Bab 12

848 61 20
                                    

( buat nya dengan kepanikan ͡° ͜ʖ ͡ – ) ok.

-
--
---

Aska membuka matanya tapi yang pertama dilihatnya adalah wajah tampan Austin yang tanpa Aska sadari tangannya bergerak mengelus pipi Austin.

Austin membuka mata nya dan nampak lah wajah bantal aska yang menatap nya sembari mengelus pipinya.

"... Pagi" Aska tersentak dan mengambil tangan nya yang bergerak sendiri.

"Ah... Maaf aku harusnya tak tidur disini" Aska menunduk malu dan bergerak gelisah dipelukan Austin yang tak melepaskan nya.

"Austin?" Aska memdongak lalu terlihat wajah Austin yang tertidur kembali.

"..." Huhu siapapun tolong!! (ಥ ͜ʖಥ).

"Bangun" Aska menepuk nepuk pipi Austin lelah lalu mencoba melepaskan pelukan Austin.

"Lepasin woi!" Austin terbangun dan menatap aska dingin membuat aska menutup mulutnya.

"Le-ehem lepasin dulu" Austin melepaskan aska lalu lanjut memejamkan mata nya.

'? Ngantuk banget kayaknya' aska melihat garis garis hitam pada bawah mata Austin dan mengangguk mengerti.

Aska keluar dari kamar dan turun kebawah berniat mengambil air dan terlihat zaidan yang sudah siap dengan pakaian olahraga nya.

"... Kakak tinggal disini? Di kamar kak Austin?" Zaidan tertegun dan menatap aska yang juga kikuk.

"Eh... Karena tak ada kamar lain jadi kakak nginep di kamar Austin" Zaidan masih menatap aska curiga tapi tak ayal hanya mengangguk.

"Kalau gitu zaidan berangkat dulu ya" Aska mengangguk dan melihat zaidan keluar.

"Mereka sebenernya ngapain sih di nih negara, muka nya orang asia campur eropa,bahasa Inggris nya bagus terus bahasa Indonesia malah tambah bagus Herman deh,tapi nasip muka ku orang kayak orang Asia tapi masih ada dikit lah eropa eropa nya, tapi ujung ujungnya aku ganteng kok." Aska menghibur dirinya sendiri sembari berjalan kedapur dan mengambil minum untuk dirinya.

Tapi saat tengah mengambil minum aska mendengar derap kaki yang penuh kepanikan dan terburu buru.

"Dokter?" Aska tersentak dan menatap Austin yang menangis? Ah sepertinya hanya salah lihat... TIDAK AUSTIN BENAR BENAR MENANGIS.

"Kau? Kau kenapa? " Aska dengan panik menyerahkan minum yang dirinya minum tadi kearah Austin yang sesenggukan.

'Ugh! mimpi psychopath itu benar benar menganggu, Austin sialan dasar sakit jiwa lihatlah aku ikut sakit jiwa seperti mu dan berhentilah membagi memori saat kau menyiksa orang!!!!' Austin memeluk Aska menenggelamkan wajah marah nya pada pundak Aska.

Tapi Aska masih dilanda bingung dan hanya menenangkan Austin.

-
--
---

Austin melirik kalender di hp nya dan merasa 2 minggu sudah terlewati tapi aska masih ingin dinegara ini, membuat Austin menunda jadwal pulangnya.

Austin lalu menelpon seseorang yaitu bawahannya yang sama seperti Damon karena tujuan nya dikirim ke novel sialan ini karena adik kandung nya.

'Aku sendiri bisa saja membiarkan Ansha terbunuh, lagi pula Austin tak memiliki kesan apapun pada keluarga nya jadi untuk apa aku repot repot' Austin berwajah suram karena memikirkan nya.

'Yaa setidaknya aku ingin mengubah sedikit' memikirkan nya. Membuat kepala Austin sakit.

Drrt
Drrt
Dr-

My Psychologist Doctor ( Hiatus ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang