....

397 30 10
                                    

Lama banget ya hihi!!!
Maaf yaa aku lagi sibuk sibuk nya, ga deng becanda lagi so sibuk aja sebenernya.
Udah ah ayo lanjut bacanya!!

***

"Tidak perlu terlalu khawatir, saya baik baik saja untuk sekarang, tapi tidak tahu nanti." Ujar Deva yang melihat wajah khawatir Carramel.

Carramel menganggukan kepalanya, "Jika ada sesuatu yang tidak nyaman beri tahu saya pak!"

"Pasti! Karena saya pasti selalu membutuhkan bantuanmu." Deva menghela nafas nya.

"Hari ini jadwal saya apa saja?" Lanjut Deva.

"Tidak banyak pak, hanya ada beberapa meeting di kantor." Jawab Carramel.

Deva hanya mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Jika tidak ada meeting yang mendesak, biarkan yang lain untuk meeting. Hari ini saya harus cek up kesehatan saya, dan kau harus ikut tentunya." Deva menjawab.

Carramel tidak menjawab dia melamun. "Bagaimana Carramel?" Tanya Deva.

"Tentu saja pak, jam berapa kita pergi?"

"Nanti saya beritahu." jawab Deva santai.

Carramel pamit untuk duduk di meja nya. Lalu dia menghubungi beberapa rekan kerja untuk menggantikan ia dan Deva untuk meeting.

Saat sedang asik mengerjakan sebuah dokumen, Cara mendengar suara batuk yang terdengar lirih.Carramel berdiri untuk melihat asal suara itu, disana, didepan sana dia melihat Deva yang sedang terbatuk sambil meremas dadanya kuat. 

Carramel langsung berlari menghampirin Deva yang membukukan tubuhnya. Cara menyentuh bahu Deva lalu menyandarkan pelan tubuh yang terlihat  ringkih tersebut.

Carramel bingung harus berbuat apa. "Pak Deva tenang. Atur nafas nya perlahan ikuti saya pak. Tarik, lalu hembuskan perlahan, sekali lagi, tarik, hembuskan perlahan."

Deva pokus mengatur nafasnya, sedangkan Carramel menghubungi supir pribadi Deva untuk menyiapkan mobil.

"Kita kerumah sakit sekarang ya pak."  Deva hanya menganggukan kepalanya dia masih fokus dengan rasa sakit yang mendera dadanya.

Cara mendorong kursi rodo Deva perlahan. " Jalannya kebelakang, jangan kedepan." Ucap Deva berbisik namun masih bisa didengar oleh Carramel.

Tak lama setelah mereka sudah didalam mobil menuju rumah sakit. Pertahanan Deva runtuh dia menangis dengan rasa sakit yang terus mendera. "Sakit." lirihnya. Cara membawa tubuh ringkih itu kedalam pelukannya. Terlihat bahu Deva yang bergetar, Carramel menggenggam tangan Deva. 

Carramel mengusap punggung Deva sambil mengucapkan kata-kata penenang. "Pak Edi bisa tolong lebih cepat? kasian pak Deva."  Ucap Carramel.

Edi menambahkan kecepatannya. Hingga beberapa saat kemudian mereka datang dirumah sakit.

Beberapa perawat mendorong blankar keluar lalu mengangkat Deva dari dalam mobil. Deva masih sadar sepenuhnya. Dia terus meremas dadanya dengan tangan kanan, lalu tangan kiri ia gunakan untuk menggenggam tangan Caramel.

Sampai didepan pintu IGD Carramel ditahan untuk masuk oleh salah satu perawat. Carramel mengerti, dia melepas tautan tangan nya lalu menatap Deva yang juga menatapnya. Tatapan itu, Cara tau tatapan itu tersirat sorot keputus asa an yang mendalam. Terlintas pertanyaan di benak Carramel 'lantas apa sebenarnya yang terjadi dengan nya?'

Caramell MachiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang