.
.
.Kalya melihat jam di ponselnya, waktu menunjukkan pukul lima sore. Dia sedang menunggu kedatangan Jerry di sebuah supermarket. Keduanya janjian bertemu di sana untuk membeli bahan makanan. Agak acak sebetulnya, semalam Jerry tiba-tiba saja meminta Kalya memasakkan pasta untuknya. Awalnya Kalya menolak, dia ragu masakannya akan cocok di mulut Jerry, tetapi kekasihnya terus mendorongnya. Membuat Kalya mau tidak mau menurutinya. Kalya tersenyum melihat Jerry yang berlari ke arahnya. Lelaki itu masih mengenakan kemeja yang membuatnya terlihat gagah dan keren di mata Kalya, atau tepatnya di mata para wanita yang memperhatikan Jerry begitu si dokter turun dari mobil. “Sayang maaf ya aku lama. Aku udah selesai dari jam empat tadi, cuma jalanan lumayan macet.” Jerry langsung menjelaskan alasannya lama datang.
“Gak apa-apa, aku juga belum lama dateng.”
“Lagian kenapa kamu gak mau aku jemput?”
“Papa sama Mama lagi di rumah. Nanti kamu ketemu mereka.”
“Terus kenapa? Bagus dong supaya aku dapet restu. Aku juga udah pernah ketemu Mama kamu.”
“Kecepetan Mas. Aku belum ceritain secara detail ke mereka soal kamu.”
“Soal status aku yang duda anak dua?”
“Itu salah satunya, bayangin kalau aku tiba-tiba ngenalin kamu sebagai pacar, bisa syok Mama. Udah jangan bahas orang tua aku dulu. Jadi belanja gak? Nanti keburu malam.”
Jerry tersenyum. Dia meraih jari-jari Kalya untuk di genggamnya selagi berjalan. “Yuk.”
Alih-alih pacaran, keduanya bak suami istri yang sedang berbelanja bulanan kebutuhan rumah tangga, sebab bukan hanya bahan masakan yang dibeli, tetapi perlengkapan rumah tangga lain. Jerry sengaja melakukannya agar dia tidak perlu bolak-balik supermarket. “Kamu kalau mau belanja juga ambil aja Sayang. Tagihannya masukin ke punya aku.”
“Gak ah. Ngapain?”
“Kok ngapain? Ya belanja.”
“Aku punya uang sendiri, ngapain di masukin ke tagihan kamu.”
“Gak apa-apa lah. Kamu pacar aku.”
Kalya tiba-tiba tertawa kecil. “Aku jadi tau kenapa Raihan nyuruh aku nyari cowok yang kaya raya, gak modal burung doang. Ternyata ini penyebabnya. Emang udah setelannya gitu apa Mas, duda suka banget bayarin ceweknya? Gak nanggung-nanggung lagi.”
“Cowok kaya raya tuh banyak Kal, tapi yang penting bukan itu. Tapi royal dan loyalnya dia ke pasangan. Aku gak mau hitung-hitungan jadi orang, apalagi ke kamu.”
“Duh jadi enak.”
Jerry terkekeh. “Beneran aku, ambil aja kalau kamu pingin sesuatu.”
Kalya menggeleng. “Enggak. Kita beli perlengkapan kamu aja hari ini.” Satu persatu rak disusuri keduanya. “Mas, tisunya mending yang itu deh.” Kalya menunjuk tisu dibagian rak bawah ketika dia melihat Jerry dengan santainya mengambil beberapa pack tisu tanpa melihat harga.
“Sama aja.”
“Beda Mas. Lumayan tau beda dikit, kalau kamu ambil 10 pack aja udah lima belas ribu bedanya. Padahal kualitasnya gak beda jauh.” Kalya menukar tisu-tisunya. “Percaya atau enggak, harga barang yang ditaruh di rak di depan mata kita biasanya jauh lebih mahal dibanding rak bagian bawah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD JERRY [END✔]
Fanfiction[17+] Jerry, sepuluh tahun hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan, kedua putrinya, dan teman-temannya. Istri? Jerry sudah menduda sejak sepuluh tahun lalu. Tapi tiba-tiba Kalya datang ke hidupnya, membangkitkan gairah Jerry untuk memiliki istri lagi.