Hari sudah larut malam di keluarga chiko yang baru saja selesai bakar-bakar serta asik mengobrol bahkan bercanda bareng seakan mereka memang keluarga bahagia yang seutuh nya.
Kini mereka sedang duduk asik di bawah terang nya bulan di malam hari ini, bahkan angin yang berhembus membuat suasana semakin tenang untuk di nikmati.
"Bunda sama ayah kamu sehat shan?"tanya boby
"Shani belum lagi ke sana terakhir shani liat waktu di rumah sakit. Soal nya shani sibuk di kantor bareng tama"
"Bukan nya kamu cuma mangang kenapa sibuk banget keliatan nya?"
"Shani gantiin oniel waktu itu"
"Ouhhh"
"Asik banget di liat-liat papih sama cici ngobrol nya"ucap christy yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah shani
"Udah kenyang?"tanya shani sambil menggandeng christy dan menyenderkan kepala nya kepada christy
"Kenyang banget "
"Shan"panggil chiko yang membuat shani menoleh kearah nya.
Chiko pun langsung memberi kode kepada shani agar dirinya pergi mengikuti dirinya
"Eumnn dek cici kesana dulu ya"ucap shani di angguki cristy
Shani serta chiko pun langsung pergi masuk kedalam rumah nya. Disana shani hanyamengikuti langkah chiko entah kemana mereka akan pergi
Kini mereka tiba di salah satu pintu yang mungkin shani tidak tau ruangan apa di dalam nya.
"Masuk"gumam chiko. Disana shani hanya nurut masuk kedalam ruangan
Setiba nya di dalam shani tau bahwa ini adalah kamar nya chiko, terlihat di dalam kamar yang sangat elegan serta menggambarkan bahwa ini benar-benar kamar pria.
Chiko yang baru saja menutup pintu kamar yang membuat shani menoleh kearah nya
"Kita hari ini satu kamar dulu. lo tidur di kasur, gue di sofa"gumam chiko
Shani yang merasa tak enak masa iya chiko tidur di sofa sementara dirinya di ranjang.
"Gapapa gue yang di sofa aja"gumam shani yang membuat chiko menoleh
"Udah gue aja"
"Gue ga enak masa iya gue yang di kasur "
Chiko pun langsung bangkit dari duduk nya lalu beranjak kearah shani dan dirinya langsung berbaring di ranjang
Shani yang menatap chiko seperti itu sontak dirinya langsung beralih ke sofa
Seketika saat shani ingin duduk chiko menghentikan nya"Ngapain?"ujar chiko
"Tidur di sini"
"Sini"
"Hah?"
"Tidur di sini"gumam chiko dengan menepuk kasur di sebelah nya
"Sa.....tu... ranjang?"ucap shani gugup
"Ya terus emang lo mau tidur sofa."
"Ngaa sih"
"Yaudah sini"
Dengan ragu shani pun mendekat kearah chiko dan berbaring di ranjang di samping chiko
"Soal omongan tadi di meja makan lo ga bener akan lakuin itu?"tanya shani
"Kalo lo siap sih ayo aja "ucap chiko berniat hanya bercanda
Plakkk
Kepala chiko di pukul oleh shani yang membuat chiko meringis kesakitan karna memang pukulan nya cukup keras
"Sakit astaga"gumam chiko
"Lagian lo ngomong nya gitu, gue masih kuliah ah elah masa iya gue hamil"
"Jadi kalo udah beres kuliah boleh?"
"Tama😫"
"Dih kan lo yang ngomong tadi, jangan-jangan lo suka ya sama gue hayo ngaku sampe mau punya anak dari gue"
"Mata mu punya anak di sentuh lo aja ogah"
"Yakin?"
"Ya yakin lah"
Chiko pun mendekat kearah shani bahkan jarak antara kedua nya sangat dekat. Shani merasa heran mengapa sikap chiko mendadak berubah seperti ini, ini seperti bukan chiko shani kenal, chiko yang sebenar nya cuek,dingin,jarang banyak bicara apalagi ga pernah sampe menggoda seperti ini.
"Baru di deketin aja muka lo merah apa lagi gue sentuh dah ke bakar tu muka"gumam chiko lalu dirinya pun langsung menjauh kembali dan berbaring menatap kembali atap
"Isshhhh ngeselin"kesal shani namun hanya mengucap saja tidak melakukan apapun
Tak ada yang terjadi apapun saat itu selain mereka hanya tidur meskipun kedua nya susah tidur tapi mereka memaksakan untuk memejamkan mata nya
****
Di sisi lain zee yang di panggil oleh oppa atau kakek nya, dirinya kini sudah berada di ruangan kakek nya sedang menunggu apa yang di ucapkan sang kakekSudah 5 menit di ruangan itu namun tak ada pembicaraan antara kakek dan zee. di sana zee yang sudah mulai geram dirinya membuka suara"Oppa kenapa manggil zee?"tanya zee
Mendengar zee berbicara oppa menoleh kearah zee dan menghentikan aktifitas nya, lalu oppa melipatkan tangan nya dan menatap zee.
Zee yang di tatap merasa kikuk karena takut dengan tatapan kakek karna memang kakek jarang sekali berbicara sekali nya berbicara itu menyangkut hal yang penting.
"Perusahaan yang di jakarta selatan akan oppa berikan ke kamu, dan kamu kelola dengan baik sampai perusahaan itu menjadi besar "
"Itu perusahaan kecil oppa, apa gaada yang lebih besar? Tama saja oppa kasih perusahaan yang besar "protes zee
"Dia berusaha sendiri sedangkan kamu terima jadi "
"Perusahaan yang di bandung? Itu oppa kasih kan tanpa persyaratan apapun, oppa dari dulu memang selalu manjain tama tapi oppa lupa kalo aku juga cucu oppa, oppa dulu selalu kasih apa yang tama mau sedangkan aku? Minta mobil saja oppa ga pernah kasih padahal aku butuh itu, oppa selalu bandingin aku sama tama apa sih yang membuat oppa sesayang itu sama tama"kesal zee lalu dirinya pergi dari hadapan oppa keluar menuju pintu karna merasa kesal zee sampai membanting pintu
"Anak itu selalu saja seperti itu"gumam oppa dengan menggelengkan kepala nya
Memang dari dulu oppa selalu memanjakan chiko karna oppa tau jika chiko tidak pernah di manjakan sedangkan zee ia selalu di manjakan kedua orang tua nya.
Soal perusahaan sebenar nya oppa tidak memberikan begitu saja kepada chiko melainkan memang dari dulu chiko selalu menyimpan uang yang di berikan oppa dan jadi lah chiko membeli perusaan oppa yang di bandung, soal perusahaan yang di jakarta itu memang usaha chiko sendiri dari mulai nol
Jadi oppa tidak pernah memberikan chiko perusahaan sedikit pun mungkin nanti ada warisan dari oppa namun tak sebanyak apa yang akan di berikan kepada zee karna warisan itu masih menjadi rahasia
Zee yang nampak nya sedang kesal dirinya pergi ke club untuk sekedar menenangkan pikiran nya.
Zee sebenar nya merasa iri dengan pencapaian chiko di usia muda nya sudah memiliki perusahaan.
Zee yang pulang ke indonesia memang ingin meneruskan perusahaan papah nya namun perusahaan papah nya tidak sebesar perusaan chiko
waktu dahulu memang ayah chiko dan papah zee selalu memperebutkan perusahaan yang kini di pipin oleh chiko
Sejak dulu, orang tua zee ataupun chiko mereka tidak berhasil mendapatkan perusahaan yang di bandung. hingga pada akhir nya di usia chiko 20 tahun chiko membeli nya
Memang berat memimpin perusahan yang ada di bandung sampai orang tua zee yang emang pada dasar nya pintar mengelolah perusaan ke walahan karna waktu itu menggantikan papah chiko yang sudah meninggal, jadi sementara waktu papah zee yang meneruskan nya, papah zee hanya di uji coba saat itu untuk memimpin perusahaan itu hingga pada akhir nya papah zee menyerah karna memang sesulit itu mengelola perusahaan yang di bandung dan hanya chiko dan oppa yang bisa mengelola perusahaan yang di bandung.
Lanjut???