17. Tentang Tari

2.9K 487 48
                                    

Double update dongg!

Rajin update kali lah asem nih😩✋️
.
.
.

Jerry dan Kalya, keduanya kalut dengan pemikiran masing-masing. Jerry yang meminta Kalya tinggal dengannya malam ini, tapi lelaki itu pun tak kunjung membuka cerita seperti yang dia janjikan pada Kalya. Keduanya diam dalam posisi berbaring menghadap langit-langit kamar. Kalya tidak ingin mendesak Jerry, dia paham kekasihnya butuh waktu. Perlahan, Jerry merubah posisi berbaringnya menghadap Kalya. Dipandanginya wajah Kalya yang dibalas oleh sang empu. Kalya tersenyum lembut, tangannya terulur membelai kepala Jerry. Mata Jerry memejam, mendapat kenyamanan.

“Aku perlu chat Papamu gak Kal? Kamu gak pulang malam ini.” Jerry membuka matanya.

“Kamu mau liat aku dicoret dari KK karena bermalam sama duda?”

Jerry tertawa pelan. “Kamu ganti baju dulu aja, baju yang kamu pakai sekarang kurang nyaman buat tidur. Aku ada simpan kaos sama celana pendek di sini.” Kalya hampir bangun, tapi Jerry menahan tangan kekasihnya. Jerry mencuri kecupan di bibir Kalya, baru setelahnya membiarkan Kalya berganti pakaian di kamar mandi. Sementara Jerry hanya melepaskan jeansnya, menyisakan celana pendek dan kaos yang masih sama seperti sebelumnya. Jerry menepuk-nepuk tempat di sebelahnya ketika Kalya keluar dari kamar mandi, memberi kode agar Kalya duduk di sampingnya. “Kegedean dikit, tapi gak apa-apa, kamu tetap cantik.”

Kalya tersenyum. “Sehari gak bikin aku salting aja kayaknya gak bisa ya Mas?”

“Gak bisa, cause u are so special.” Jerry meraih tangan Kalya. Dia menggenggam dan mengelusnya. “Mau tau tentang Tari dari mana?”

“Awal pertemuan kamu dan Mbak Tari.”

Jerry mengangguk paham. Matanya menatap lurus kedepan untuk melihat jauh ke belakang, ke masa lalunya. “Mungkin kamu pernah denger orang-orang nyebut aku dulu buaya or playboy. Itu gak salah, aku punya banyak cewek pas masih sekolah menengah atas. Bukan salah aku juga sih banyak cewek yang mau sama aku, soalnya dulu aku ganteng banget. Pacarmu ini primadona sekolah, belum lagi aku anak basket, pinter, ikut lomba akademik dan non akademik sana sini. Kebayang, 'kan kamu gimana kerennya aku? Anak jaman sekarang mah lewat.” Jerry menyombongkan diri, membuat Kalya merotasikan bola matanya malas. Meski dalam hati Kalya mengakui jika kekasihnya sangat tampan, bahkan sampai sekarang. “Gimana? Udah eneg denger kesombongan aku?”

“Udah, tapi masih bisa ditahan, belum aku muntahin.”

Jerry terkekeh, dicubitnya pipi Kalya.

“Lanjut Mas buruan.”

“Cium dulu.” Alih-alih cium, pukulan di perut yang Jerry dapatkan. “Astaga Sayang, sakit banget.”

“Bodo amat. Cepet lanjutin.”

“Iya iya. Pokoknya masa sekolah aku bener-bener berwarna, dari gelap sampai terang benderang. Aku suka main cewek, suka minum diem-diem, mabok udah gak keitung deh berapa kali. Sampai tiba di hari aku tanding basket antar sekolah. Malam sebelum pertandingan itu, aku dan Saga minum yang bener-bener banyak, sampai paginya efek alkohol itu belum hilang. Kita masih keliyengan, gak fokus, cuma kita maksain diri buat berangkat lomba. Sampai di depan pelatih, habis aku sama Saga diomelin karena kecium bau alkohol. Pelatih awalnya gak mau make kita, tapi Saga kaptennya, dan peran aku juga gak kalah penting, ditambah kita kekurangan pemain cadangan. Yowes, bablas aja kita masuk lapangan. Kamu taulah kalau awalnya aja udah jelek, kedepannya juga bakal gak beres. Kepala aku pusing sepanjang pertandingan, terus aku nubruk pemain lawan kenceng banget sampai aku jatuh pingsan. Gak tau gimana ceritanya, pas bangun aku ada di ruang UKS gitu dan di samping aku ada Tari. Dia petugas PMR di pertandingan hari itu.”

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang