Gara memasuki lapangan basket Indoor sekolah dengan wajah datar kemudian melemparkan tasnya ke arah kursi penonton dekat tempatnya berdiri. Tadi Gara dan teman-temannya sedang bersenang-senang dengan Ares tetapi entah kenapa Gara merasa bosan dan memilih meninggalkan taman-tamannya kemudian melampiaskan kebosanannya kepada bola basket. Gara memang suka bermain basket bahkan sepertinya dia sudah menjadikan olahraga satu itu sebagai hobi dan pelariannya ketika sedang bosan.
Setelah mengambil bola basketnya Gara mulai memantulkan bola basket itu ke lapangan kemudian melemparkannya ke dalam ring basket.
Shoottt
Tentu saja lemparannya tepat sasaran, lama Gara menikmati permainannya hingga ia mungkin mulai lelah, ia kemudian mengambil bola basketnya dan berjalan menuju tasnya berada.
Dukk
"Auhhh!"
Gara terkejut saat tidak sengaja dia mendapati seseorang sedang tertidur di dekat kursi penonton, orang itu tertidur di samping kuris penonton dan hal itu membuat Gara tidak melihatnya sejak berada di sana. Gara yang terkejut refleks melempar bola basketnya ke arah orang itu, dan tentu saja orang itu mengaduh sakit karena bola basket yang menghantam kepalanya.
"Akhh"
Auri bangun dari posisi tidurnya sambil memegangi kepalanya yang sepertinya benjol karena di hantam bola basket yang keras. Gadis itu mengambil bola basket yang tadi mengenainya di dekatnya, tatapannya kemudian mengarah pada cowok yang berdiri menjulang di depannya yang masih menatapnya shok.
"Gila Lo ya! Lo gak liat ada orang disini hah?! Main lempar-lempar aja!" Omel Auri menatap Gara kesal.
Tersadar dari rasa shoknya kini Gara gantian menatap Auri heran.
"Salah Lo ngapain tidur disitu" ucap Gara tenang dan hal itu kembali membuat amarah Auri meledak.
"Enak aja! Ini itu salah Lo yang udah lempar gue bola basket! Lo yang salah pake nyalain gue lagi!" Ucap Auri tidak mau kalah, ia sangat marah pasalnya kepalanya rasanya nyut-nyutan sekarang.
"Kalau gak tau main tuh mending gak usah main, ngerugiin orang aja"
"Lo ngatain gue gak bisa main?" Tanya Gara sambil memiringkan kepalanya.
"Iya! Kalau Lo bisa main gak mungkin nih bola bisa sampe kena kepala gue!"
Gara menyeringai mendengar ucapan Auri, gadis itu cukup menarik menurutnya dan sepertinya gadis itu tidak tau siapa dirinya.
"Kenapa Lo senyum-senyum gak jelas gitu? Udah gila Lo?"
"Lo bisa main basket?"
"Hah?"
"Gue tanya Lo bisa main basket?"
"Bisa!" Auri menatap Gara menantang, sepertinya cowok itu meremehkan dirinya, dia memang kecil dan pendek tapi jangan salah, selain pandai taekwondo Auri juga pandai bermain basket.
"Kalau gitu ayo main sama gue"
Kini gantian Auri yang tersenyum menyeringai menatap Gara.
"Ogah! Dapet apa gue kalau main sama Lo? Paling dapet capek, udah dapet sakit dapet capek pula, jelaslah gue gak mau" setelah mengatakan itu Auri hendak pergi tetapi ucapan Gara selanjutnya menghentikannya.
"Gimana kalau kita taruhan, kalau Lo menang gue bakal kasih 5 jt?"
Mendengar tawaran Gara dan dan hal berbau uang langsung saja Auri memutar langkahnya dan kembali menghadap cowok itu.
"5 jt? Lo serius?" Tanya Auri dengan wajah antusias, sekali lagi Gara menarik seringainya melihat reaksi gadis itu, sepertinya ia tau sekarang apa yang disukai oleh gadis itu. Mengetahui itu Gara berdecih pelan, 'dasar cewek matre' pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A pair of wings
Novela JuvenilDua pasang mata itu bertemu di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang di hadapan mereka, saling menatap dari jauh dengan tatapan sendu membawa mereka pada ingatan masa lalu yang pernah mereka lalui bersama. "Hormat kepada Kakakku yang paling kua...