.....

295 28 9
                                    

***

Seperti perintah Vionara, Carramel menemani Deva sambil mengerjakan beberapa dokumen di laptop nya. Setengah jam yang lalu Carramel meminta Edi sopir Deva untuk mengantarkan laptop nya. Ternyata yang datang membawa laptopnya adalah Angga.

"Saya menjadi ragu untuk meninggalkan anda." Seru Angga saat sudah duduk manis di samping kiri Deva.

Carramel yang duduk disofa yang berada di sudut ruang tertarik dengan pembahasan ini.Beberapa saat yang lalu, Angga menjelaskan kondisi Deva yang sebenar-benar nya. Dalam pembahasan tadi, Carramel mendengar bahwa Deva seorang pengidap PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), tak hanya trauma yang di dapat oleh Deva, kecelakaan itu juga merusak paru-paru nya karena tertusuk oleh tulang rusuk yang patah, cedera di kaki nya juga mengharuskan dia untuk tidak dipaksakan berjalan, dan juga penyakit autoimun yang dideritanya sejak dulu.

"Jangan seperti itu Ga, aku bisa jaga diri. Kan ada gantinya juga. Kamu sendiri yang memilihnya untuk menjadi pengganti mu." Jawab Deva lemah.

Angga menganggukan kepalanya pasrah, lalu menatap Carramel. "Saya percayakan semuanya pada mu, saya harap semua akan berjalan dengan baik." Ucap Angga menatap Carramel.

Dalam pembahasan tadi juga, Angga membahas bahwa Carramel tidak hanya menjadi secretaris saja, ternyata carramel juga menjadi asisten  pribadi atau kepercayaan Deva menggantikan Angga.

"Tentu saja sudah menjadi tugas saya." Jawab Carramel yakin dan terdengar tulus di telinga Angga.

Selajutnya hanya suara Angga dan Deva yang mendominasi.  

***

Keesokan harinya, Deva langsung dibawa oleh beberapa perawat ke ruang pemeriksaan. Carramel hanya menunggu di depan ruang tersebut, tak lama Terra dan Vionara datang.

"Bagaimana? Ken sudah masuk" Tanya Terra.

"Sudah pak. Tadi dokter berpesan untuk menunggu disini takutnya pak Deva membutuhkan sesuatu." Jawab Carramel.

Terra dan Vionara menganggukan kepalanya mendengar jawaban Carramel. "Apakah Angga ada datang kesini?" Tanya Vionara. "Kemarin pak Angga kesini hingga malam, sekalian pamitan katanya." Jawab Carramel.

"Saya dengar, kau sebelumnya ketua tim pemasaran. Apakah benar?" Vionara membuka pembicaraan. "Iya bu." Jawab Carramel.

"Saya harap kamu dapat bekerja dengan baik, sebaik Angga." Vionara menatap wajah Carramel.

"Saya akan usahakan yang terbaik bu." Carramel terlihat serius saat mengatakan itu. "Saya peercaya padamu." Ujar Vionara.

Setelah itu tidak ada pembicaraan. Hanya di dominasi oleh Terra yang terus berbicara lewat panggilan telephone. 2Jam sudah mereka menuggu Deva didepan ruangan pemeriksaan, akhirnya seorang dokter pun keluar dari dalam sana.

"Bagaimana Rian?" Tanya Terra. "Semuanya lancar. Hasil lab nya saya akan usahakan agar segera keluar. Sementara menunggu hasilnya keluar sebaiknya Ken dirawat dahulu disini." Jawab dokter Rian.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan ibu, bapak. Setelah melihat Ken saya tunggu diruangan saya. Saya duluan, mari. " Ujar Rian selanjutnya sembari pamit.

Taklama setelahnya terlihat Deva yang berbaring di atas blankar dengan didorong oleh beberapa perawat  keluar dari dalam ruangan pemeriksaan. "Ken" Panggil Vionara."Maaf bu, pak Deva masih dalam pengaruh bius." Ujar salah satu perawat.

Caramell MachiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang