Arzeya || 57

996 61 12
                                    

Haloooooooo.

Apa kabar? Semoga baik-baik aja ya!

Langsung aja happy reading!

⚠️Part ini mengandung ucapan kasar, bijaklah dalam membaca⚠️

*****

Bisa di bilang kini Zeya sudah lepas kendali menghadapi anak buah Lorenzo yang telah memukulnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa di bilang kini Zeya sudah lepas kendali menghadapi anak buah Lorenzo yang telah memukulnya tadi. Ia sudah tidak merasakan sakit lagi di tubuhnya yang terdapat banyak luka lebam.

Zeya mencengkeram erat kerah baju anak buah Lorenzo yang sudah babak belur tersebut. Ia menyudutkannya di tembok.

"Masih mau sok jagoan lo?!" bentak Zeya yang sudah muak.

Sedangkan yang ditanya hanya diam. Jangankan untuk berbicara, bernafas saja rasanya sesak akibat dari serangan Zeya yang brutal.

"Jawab, bangsat!" geram Zeya. Nafasnya terengah-engah merasakan amarah yang begitu membuncah dalam dirinya. Kini dirinya sudah tidak terkendali lagi.

Alister, Kenzo, Agas, Gavin, Arslan dan Dion hanya memandang Zeya. Karena percuma jika Zeya sudah lepas kendali maka sulit untuk di tenangkan. Sedangkan Arsha masih tergeletak di lantai, ia berusaha keras untuk duduk.

"Mana cara licik lo tadi, hah?! Cuma berani dari belakang?! Cupu, lo!"

"L-lepasin g-gue," lirih orang tersebut dengan sisa tenaga yang dia punya.

"Mau banget gue lepasin?" ucap Zeya dengan nada yang pelan namun tajam.

"Mimpi lo, pengecut." lanjut Zeya kemudian membanting anak buah Lorenzo hingga ia tergeletak di lantai.

Zeya mendekat ke arah, anak buah Lorenzo. Ia mengangkat kaki kanannya, bersiap untuk menginjak-injak anak buah Lorenzo tersebut.

Di saat kakinya hampir menyentuh anak buah Lorenzo yang tergeletak tersebut, tiba-tiba tubuhnya berputar membelakangi anak buah Lorenzo. Tubuhnya terasa hangat di pelukan yang ia rindukan selama ini.

"Udah cukup, oke?" pintanya dengan suara yang lembut. Air mata Zeya keluar dengan sendirinya. Amarahnya yan tadinya meledak-ledak kini sudah padam hanya dengan sebuah pelukan.

"A-Arsha..." lirih Zeya kemudian mendongak ke arah orang yang memeluknya erat yang tak lain adalah Arsha

"Iya, aku disini. Kamu tenang ya?" balas Arsha dengan tatapan yang teduh.

Mendengar kalimat itu, membuat Zeya meneteskan air matanya lagi. Zeya kemudian membalas pelukan Arsha tak kalah erat.

Satu tangan Arsha beralih mengelus rambut Zeya dengan lembut. "Kamu hebat, udah berjuang sampai di titik ini." bisiknya dengan lembut.

Prok prok prok.

Suara tepukan tangan yang mengganggu suasana saat ini. Mereka yang berada di ruangan menoleh ke arah pintu dan terdapat Lorenzo di sana.

ARZEYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang