Perdebatan kecil

146 4 0
                                    


Ariya dan Azril kini sedang berdebat karna masalah yang Ariya buat dan itu membuat Azril naik darah

"Kau gila?!" Teriak sang Abang yang suaranya memenuhi satu rumah untungnya Claudia sedang menginap di rumah nenek

"Ini hak Ari! dan Abang ga bisa membatah!" yang tadinya ariya duduk manis kini bangkit menghadap Azril

"Kau selalu merokok dan melanggar aturan yang Abang buat demi kesehatanmu! Kau bodoh karna tidak bisa mendapatkan nilai yang baik kerjaan mu hanya bermain dan bermain sekali kali otaknya dipake!" Suara Abang menggelegar membuat telinga Ariya panas karna suara bang Azril

"Iya! Karna Ari ga suka di atur, dahlah minggir cape ngomong sama orang yang penuh aturan" Ariya jalan Melawati Azril yang diam mendengar ucapan adeknya

Ariya benar ini hidupnya bukan hidupmu dan yang hanya bisa mengatur hanya dirimu sendiri bukan orang lain ataupun keluarga

Di dalam kamar Ariya menutup pintu dan duduk dan menutup mukanya dengan lutut merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan memang ini belum seberapa tapi ini benar-benar sakit

Hatinya serasa di tusuk berkali kali mendengar ucapan dan makian dari abangnya sendiri tentu Ariya sadar karna ini ulahnya tapi Abang juga salah karna telah memaki adeknya sendiri

Ariya menangis sejadi-jadinya di dalam kamar meluapkan semua emosi yang ada di dirinya melempar semua barang yang ia lihat termasuk foto keluarga yang ia pajang di meja belajarnya...

Ariya kembali terduduk di lantai ini benar-benar sakit ta ada obat yang bisa menyembuhkan sakit ini

"ARGHHH!!!! ABANGSAT!!!" teriakan terakhir yang ia keluarkan sebelum kembali menangis

Cklekk pintu terbuka,sial Ariya tidak mengunci pintu

Tentu siapa lagi yang berani masuk kedalam kamarnya selain Abangnya sendiri

Ariya membuka laci dan mengambil pisau lipat lalu mengarahkannya kepada Azril

"Ah...Ari come on kita bicara lagi baik baik" Azril memintanya untuk kembali berbicara dengan lebih santai walaupun ia pun takut jika dia tidak bisa mengontrol emosinya

"MUNDUR!!" Ariya menyuruh Abangnya mundur dengan pisau lipat yang masih dipegangnya

Dengan tekad Azril mendekati dirinya kepada Ariya

Srett goresan di pundak Azril sial darah mengalir bahkan menembus baju

Ariya tersadar lalu menjatuhkan pisaunya dan menatap sendu Abangnya

"I'm okay" Azril mengatakan kalimat penenang dan menunjukan senyuman manisnya yang terukir diwajahnya dan

Azril memeluk tubuh Ariya walaupun pelukannya ta kunjung terbalas

"Jangan ngerokok jangan balapan lagi okay?" Dua aturan yang di buat Azril dan itu selalu dilanggar oleh Ariya

Beberapa menit setelah itu Ariya dan Azril memutuskan untuk beristirahat sejenak merebahkan diri mereka

Posisi mereka yang saling berpelukan di atas kasur membuat siapapun merasa iri

Ariya tertidur lelap di pelukan sang Abang omg ini sangat lucu

Azril mengusap surai rambut adeknya lalu menciumnya "kalo Abang ga disini kamu gimana nanti?"

Dan itu lah Kalimat sang Abang sekaligus penutup dari bagian cerita ini

Selamat istirahat semuanya, tidur yang nyenyak mimpi indah next time lagi kita ketemu

Ariya anak tengah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang