Bab 02

1.9K 141 0
                                    

-
--
---

Dimalam yang tenang terjadi lah keributan di mansion Henry hanya karena ingin membangunkan seseorang

Buk

"Minggir" Anshu sedikit menabrak tubuh ansha yang berada didepan nya, jika kalian bertanya kemana mereka akan pergi maka jawaban nya kekamar sang kakak yang masih tertidur.

"Lo yang minggir gua yang disuruh bunda" Ansha menjawab dengan sedikit menabrak anshu yg berada di belakangnya.

"Hah? Tuli luh? Bunda bilang kita" Karena mereka tak sedang bersama orang tuanya maka dengan senang hati mereka memanggil masing masing dari mereka dgn tak sopan.

"Lo yang ada bakalan main sama abang" Ansha menjawab dengan mendelik terus menabrak anshu yg berada disamping nya.

"Itu sih luh bukan gue" Anshu tetap berjalan dengan kokoh walaupun tinggi badan nya sedikit pendek dari ansha.

"Hah! Lo ud-"

BRAKK

Semua kaget termaksud bunda dan ayah yang berada di bawah mendengar suara dobrakan pintu dengan keras

"Berisik!" Austin menatap adik adik nya yang berada di depan pintu kamarnya yang sedang membeku.

"... Turun" Ansha dan anshu sontak mengangguk menurut, karena mereka takut dengan penampilan austin yang jauh berubah walaupun sifat dingin nya masih sama.

Mereka turun dengan lift dan terlihat lah ayah dan bunda yang sedang menatap nya bingung.

"Kenapa sayang?" Tanya bunda melihat raut ciut ansha anshu dan wajah kesal Austin.

"Bunda" Panggil Austin kesal sembari melirik twins lalu duduk dimeja makan

"Sudah maklumi aja mereka kan lama ga ketemu kamu" Austin cemberut tapi tetap mengangguk mengiyakan.

"Twins" Panggil Austin dan dijawab cepat oleh ansha dan anshu.

"Iya?"

"Bagaimana sekolah kalian?" Austin atau gabriel berniat memulai percakapan.

"Seperti anak anak SMA lain nya... " Austin hanya mengangguk sebagai jawaban dri ansha.

"Ayah" Kali ini Austin melihat kearah ayahnya

"..." Ayah nya hanya menaikan satu alis tanda bertanya dan nama ayah Austin adalah Devan Alexander Henry.

"Austin ingin bersekolah lagi" Jawab Austin sembari memakan makanannya.

"?... Bukannya kau sudah lulus?" Ayah sontak tak setuju karena Austin sudah lulus bahkan kuliah walaupun Austin tak bisa bersekolah seperti anak anak normal lain nya karena paksaan sang ayah atau kakek Austin.

"... Apa.. Salahnya" Ayah Austin sontak menghela nafas lelah, apakah setelah kecelakaan dan koma kepala anak sulungnya itu sedikit aneh.

"Kalau opa mu marah ayah tak bisa menolong karena kau tau yang kau lakukan percuma dan untuk main main saja" Austin hanya diam mendengar dengan seksama, memang benar hampir dari ingatan Austin semua tentang kakek nya yang terus menyiksa nya entah itu mengirimkan pembunuh bayaran atau memaksa nya memakan pelajaran kuliah terus menerus dengan dalih melatih ataupun simulasi bertahan hidup.

Austin memandang dingin kearah ayahnya
'Ayah macam apa yang tidak mensupport anak nya?... Walaupun gua waktu kecil memang belom ngerti tapi gua tau ayah ditubuh asli gua dulu selalu dukung gua,  haruskah gua kasih sedikit ceramah?'

"... Ayah macam apa kau tak mensupport anaknya" Sontak ayah tersentak dan menatap tak percaya Austin.

"Apakah kau tak belajar sopan santun dari orangtua mu ini!" Ansha, anshu dan bunda sendiri sudah menunduk mendengar pertengkaran itu.

My Psychologist Doctor ( Hiatus ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang