin,tapi dia dicegah oleh Jovial yang menggeleng pelan melihat Natasha berjalan ke arah Austin.

Austin menangis sejadi jadinya,mengingat masa lalunya bersama Waldi dan Andrian, Austin tau,semua datang dan pergi,tapi kenapa secepat ini? bahkan dia belum sempat mentraktir bunggeopang untuk Waldi dan Andrian.

"Sudahlah Austin,sebentar lagi juga kau menyusul mereka berdua" Kata Jovial.

"Jovial!" Delbert membentak Jovial karna ucapan asalnya yang bisa saja menyakiti hati Austin.

Saat sedang menangis di pelukan Delbert,kepala Austin di tembak oleh orang bertopeng.

Menyadari itu,Delbert makin mengeratkan pelukannya kepada Austin.

"permainan berakhir, Werewolf menang" Suara itu muncul lagi,sungguh suara yang menyebalkan.

"Werewolf,jovial dan Natasha"

Delbert kaget,berarti selama ini Jovial bohong??

"maaf Delbert.." Jovial mendekati Delbert,mengeluarkan cakarnya.

"jovial.." Delbert sedikit kecewa karena Jovial lah yang membunuh teman teman yang lain "Tega kamu jo!" sambung Delbert.

sedangkan Arista,Regina dan Adaline? sudah Natasha bunuh dari tadi.

Delbert membaringkan Tubuh Austin di tanah,dia mendekati Jovial "kau mau membunuhku?" Delbert memegang bahu Jovial.

"maaf.." Jovial menunduk,air mata mengalir deras melewati pipinya,dia sangat  merasa bersalah,membunuh teman temannya yang bahkan baru dia kenal kecuali Delbert.

Delbert mengusap puncak kepala Jovial "tidak masalah jo,aku tau...ayahmu sakit bukan dirumah? kalau kau 'menang' kau bisa minta uang untuk pengobatan ayahmu"

Air mata Jovial semakin deras,kalau Delbert bersikap baik seperti ini malah membuat dia tidak tega.

Delbert tersenyum "tidak masalah,aku bisa mencoba label musik itu di kehidupan selanjutnya,tapi kau belum tentu menjadi anak ayahmu di kehidupan selanjutnya"

"Tuan jovial,kau ingin membunuh Delbert sendiri atau kami yang membunuhnya?" orang orang bertopeng itu menghampiri Delbert dan membawa tubuh Arista,Adaline,Regina dan Austin.

Natasha pergi keluar dari tempat itu,di antar oleh orang-orang bertopeng.

"Tuan jovial? bagaimana?" orang itu bertanya lagi.

Jovial tidak menjawab.

"kalian saja yang membunuhku,anak ini pasti tidak tega" Delbert tersenyum lebar.

"baiklah"

Kepala Delbert ditembak,tubuh Delbert langsung jatuh ke tanah.

Jovial berlutut,melihat tubuh Delbert yang tergeletak di tanah.

"jaga dirimu baik-baik ya Jovial" Delbert langsung memejamkan matanya.

"Tuan Jovial,apa yang kamu inginkan sekarang"

"Uang yang banyak dan,semua temanku hidup lagi"

tidak ada jawaban,tapi beberapa orang memberikan Jovial uang dan memberi tau pintu keluar kepada Jovial.






























































Jovial membuka pintu rumahnya,berlarian ke kamar ayahnya.

"ayah! ayah! aku mendapat uang yang banyak! ayo kita kerumah sakit dan-" Jovial bingung,kenapa tidak ada ayahnya di kamar,biasanya ayahnya duduk di kamar sambil membaca buku.

"ayah,ayah, ayah kau dimana" Jovial mengelilingi rumahnya dan tidak menemukan ayahnya.

Jovial akhirnya keluar rumah,berniat bertanya kepada paman jack.

"paman! paman jack!" Jovial mengetuk pintu rumah paman Jack.

Paman jack membuka pintu,dia terkejut melihat Jovial yang baru datang setelah hilang 2 hari.

"astaga nak! kamu kemana saja? ayahmu meninggal kemarin dan kau tidak ada di rumah?" Paman jack memegang bahu Jovial.

Jovial lemas,dia kehilangan sahabatnya dan sekarang ayahnya?

"p-paman.. jangan bercanda kumohon.." tubuh Jovial bergetar hebat,jika bahunya tidak dipegang oleh Paman jack mungkin dia sudah terjatuh.

"astaga nak,siapa yang bercanda? kemana kau 2 hari ini?" paman jack masih memegang bahu Jovial.

Jovial tidak bisa berdiri tegak lagi,kepalanya berat,pusing matanya juga berat,tubuh Jovial terhuyung kebelakang dan pingsan.

Setelah 2 jam pingsan akhirnya Jovial bangun,dia membuka matanya perlahan dan melihat paman Jack sedang menyiramnya dengan air.

"p-paman!" Jovial reflek menutup mukanya dengan tangan.

paman jack berhenti menyiram muka Jovial,dia lega akhirnya Jovial bangun.

Jovial kembali mengingat semuanya,dia sendiri sekarang? kalau dia tidak menerima permainan Werewolf itu mungkin sekarang dia sedang mendengar keluh kesah Delbert,atau sedang memasak untuk ayahnya.

Jovial menangis, tangisannya sangat kencang bahkan memekakkan telinga paman jack.

"sudah nak sudah,jangan menangis! ayo kita ke makam ayahmu"

Jovial mengangguk dan berdiri,paman jack juga ikut berdiri.

Saat di perjalanan,jovial melihat taman yang indah dan luas,banyak rumput rumput disana.

Jovial menepuk bahu paman jack "paman! aku ingin kesana sebentar!" Pakan Jack menghentikan langkahnya dan mempersilahkan Jovial ke taman itu.

Paman jack menunggu di luar taman,mengawasi Jovial dari jauh.

Jovial berjalan sambil memetik bunga bunga kecil yang ada di bawahnya.

dia melihat sesuatu! apa itu? buket bunga mawar yang rusak? oh! ada namanya!

karna Jovial penasaran dia melihat catatan di buket bunga itu.
________________________
|                                            |
|  from Ricky                      |
|  for Fanny                         |
|                                            |
|________________________|

WEREWOLF | NCT DREAM ft.Aespa | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang