Bab 05

1.4K 101 2
                                    

-
--
---

"Tuan?" Panggil Damon sembari mengetuk kamar Austin.

Ceklek

Damon masuk dan terpukau melihat isi kamar Austin yang luas dan mewah walaupun terkesan klasik.

"Disini" Panggil Austin dari arah sofa single.

Damon pun melihat Austin yang berwajah kusut dan nafas tak teratur sembari menatap nya tajam.

"Lama" Gumam Austin tajam.

"Hahha jangan salahin gue lhoo~... Tadi itu penjagaan nya bener bener ketat dan gue ngerasain tatapan tajam dari seluruh mansion" Ucap Damon dengan memberikan obat Austin lalu duduk.

"Hmm... Omong omong cari kan data tentang dokter psikolog yang gua temuin kemarin" Ucap Austin sembari mengambil obat dan menegak nya langsung tanpa air.

"?? Ketemu sama tuh dokter aja gak pernah" Ujar Damon protes.

"Suruh siapa saja Ali atau Nevin" Ucap Austin mulai rileks.

"Males ah ntar gua dibilang pemales sama si Nevin terus dibilang ga guna sama si Ali" Keluh Damon dan menyalakan tivi Austin.

"Bukannya lo memang ga berguna?" Tanya Austin dengan wajah syok.

"Sialan kalo gua ga guna ga bakalan luh jadiin gua tangan kanan luh" Austin manggut manggut mengerti.

Tok tok tok

Suara ketukan menyadarkan dua dominan yang sedang nobar bokep.

Ceklek

Saat Damon membuka pintu atas suruhan Austin terpampang lah wajah Opa, Devan, Arga, dan Zahriza yang menatap Damon dingin kecuali Zahriza.

Damon membuka lebar pintu dan masuklah semua dengan Damon yang mengikuti dari belakang dgn raut wajah profesional nya.

"Austin?" Austin menoleh saat suara Devan menyapa indra nya.

"Why?" Tanya Austin melihat semua berkumpul.

"Kami ingin menanyakan tentang perusahaan dan yang kata mu itu adalah bawahan mu" Ucap Zahriza menatap Austin bingung dan Austin hanya mengangguk mengerti.

"Duduklah" Ucap Austin dan semua pun duduk kecuali Damon yang berdiri di belakang Austin.

"Hmm... Dari mana ya Austin jelasin?..." Ucap Austin dengan pose berfikir serta senyuman yang mengembang.

"Langsung saja tak usah bertele tele sejak kapan kau punya perusahaan?" Ucap datar Opa membuat senyum Austin luntur.

"..." Austin menatap semua nya datar.

"Hmm sejak jaman Austin di sekolah menengah ke atas lalu berkembang saat kuliah... Dan ini adalah assisten Austin bisa dibilang temen sekolah Austin dulu yang menjabat sebagai tangan kanan..." Jalas Austin dan semua pun memperhatikan Damon yang menunduk sebagai sapaan secara resmi.

"... Sebenernya Austin masih ada bawahan lainnya lalu soal kerjaan Austin bakalan kerjain dirumah untuk yang mudah sedangkan untuk yang sulit Austin baru akan kesana hmm... Lalu untuk... " Austin tersenyum kearah Devan yang menampilkan wajah masam.

"Hahahaha jadi semua tau ya kalau perusahaan Austin lebih besar dari ayah?" Ucap Austin sembari tertawa renyah dan menatap ayah nya yang berwajah semakin masam.

"Serahkan perusahaan itu ke ayah lalu kau urus perusahaan ayah saja kau tak akan bisa menjalankan perusahaan milik mu itu" Perintah Devan yang membuat semua terkejut karena tak membayangkan seorang ayah akan mengucapkan itu.

My Psychologist Doctor ( Hiatus ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang