AML : 05 [Growth]

3K 304 54
                                    

Chapter 05 Open

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..
Chapter 05 Open.
"Time flies so fast."

"Jie tidak suka bunda, jie benci bunda, dia penjahat."
~Na Jisung.

..

"Jaem, bisa mama bicara denganmu sebentar?."
Tanya ten, membuat jaemin dan taeyong yang tengah menikmati makan pagi mereka menoleh bersamaan.

"Ada apa ma?."
Balas jaemin bertanya, membuat ten melirik pada jisung yang duduk disebelah jaemin.

Jaemin mengikuti arah lirikan ten, membuat jaemin memusatkan atensi pada sang anak, yang tengah fokus menikmati roti coklat miliknya dengan khidmat. Na jisung, putra jaemin dan renjun itu kini sudah berusia empat tahun. Bahkan, dia sudah mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD). Dan tidak lama kemudian, keduanya bergegas melimpir menuju ruang tamu kediaman mereka, meninggalkan jisung bersama sang kakek.

"Ada apa dengan jisung ma?."
Tanya jaemin, membuat ten sedikit menghela nafas berat.

"Kemarin, guru jisung memanggil mama, dan dia menceritakan tentang perkembangan jisung disekolah. Sepertinya, jisung sedikit bermasalah dengan akademik, dan juga sosialisasi pada lingkungan. Dia tidak pernah berbaur dengan teman-temannya, bahkan apa yang sang guru ajarkan tidak mudah ditangkap oleh jisung. Para pengajar disana berusaha mendekat padanya, tetapi jisung seakan tidak perduli. Mereka menyerahkan kembali kondisi tersebut pada kita, sepertinya mereka berfikir jisung belum siap untuk berada disekolah."
Jawab ten menjelaskan, dengan raut wajah khawatirnya.

Jaemin terdiam mendengar ucapan sang ibu, perlahan wajahnya dia tolehkan kearah meja makan rumah itu. Menatap sosok sang anak, yang hanya terdiam sambil memakan roti didepannya. Bahkan, disaat sang kakek mengajaknya berbicara, hanya gerakan tubuh saja yang jisung berikan sebagai respon. Mengangguk, ataupun menggelengkan kepala, tidak ada suara yang terdengar dari anak berusia empat tahun tersebut. Jaemin menghela nafas dalam, kemudian atensinya kembali pada sosok cantik paruh baya dihadapannya kini.

"Sesungguhnya, tujuanku membiarkan jisung memiliki kegiatan seperti sekarang, agar dia bisa lebih ekspresif. Aku sadar sejak lama, akan sikap jisung yang begitu berbeda dengan anak-anak lain seusianya diluar sana. Mungkin ini juga salahku ma, aku kurang memberikan perhatian pada jisung. Karna bagaimanapun juga, pendidikan dini untuk seorang anak, adalah lingkungan keluarga tempatnya bertumbuh."
Jawab jaemin, yang terlihat begitu bersalah pada sang anak.

"Menurut mama, apa yang seharusnya aku lakukan?, apa aku perlu membawa jisung berkonsultasi dengan dokter?."
Lanjut jaemin bertanya, sambil menatap lekat wajah sang ibu.

"Mama rasa untuk saat ini jangan dulu nak, kemarin mama sedikit berbincang dengan guru jisung, dia memberikan masukan agar jisung dicarikan guru khusus untuk mengajarnya sementara waktu. Kita pantau selama beberapa bulan kedepan, jikala jisung tidak ada perubahan, baru kamu carikan dokter untuk berkonsultasi. Mungkin jisung hanya tidak nyaman berada dilingkungan ramai seperti sekolah, dan membuatnya lamban menangkap apapun yang diberikan."

A Mother's Love ~ [JaemRen] || Complete✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang