3. Terpaksa ✓

38 2 0
                                    

Follow akun wattpad ini sebelum membaca
Jangan lupa vote dan tinggalkan komen

01 Oktober 2023.

***

Firen berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD tempat sang mama sedang ditangani. Hatinya begitu gelisah, iya takut jika terjadi sesuatu pada Sang ibu. Melvin berusaha menenangkan firen iya menepuk pundak sang sahabat "Lo gak usah khawatir Tante Alaya pasti baik-baik aja kok".

Dokter yang menangani wanita paruh baya itu pun keluar. Dengan cepat firen langsung bertanya kepada dokter spesialis jantung itu. Setelah kepergian sang papa, mamanya menderita penyakit jantung yang harus dijaga kestabilannya. Namun saat itu firen sama sekali tidak mengingatnya apalagi saat itu iya dalam keadaan marah.

"Dok gimana kondisi mama saya".

"Untuk saat ini jantungnya melemah. Tapi anda tidak perlu khawatir saya sudah menyuntikkan obat untuk menstabilkan kembali detak jantungnya. Saya sarankan jangan membuatnya memikirkan hal yang membuat dirinya shock karena selain berpengaruh pada otak saraf hal itu juga akan berpengaruh juga terhadap kesehatan jantungnya".

"Tapi apakah sekarang saya sudah bisa melihatnya".

"Silahkan. Tapi lebih baik jangan paksa Pasien untuk memikirkan hal yang membuatnya khawatir dulu karena ini masih dalam proses penyembuhan".

"Baik Dok, terimakasih kasih".

"Terima kasih kembali, kalau begitu saya permisi".

Firen langsung menemui sang mama dan begitu juga dengan keempat sahabatnya yang juga ikut masuk. Firen duduk di tepi brankar yang menjadi tempat pembaringan sang mama. Perasaan begitu dicampur adukkan, iya masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Alaya sejak tadi. Firen menggenggam tangan sang mama dengan tangannya yang bergetar, iya menangis sejadi-jadinya sambil berulangkali mencium tangan Alaya.

"Ma, cepat bangun. Firen gak mau mama sakit kaya gini. Firen udah salah sama mama, bahkan firen gak  peduli sama kondisi mama saat itu". Iya menangis sesenggukan sambil berucap.

"Lo yang tenang, jangan kaya gini". Ucap Nero menguatkan.

"Tante Alaya pasti bakal siuman kok, kita berdoa aja". Sela Azar sambil merangkul pundak firen. Iya menghapus buritan Bening yang kian sudah membasahi pipinya, matanya memerah, bahkan penyesalan terus saja menghantui pikirannya.

Perlahan tangan Alaya bergerak didalam genggaman firen hingga membuat anak itu beralih kembali menatap wajah sang ibu yang matanya sudah sedikit terbuka. "Ma. Mama udah sadar". Firen bertanya pelan. Alaya meraba wajah putranya sambil mengangguk dan mengatakan sesuatu. " Mama baik-baik aja". Firen langsung memeluk sang mama dengan kuat.

"Syukur deh Tante Alaya udah siuman. Gue gak tau apa jadinya firen jika suatu hal buruk terjadi Sama Tante Alaya. Pasti dia Bakal nyesel banget". Ucap Andra bernafas lega.

"Melvin, emangnya firen punya masalah apa sih?". Tanya Nero penasaran.

"Gue juga belum tau, dia belum cerita". Sahut Melvin santai sambil memainkan ponselnya.

"Firen ". Panggil Alaya pelan.

"Iya ma".

"Mama minta maaf ya, mama begitu egois Sama kamu. Bahkan Mama gak peduli dengan perasaan kamu. Mulai sekarang kamu berhak mutusin kehidupan kamu kedepan. Mengenai perkataan mama jangan terlalu dipikirkan lagi ya". Firen terdiam sebenernya iya tidak mau membuat orang tuanya kecewa tapi iya juga tidak mau jika harus di jodohkan apalagi statusnya masih menjadi pacar orang lain.

Air Mata Dilangit Allerton Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang