8. Bukan Jatah Tapi Darah

3.3K 67 1
                                    

Happy reading
*
*
*
*
*

Perjanjian itu benar-benar manjur dimana daffa meminta jatah pertamanya, disinilah mereka berada ,ya masih di kamar daffa tapi
bedanya orang rumah daffa sedang bepergian.

Jadi, tak adaseorang pun di dalam rumah dan hanya ada mereka berdua.

Pikiran kotor daffa mulai merajalela seperti bermain di dapur atau meja makan dan mencoba beberapa macam gaya yang belum
pernah di coba. Seperti gaya helicopter misalnya hahaha.

Mereka sedang duduk berhadapan di atas kasur, bisa di lihat dzikri sedang gugup. Mau bagaimana pun sudah lama ia tak melakukannya.

“ayo sayang,jangan lama-lama. Udah gede banget ini.”

“mandi dulu daffa.”

“udah mandi yang.”

“Emh eh ini lampunya masih nyala.”

“biasanya juga terang-terangan, aku kan mau lihat ekspresi kamu.

“aduh duh, aku mau ke kamar mandi dulu.” Kata dzikri dan segera ingin pergi sambil berpura-pura memegang perutnya.

Tapi tangan lebih dulu di tangkap dan di tarik daffa sehingga membuat dzikri oleng dan jatuh di pangkuan daffa. Daffa pun segera memeluk erat kekasih nakal nya itu, dari belakang.

“kenapa sih hem?”

“gak apa-apa kok.”

“tapi, kok mau kabur. Gak ikhlas ya ngasih jatahnya.”

“eh enggak daffa.”

“tapi kalau lu gak mau, ya gak masalah dzikri.”
Daffa pun segera melepaskan dzikri dan mulai bermain ponselnya sambil duduk bersandar di kepala kasur. Ceritanya lagi ngambek gitu.

Dzikri tertegun karena tak biasanya daffa bersikap seperti itu, membuatnya sedikit khawatir.

“daffa.”

“.....”

“daffa elu marah ya?”

“.....”

Daffa hanya diam dengan wajah datarnya yang menyeramkan itu menurut dzikri, padahal menurut mimin juga serem.

“sayang... jangan marah.”

Dzikri duduk di atas paha daffa yang tertutup selimut, dengan wajah melas yang lucu sekali. Daffa tak menghiraukan dzikri yang berusaha sedang membujuknya itu, daffa hanya fokus dengan ponselnya.

Sebenarnya daffa hanya ingin menghukum kekasih kecilnya yang suka ingkar janji ini, daffa tak benar-benar mengabaikan kekasihnya, kalau kalian lihat lebih jeli daffa hanya membuka tutup aplikasi yang ada di ponselnya. Tentu saja daffa mendengarkan
dengan jelas rengekan dzikri yang lucu itu.

“daffa daffa jangan marah ihh,...” kata dzikri sambil menggoyangkan pinggulnya tepat di atas titit 20 cm kebanggaan bapak daffa, gak tau deh beneran 20 cm atau enggak mimin kan
gak pernah lihat hehehe.

Daffa yang menerima perlakuan seperti itu mengumpat dalam hati.

“anjing, malah sengaja banget ini. Goyang-goyang disitu. Kan jadi
gak tahan gue.” Hati kecil daffa misuh-misuh gak jelas.

Kebucinan Papa PitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang