003 : Kami nyata!

496 70 14
                                    

Jisung jatuh lemas, dirinya baru saja menyaksikan hal yang tidak masuk akal. Tidak jauh berbeda Renjun juga mengalami hal yang sama, keduanya nampak begitu lesu, pandangan kosong karena kejadian yang mengerikan.

"Apa yang terjadi?" Gumam Renjun menatap Jisung.

"Aku tidak tahu, bahkan ini sulit untuk dipercaya," ucap Jisung, akal sehat yang selalu dia junjung mendadak hilang entah kemana.

"Jiel, kau terlihat sangat terkejut ya?" Tanya Jaemin, dia mendekati Jisung.

Jisung hanya diam, dia syok apalagi saat tadi ada kepala yang menggelinding ke kakinya. Ayolah manusia mana yang tidak histeris saat ada kepala yang menggelinding di kakinya.

Tapi pemuda yang melindungi dirinya berbeda, dengan santainya ia mengambil kepala itu dan melemparnya ke arah pemuda yang satunya lagi. Kemudian berkata untuk memberikan kepala tersebut pada orang yang melakukan pembunuhan berantai ini.

Jaemin tidak mendapatkan jawaban, dia menghela napas. Kemudian menggendong Jisung ala pengantin, "Jangan terlalu terkejut karena setelah ini mungkin kamu akan melihat yang lebih mengerikan lagi!"

Jaemin mengecup bibir Jisung, dapat Jaemin rasakan bahwa tubuh Jisung menegang dan dingin, wajahnya pucat layaknya seorang yang sakit.

"Apa yang harus kita lakukan pada manusia yang satu lagi?" Tanya Jeno kepada Jaemin.

"Kau bawalah dia dan rawat dia jika kau mau, karena bagiku yang paling penting adalah nyawa Jiel!" Setelahnya Jaemin pergi menghilang bersama Jisung yang berada dalam gendongannya.

Jeno menatap Renjun yang menatap dirinya balik, "Apa kau juga akan membawa ku pergi?" Tanya Renjun.

"Tidak ada pilihan lain," jawab Jeno.

Jaemin kini membawa Jisung ke rumahnya, sepertinya pemuda ini terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Kau ingin bertanya akan sesuatu?" Jaemin membuka percakapan.

Jisung kini menatap Jaemin, "Tolong jawab aku dengan jujur, sebenarnya apa yang terjadi? Siapa kau? Siapa mereka? Kenapa mayat tadi bisa berteriak?"

Jaemin yang diberikan banyak pertanyaan mendengus. Rupanya setelah reinkarnasi pun sifat Jiel tidak pernah berubah, dia masihlah manusia cerewet yang ingin tahu banyak hal.

"Pertanyaanmu terlalu banyak, aku jadi malas untuk menjelaskan apapun!" Jaemin memberikan senyuman mengejek kepada Jisung.

"Hei! Kau tidak bisa begitu! Kalau kau tidak menjawab, aku harus bertanya pada siapa lagi coba?" Seru Jisung kesal, dia menggembungkan pipinya, wajahnya memerah karena kesal.

Jaemin sedikit dibuat terkejut, dulu pemuda yang di depannya ini sangat sulit menampilkan ekspresi wajahnya tapi setelah terlahir kembali, pemuda ini malah menjadi sangat ekspresif dan menggemaskan. Tentunya, Jaemin jadi semakin suka dengan hal ini.

"Baiklah aku akan menjawab, tapi perkenalkan dulu dirimu...rasanya sangat sayang jika aku tidak mengenal orang secantik dirimu," Jaemin mengambil tangan Jisung, mengecup tangan itu dan mengedipkan matanya, menggoda Jisung.

Sebenarnya kecupan tangan bukanlah hal asing bagi para bangsawan, tapi Jisung hidup di jaman modern karenanya dia merasa risih dengan tindakan aneh Jaemin.

Jisung buru-buru menarik tangannya, wajahnya yang merah kini semakin merah, "Aku Park Jisung, mahasiswa kriminologi!"

Jaemin tersenyum, "Senang berkenalan denganmu, Jisung. Tapi aku rasa marga itu kurang cocok denganmu, bukankah lebih baik diganti menjadi, Na Jisung!"

Jisung menatap Jaemin datar, dia tersenyum tidak rela. "Bukankah lebih baik kau menjawab pertanyaanku saja daripada memberikan rayuan tidak bermutu seperti itu!"

"Hahaha, kau sangat menggemaskan," jika dulu Jaemin menyukai Jiel karena sifatnya yang dewasa kini Jaemin dibuat kembali jatuh cinta dengan Jisung yang bersikap apatis dengan segala rayuannya.

"Sekarang bukan saatnya untuk bercanda!"

"Hahaha, baiklah aku akan memperkenalkan diriku! Aku adalah Na Jaemin, aku adalah pemimpin para vampir!"

Jisung menatap Jaemin sangsi, apa mungkin orang gila seperti Jaemin bisa menjadi pemimpin lalu, vampir?

"Mereka adalah kelompok vampir yang membelot, mereka berusaha untuk merebut kekuasaanku. Yang tadi terjadi juga adalah pertarungan antar vampir, lalu mayat yang kamu temukan adalah mangsa dari seorang vampir, mayat itu adalah tunas vampir baru! Sepertinya mereka mulai menyusun kekuatan agar bisa mengalahkan aku! Tapi tenang, aku tidak mudah mati kecuali kamu yang meminta aku untuk mati," Jaemin lagi-lagi menggoda Jisung.

Jisung mencerna segalanya, ada raut ragu diwajahnya itu, dia selama ini tidak percaya akan adanya takhayul seperti vampir dan lainnya. Tapi tiba-tiba dihadapkan dengan situasi seperti ini, sangat mengherankan.

"Tidak perlu ragu, aku benar-benar vampir bahkan seluruh pelayan di rumah ini adalah vampir! Tidak percaya coba lihat aku!" Ucap Jaemin, seluruh vampir memang bisa membaca pikiran manusia.

Jisung menatap Jaemin, perlahan mata Jaemin berubah menjadi warna merah darah, muncul gigi taring, Jaemin mengambil tangan Jisung dan menancapkan giginya di tangan Jisung.

Jaemin menghisap darah Jisung sedikit, dia belum mau mengubah Jisung menjadi vampir, dia hanya menunjukkan pada Jisung bahwa dia adalah vampir.

"Shhh, sakit!"

Jaemin melepaskan gigitannya, kemudian menjilat bekas gigitan pada Jisung.

"Bagaimana? Sudah percaya bahwa kami itu nyata?"

Jisung mengangguk, dalam hati dia menjerit ketakutan dan panik. Bagaimanapun dia manusia seorang diri sedangkan di sini adalah sarangnya para vampir.

"Matilah aku!"

Mr. Vampir and His Servant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang