13. Bukan Cuma Itu

3.1K 56 18
                                    

Happy reading

*
*
*
*
*

Seperti sore hari biasanya Daffa menunggu pacarnya di tempat biasa dia mangkal eh maksudnya parkir motor sambil minum es cekek dan makan gorengan di dalam kresek.

1 jam

2 jam

3 jam

4 jam

Tak terasa waktu berlalu tapi Dzikri tak muncul, di hubungi juga tidak bisa, Daffa sedikit kesal karena tak biasanya Dzikri seperti ini.

Biasanya Dzikri akan menghubunginya jika terjadi sesuatu yang mendadak.

"Anjing mana nih anak lama banget, gak biasanya mana lagi laper banget gua".Daffa mulai menggerutu.

Sebab sudah hampir jam 9 malam Dzikri tak kunjung datang.

Tak lama waktu berselang Dzikri datang dengan pelan, berjalan sangat pelan hingga membuat Daffa semakin kesal dan tak segaja suaranya mengeras.

"LAMA BANGET SIH, UDAH DITUNGGUIN JUGA. MANA LAPER LAGI GUA. UDAH CEPETAN NAPA SIH JALAN NYA JANGAN LELET KAYA UDAH BOSEN HIDUP AJA." Terik Daffa.

Dzikri yang sangat kelelahan pun tertegun, tentu saja ia tau. Dia salah karena membuat Daffanya menunggu sangat lama tapi apa harus menggunakan kata-kata seperti itu.

Mau bagaimana lagi hpnya rusak sepertinya terjatuh saat senior brengsek itu mendorong nya.

"Iya, maaf Daffa."

"Emch, udah cepetan naik. Lelet banget jadi orang."ujar Daffa ketus.

Seperti nya Daffa memang benar-benar kesal, Dzikri juga tak ingin ambil pusing sebab tubuhnya lelah pikiran nya juga.

Niatnya ingin berkeluh kesah tentang kejadian hari ini akan tetapi, diurungkan niatnya karena sepertinya Daffa sedang kesal yang memang benar-benar kesal bahkan saat perjalanan Daffa hanya diam tak seperti biasanya yang akan bercerita tentang hal-hal kecil yang di alaminya hari ini.

Malam itu Daffa dan Dzikri tak langsung pulang melainkan mampir ke angkringan yang ada jual sate taichan.

Kedua nya sama sama diam dan Daffa lebih sibuk dengan ponselnya.

Dzikri?

Dia bingung harus cerita dari mana, dia sangat mengenal pacarnya. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam otak kecilnya.

Bagaimana jika Daffa mendatangi Bayu di tempat kerja dan membuat keributan atau

bagaimana jika Daffa akan terlibat perkelahian dengan Bayu.

Bagaimana jika ia di  pecat karena membuat Bayu tersinggung untuk kedua kalinya.

Banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika dia menceritakan nya. Dan Dzikri tau pasti yang harus dilakukan nya terlebih dahulu adalah membuat mood Daffa membaik.

"Daffa"

"....."

"Daffa, mau minta maaf".

Daffa yang sedari tadi hanya diam makan sate sambil bermain ponsel akhirnya melihat Dzikri dengan wajah lelahnya.

Gimana gak capek kerjaan 1 sif jadi 2 sif dalam sehari. Emang bleguk sia anying sih Bayu🤬

"Tumben".

"Daffa, maaf ga ngabarin, tadi hpnya rusak terus mati".

"Kan bisa keluar dulu nemuin gua bentar. Apa susahnya sih". Ketusnya

"Gak di bolehin keluar Daffa, soalnya Staff kurang takutnya makin lama kelarnya kalo ditinggal".

"Alasan lu aja kali, lu kan kebiasaannya emang begitu". ujarnya dengan ketus.

Dzikri benar-benar bingung dan tubuhnya lelah dan sakit.

"Daffa, nanti anterin ke rumah ya".

"Kenapa pulang?". Ujarnya cepat seperti tak terima.

"Ya abisnya, lu lagi kesel kan sama gua. Jadi gua gak mau tambah ngerusak mood elu".

Mendengar jawaban Dzikri yang seperti itu membuat Daffa sedikit meradang.

"Jadi maksud elu karena gua lagi kesel, lu malah mau ninggalin gua sendirian. Bukannya bikin mood gua naik malah elu mau pulang."ujar Daffa sambil menatap Dzikri dengan tajam.

"Bukan gitu Daffa, ini kan gua lagi bujuk lagi minta maaf tapi elunya ma ma malah gitu..."

Suara Dzikri yang sedikit bergetar membuat Daffa sadar, jika kekasihnya itu sedang berusaha untuk menenangkannya. Tapi, malah responsnya menolak permintaan kekasih nya yang ingin meminta maaf dan malah terkesan ketus.

"Kok gitu sih suaranya? Mau nangis ya?".

Dzikri yang ditanyai seperti itu malah semakin sedih. Lagian Daffa sih sok jutek, nangis kan bininya...

"E e hiks eng enggak, siapa yang nangis"elak Dzikri.

Padahal air mata yang sudah di tahannya menetes sedaei tadi. Untung nya tempat mereka duduk agak pojok dan gelap.

"Eh, sayang jangan nangis. Aku gak marah kok".

Di genggamnya tangan kanan Dzikri di elusnya perlahan guna menenangkan kekasihnya yang sedang sedih.

Daffa sedikit panik karena Dzikri benar-benar menangis dalam diamnya. Air mata itu terus jatuh di pipi kekasih nya.

Karena tak biasanya Dzikri berani menangis di tempat umum seperti ini.

"Hey sayang, udah ya. Aku udah gak marah kok. Jadi jangan nangis lagi".

"Aku minta maaf ya, kata-kata ku tadi keterlaluan ya. Jangan di ambil hati ya. Aku gak beneran marah kok". Bujuk rayu Daffa guna menenangkan kekasihnya.

Dzikri bukannya tak mau berhenti menangis tapi bukan cuma karena Daffa bersikap dingin padanya yang membuat nya sedih.

Kejadian hari ini di tempat kerja, senior brengsek yang menindasnya dan juga Daffa yang bersikap ketus padanya. Semuanya kejadiannya itu membuat sedih sekali.

*
*
*
*
*

Bersambung

Note : pernah gak sih kalian ngersa benar-benar sedih tapi gak pas sama waktunya.

Kejadiannya bisa udah bertahun-tahun lalu tapi kalau tak sengaja teringat bikin nyesek hati.

Padahal kalo di ingat-ingat pas kejadian itu kita sama sekali gak nangis atau sedih.

Segitu dulu ya, maaf lama update karena hp Dee lagi rusak

Salam sayang dari Dee 😘


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kebucinan Papa PitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang