Kamar yang tidak bisa dikatakan besar itu kini terisi oleh orang yang lumayan banyak. Fatah berdiri di sisi Fino dengan Gilang yang tetap berada di dekatnya dengan sikap posesif yang terpancar jelas. Sedangkan Arson berada di sisi kiri Fino dengan Devon yang terus merangkul pada lengannya. Dibelakang mereka Noval dan Yasa yang berdiri sambil bersandar pada dinding.
"Jadi, gimana maksudnya ada anggota Astral di dalem Alter?" tanya Fatah yang penasaran.
Arson melirik Devon. "Mending Devon aja yang jelasin" Mereka berdua saling bertatap selama beberapa detik seolah berkomunikasi lewat pandangan mata. Sampai Arson menguatkan Devon untuk bicara.
Devon mengambil napasnya. "Gua nyampein keputusan obrolan kita kemaren ke yang lain, ngasih tau kalo Alter bakal gak aktif tawuran dulu buat sementara waktu. Awalnya semuanya setuju-setuju aja sampe ada satu orang yang nentang banget keputusan itu. Dia bersikeras mau Alter tetep aktif tawuran dan nolak damai sama Sinister, dia terus provokasi yang lain soal dendam diantara kita bahkan sampe bawa-bawa kematiannya Bang Banu. Gua pikir ya emang setiap keputusan pasti bakal ada orang yang gak setuju, tapi Yasa nyadar kalo apa yang dia bilang soal kematiannya Bang Banu itu detail banget. Padahal yang tau detail itu cuman gua, Noval, Yasa sama keluarganya Bang Banu doang. Anak Alter gak pernah tau tentang itu jadi kalo dia bisa tau, itu mencurigakan banget" Devon menjeda sebentar ucapannya untuk melihat reaksi yang lain. Mereka semua diam dengam ekspresi serius.
"Detail apa yang sampe ngebuat lu curiga?" Gilang bertanya.
"Ditail kalo mayatnya Bang Banu itu kaki sama lehernya patah. Anggota Alter taunya Bang Banu cuman babak belur doang" jawab Devon untuk pertanyaan Gilang.
Yasa menambahkan, "Gak ada yang tau kalo Bang Banu sampe ngalamin patah tulang di beberapa tempat. Tapi, Damar coba buat provokasi Noval dengan bilang 'lo lupa, kalo sebelum mati Banu dipukulin sampe lehernya patah? Kakinya dibuat gak bisa jalan lagi sama mereka biar dia gak bisa kabur. Mereka itu gila. Kriminal'. Secara gak langsung dia kaya lagi ngejelasin tentang kejadian ditempat waktu itu. Kaya dia nyaksiin secara langsung pas Bang Banu digebukin. Menurut gua itu janggal banget, karena Damar gak seharusnya tau sedetail itu bahkan kita aja gak tau bagian kenapa kaki Bang Banu sampe dibuat patah"
"Jadi orang yang lu curigain namanya Damar?" Fatah menggumamkan pertanyaannya yang dijawab dengan anggukan. "Terus gimana lu bisa tau dia anggota Astral? Gak mungkin kan dia ngaku gitu aja?"
"Kalo itu gua juga gak tau. Gua ceritain ke Arson semuanya, terus gua gak tau gimana caranya dia bisa tau kalo itu Damar anggota Astral" Devon menggedikan bahunya bingung sebelum menunjuk pada Arson yang lengannya masih terus dia rangkul.
Arson menghela napas ketika menyadari semua orang menatapnya. "Gak tau. Tanya Bang Fino! Gua cuman oper semua informasinya ke dia" jawab dia seadanya.
Seluruh atensi langsung beralih pada Fino yang duduk dengan santai pada kursi di depan komputer. Dari tadi dia asik bermain game online dari perangkat elektronik itu selagi yang lain membahas masalah ini.
"Fin?" panggil Fatah menuntut penjelasan darinya yang terlihat total abai.
"Ya gitu" Fino menjawab tanpa menatap Fatah sama sekali.
"Gitu gimana?" teriak Fatah dengan nada jengkel karena jawaban aneh yang Fino berikan.
"Gua stalking dia. Sampe ketemu kalo akun medsosnya ada yang berhubungan sama akun Instagram Astral dan nomer WhatsApp dia juga ada di dalem grup Astral. Banyak chattan dia sama orang yang gua tau anggota Astral, ngomongin keadaan di Alter dan perkembangan ngelawan Sinister" Fino yang pandangannya masih fokus pada permainannya, menunjukan flashdisk yang dia pegang. "Semua salinan chattannya udah ada di dalem sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [END]
RandomSinister Series : 1 Sebelum membaca ini disarankan untuk melihat bio profile terlebih dulu!! Kisah sederhana antar ketua geng, dimana Gilang Yogaswara sebagai ketua geng Yoran, memiliki perasaan berbeda terhadap Fatah Hansa Arkana yang merupakan ket...