"Ya udah deh aku mau."
Aku langsung menatap Galaksi.
"Tapi ada syarat yang mesti disepakati," kata Galaksi serius.
"Apa itu?"
Galaksi bergeming. "Tar dulu aku ambil kertas sama pulpen," ujarnya sambil lalu. Langkah pemuda itu tertuju pada kamar yang cuma ada satu di rumah ini.
Aku mengerucut bibir. "Memang apa sih syaratnya sampai harus ditulis segala," ujarku sambil terus menatap kamar Galaksi yang pintunya sudah tertutup.
Ternyata sudah lewat dari lima menit si ojol ganteng itu tidak juga menampakkan batang hidungnya. Aku yang bingung mau apa akhirnya memilih duduk di lantai ruang tamu.
Heran juga sama isi rumah ini. Perlengkapan dapur dan kamar mandi semuanya lengkap. Sampai oven dan microwave ada. Bahkan kulkasnya aja yang dua pintu dan tinggi.
Namun, kenapa untuk kursi tamu saja tidak ada. Cuma ada selembar karpet biasa dan sebuah boneka beruang besar. Lumayan boneka ini bisa aku gunakan untuk tiduran sambil menunggu si ojol itu ke luar dari sarangnya.
Menunggu adalah hal yang menjemukan. Wajar jika aku didera rasa kantuk. Apalagi efek lelah membuat badan ini butuh rehat. Namun, baru juga memejamkan mata, sebuah tepukan di pipi membuatku kembali terjaga.
"Nih." Galaksi menyodorkan selembar kertas dan pulpen saat aku membuka mata.
"Apa ini?" Suaraku cukup lemah saat bangkit dari rebah.
"Baca, kalo setuju tanda tangan di bawah," balas Galaksi datar.
Aku menerima kertas dan pulpen tersebut. Lalu menggosok mata sebentar agar jelas melihat tulisan yang tertera. Ada tiga point yang tertulis.
"Satu, karena statusnya pernikahan bohongan maka diharapkan tidak melibatkan perasaan antara pihak satu dan dua. Pihak satu yang dimaksud adalah Galaksi dan pihak kedua adalah Andara."
Aku langsung menatap Galaksi saat membaca poin pertama. Seperti biasa reaksi pemuda itu datar saja.
Pede sekali makhluk yang satu ini, dikira aku ada perasaan sama dia. Andai bukan demi Ibu, aku juga ogah memintanya jadi suami sewaan.
"Dua, kehidupan berjalan seperti biasa. Pihak satu dan dua tinggal sendiri-sendiri sama seperti belum kenal. Kecuali kalau mau ketemu keluarga pihak kedua baru nanti dicarikan solusi."
Aku menyipit saat membaca poin yang kedua. "Maksudnya apa sih?" tanyaku serius bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Cuma Ojol Ternyata Sultan
HumorJangan menilai seseorang hanya dari luar. Sepertinya pepatah itu cocok disematkan untuk Andara. Gadis itu tidak menyangka jika tukang ojek yang hendak ia sewa sebagai suami bohongan ternyata adalah seorang Sultan. Pantas saja Andara sempat ditolak m...