Hujan Petaka #9

41 6 0
                                    

Mereka segera membawa Lita dan Fia kebawah sebuah pohon yang cukup besar,masih ditemani hujan yang turun

Adi langsung membawa kerir kerir yang selesai ia bawa kesana juga,hawa dingin terus menusuk hingga ke tulang,resiko hipotermia akan semakin besar ditambah mereka hanya berdiam diri disana

Beberapa menit kemudian hujan reda dan tidak selang lama Fia sadarkan diri walau tidak dengan Lita,Edwin bergegas mencoba mengeluarkan kompor minyak dari kerir dan beruntung masih bisa digunakan,walau perlu sedikit diperbaiki

Adi memberikan roti yang masih tersisa di kerirnya

"Kerir belum semua di?" Tanya Anto

"Ah iya,tadi keburu kedinginan gue" kata Adi

"Yaudah lo jaga Fia,biar gue yang cari, udah ga hujan juga" ujar Anto

Adi hanya mengangguk,dan Anto mulai mencari keberadaan kerir itu dengan menggali gali bekas lelongsoran dengan pisau dan tangannya

Setelah beberapa galian Anto menemukan ujung kerirnya yang mulai terlihat,Anto mempercepat galiannya,di sisi lain Edwin berhasil mengurus kompor minyaknya dan siap memasak air

Setelah setengah badan kerirnya tergali Adi kemudian berteriak

"Lita bangun"

Edwin langsung menghampirinya dan Anto mempercepat galiannya, hingga akhirnya Anto berhasil mengambilnya

Anto segera menghampiri teman temannya sembari menarik kerirnya,Edwin langsung memberikan segelas air hangat ke Anto

Anto meminumnya perlahan karena memang masih terasa cukup panas di mulutnya,namun ketika Anto melirik ke Edwin nampak Edwin meminum air itu dengan begitu cepat

Padahal nampak masih terdapat asap yang cukup pekat dari air yang ia minum seperti masih mendidih, Edwin langsung balik menatap Anto dengan wajahnya yang datar membuat Anto langsung membuang mukanya ke lain arah

"Anto,kita istirahat dulu kan? Ga kuat" kata Lita

"I~"

"Enggak, selesai ini kita lanjut jalan" potong Edwin

"Edwin" ujar Anto heran

"Kita ga bisa lama lama disini" kata Edwin

"Lo gila?" Tanya Adi

"Kalian yang bakal gila kalo lama lama disini" kata Edwin

Edwin berjalan dan mengakat kembali barang barangnya ke kerir

Setelah itu Edwin kembali menghampiri mereka"ayo" katanya

"Edwin" rengek Lita

"Kerir Lita gue yang bawa,kalo ga kuat jalan biar digendong Anto aja" Edwin langsung mengambil kerir Lita dan menggendongnya di dada

Lita membuang nafas dengan berat"gapapa,bisa ko"

"Ga usah neko neko" Anto menempatkan kerirnya didepan dan duduk berlutut membelakangi Lita untuk mempersilahkannya naik ke punggungnya

Adi menggendong kerir Fia di dadanya dan membantunya berdiri "bener bisa?" Tanya Adi

Fia mengangguk

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dengan posisi Edwin sebagai leader,disusul Fia,Adi, dan Anto bersama Lita sebagai swiper

Awal perjalanan terasa begitu sulit dengan jalanan yang licin pasca hujan, beberapa kali mereka hampir terpeleset atau tersandung akar yang menghalangi

Hawa dingin terus merangsang hingga ke tulang dengan angin yang terus berhembus membuat badan merinding seketika

Nazar (gn Slamet) ~•on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang