2. Crush✓

52 2 0
                                    

Silahkan follow akun wattpad ini sebelum membaca

01 Oktober 2023.

***

Universitas Bendera

"Alsya tungguin gue". Teriak zhafira menggema memenuhi lobi kampus itu. Alsya memutar badannya melihat zhafira yang sedang berlari kearahnya.

"Huuhff cape banget gue". Ucap zhafira ngos-ngosan.

"Ya ngapain juga Lo lari-lari". Ucap Alsya sambil membenarkan kacamatanya. Ditengah obrolan mereka terdengar suara langkah kaki sekumpulan anak muda yang menuju kearah mereka.

"Woii Andra balikin gak kunci mobil gue. Atau gue lempar Lo pake sepatu ya". Teriak Azar yang mengejar Andra. Namun andra tidak mendengarkan teriakan Azar yang semakin menggebu-gebu. Tanpa sengaja Andra menabrak alsya yang sedang berdiri di tengah lobi bersama dengan zhafira.

Brukk...krekk.. kacamatanya terjatuh, patah.

"Sorry soryy gue gak sengaja, lagian Lo ngapain sih berdiri disini ganggu orang aja tau gak". Kesal Andra.

"Hah dapat kan lo, sini balikin kunci mobil gue. Enak aja Lo bawa pergi, pulang jalan kaki aja Lo gak usah numpang sama gue". Sembur Azar pedas.

"Jangan gitu dong beb, kamu tega ninggalin aku". Manja Andra.

"Cuh. Najis banget gue kampret, geli sampai ubun-ubun". Maki Azar sambil menggeplak kepala Andra.

"Ya ampun kacamata gue". Gumam Alsya pelan.
Sementara zhafira menunduk, mereka sama sekali tak bersuara. Seketika beberapa mahasiswa sudah berkumpul mengerumuni alsya, zhafira dan keempat anak muda itu.
Alsya mengambil kacamatanya yang sudah patah akibat ditabrak oleh Andra, dan sialnya laki-laki itu malah memarahinya.

"iiisshh kasian banget ya, kacamatanya patah. Pasti kacamata murah makanya patah". Kata beberapa anak-anak yang sedang bergosip. Alsya hanya bisa menangis dan menahan makian dari mereka, iya tak bisa berbuat apa-apa. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk mengatasi alsya didepan umum bahkan merasa tak segan jika mengerjai dirinya.

"Ada apa nih rame-rame". Ucap sang ketua basket yang cool serta ketampanannya di atas rata-rata sehingga mengalihkan perhatian mereka. Firen berjalan santai membelah kerumunan itu dan melihat apa yang sedang terjadi.

"Ada apa nih". Tanya firen kepada keempat sahabatnya.

"Tuh kacamatanya patah, jadi dia nangis cengeng banget kan". Andra hanya tersenyum sinis kepada alsya.

"Lo gak papa?". Tanya firen pelan. Alsya menatap wajah pria itu, kepalanya sedikit terangkat karena firen lebih tinggi darinya. Alsya hanya menggeleng, iya menghapus air matanya setelah melihat firen laki-laki yang iya dambakan sejak awal masuk kuliah bahkan sampai sekarang.

"Aaa-aku gak papa kok kak". Balasnya sambil menetralkan ekspresinya.

"Tapi itu kacamata Lo patah". Sela firen.

"Gak papa kak, nanti bisa dibeli lagi".

"Lo yakin?, Udah biar gue yang ganti. Lo minus berapa?". Pertanyaan firen mengundang gelak tawa dari beberapa mahasiswa disana padahal iya sedang serius bertanya.

"Kalian kenapa ketawa?".

"Ya lagian Lo nanya ke dia kaya lagi ngehina dia tau gak sih. Hahaha". Andra tertawa keras diiringi juga dengan Azar.

Alsya merasa malu karena semua orang disana menertawainya, iya pun langsung menarik zhafira dan pergi dari sana. "Alsya. Gue belum selesai ngomong". Panggil firen dikerumunan itu.

Air Mata Dilangit Allerton Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang