Setelah acara graduation berakhir 7F memutuskan untuk bermain di markas untuk yang terakhir kalinya, mereka bermain dan bercanda seperti hari hari sebelumnya, ini akan menjadi sejarah dimana tujuh jiwa penuh luka di pertemukan dan di tempat ini akan menjadi saksi betapa kerasnya mereka menyembuhkan luka mereka masing masing
Andy dan Naren memasang spanduk yang sudah di tanda tangani oleh tujuh serangkai itu
Setalah spanduk terpasang Renja mengatakan "yah kita akan break"
"Ho'oh Ariya ke Paris Naren ke Jogja Renja ke Bali Andy ke Garut Raiysa ke Jakarta Mahesa ke Jatinangor cuma Gue doang yang stay di Bandung" jelas Putri yah gimana ga kesal teman temannya pada pindah keluar kota/negri sedangkan dia? dia harus tetap di Bandung
"tenang put nanti kalo udah selesai kuliah kita bakalan ngumpul kaya gini lagi kok tenang aja, sans" jawab Raiysa
Hari ini hari dimana mereka bener benar berakhir entah nanti mereka akan bertemu lagi atau tidak itu tidak ada yang tau yang penting hari ini mereka harus menciptakan momen baru bersama momen yang harus terus diingat bahwa ada tujuh jiwa yang pernah bermain di rumah kosong ini
Sedih rasanya meninggalkan teman teman yang selalu ada dan selalu bisa diandalkan huhh... Bagaimana tidak disaat susah senang mereka selalu bersama
hari sudah mulai menjelang sore mereka memutuskan untuk kembali pulang ke rumah masing-masing tapi sebelum itu mereka menitipkan markas mereka kepada Rehan tetangga
"Bang rehan kita titip yah bang" ucap Mahesa dan rehan hanya mengangguk ia ikut merasakan apa yang mereka rasakan saat ini
/Skip/
*Sesampainya di rumah Ariya*Niatnya sih Ariya pengen siapin barang apa aja yang harus dibawa ke Paris biar besok ga rusuh rusuh amat tapi putri malah ikut pulang ke rumah ariya
"Lu napa ikut tidur di rumah gue sih ah" tanya ariya dengan nada kesal
"Ya emang napa masalah?" jawab putri dengan datar
Mereka berdua masuk kedalam rumah sederhana penuh kenangan itu
Rumah dengan tembok putih halaman dengan taman dan kolam kecil dan kursi yang sering diduduki oleh Azril dan teman temannya
"aaaaa Claudia sini sama teteh" ucap putri yang kesenangan melihat adek kecil Ariya, dan yah Claudia nurut nurut aja bahkan dicium dan peluk oleh putri pun ia tidak merengek
Ariya menghiraukan peristiwa tersebut dan memilih untuk duduk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah
"Dek Riya udah pulang? eh ada si cantik putri apa kabar sayang?" Basa basi dari bunda dan itu membuat Ariya kesal
"Ah baik tante" jawab putri dengan sopan
Ariya naik ke lantai atas dan masuk kedalam kamarnya, masih sama masih persis sama seperti dulu tidak ada yang berubah
Ia mengambil pakaian lalu handuk dan menuju kamar mandi yang berdepanan dengan kamar Azril
Entah bisikan dari siapa ariya merasa sangat panasaran dengan kamar Abangnya lalu ia putuskan untuk masuk ke dalam kamar
"Hai adek" sapa nya, ariya merasa bingung siapa yang memanggilnya?
lampu ia nyalakan dan terlihat sosok yang ia tangisi berhari hari itu Azril?
Azril tampak santai dengan pakaian yang Azril kenakan saat kecelakaan
dia duduk di atas kasur dengan novel terbarunya omg ini seperti mimpiAriya kembali berjatuh tidak menyangka ada abangnya disini
"A-abang" ucap ariya terbata bata
"Gue bakalan tetep disini jagain rumah ini bahkan jika ada penghuni baru disini gue bakalan jagain mereka seperti gue ngejagain lu" ucapnya ketus
"dan buat lu jaga diri sendiri inget pesan pesan gue" sambungnya
Ini suara Azril sosok yang ariya rindukan tapi itu tidak berlangsung lama karna sosok itu telah kembali hilang
_"gue egois karena gue maksa untuk tetap sama lu"_ -Azril Prdisma Putra
'THE END'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariya anak tengah
Novela JuvenilAriya anak tengah Ariya Pradisma Putra yang biasa di pangil dengan bang Ari,atau dek riya tapi teman temannya memangilnya dengan sebutan 'iya' bebas kalian mau memangilnya dengan sebutan apa Ariya memiliki 1 kakak laki laki dan 1 adik perempuan bi...