12 Hadiah Ulang Tahun

461 18 7
                                    



H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

SELAMAT MEMBACA CERITA AKU.
DIAMBIL BAIKNYA DAN DITINGGALKAN

BURUKNYA DI KOLOM KOMENTAR...

NIKMATI CERITANYA, IKUTI ALURNYA....








* * * * * *

Seorang laki-laki baru saja keluar dari kamarnya setelah bergelut mati-matian dengan tubuhnya. Ia kira tadi adalah hari terakhir dia di dunia ini. Tapi Tuhan sepertinya ingin ia menyelesaikan semua penderitaannya. Walaupun rasa sakit dan kebingungan akan terus ia rasakan.

Sepi itu hal pertama yang laki-laki itu rasakan ketika sampai di ruang tamu rumahnya. Kemana semua orang?
"Bunda! Ayah! Bi Ina! "
Panggilnya, tapi tidak ada jawaban dari mereka, dirumahnya memang banyak pembantu, tapi tidak semua ia kenali.

"Ben"
Panggil seseorang dari arah dapur yang membuat laki-laki itu langsung menoleh ke arahnya.
"Aden nyari tuan dan nyonya?"
Tanya pembantu itu setelah sampai di depan majikannya.

Hanya anggukan yang diberikan oleh laki-laki itu. Jujur ia tidak mengenai orang ini.
"Kata tuan dan nyonya, mereka lagi keluar kota. Ada urusan pekerjaan"
Jelas pembantu itu yang membuat laki-laki itu menurunkan alisnya.

"Bi Ina?"
Tanya laki-laki itu lagi.

"Ohh Bok Ina lagi pulang kampung, katanya anaknya yang ada di kampung lagi sakit"
Jawab pembantu itu yang membuat Bara mengangguk samar.
Besok ia harus merayakan itu dengan siapa?

"Yaudah gue mau pergi dulu"
Ucap Bara keluar dari rumahnya. Bara laki-laki yang tadi berusaha mati-matian untuk tetap bertahan.

Bara tersenyum tipis menatap taman bunga di samping rumahnya yang penuh dengan bunga Lily putih. Awalnya taman itu tidak terawat tapi setelah ibunya pergi ke rumah Bara ia melihat banyak sekali bunga Lily putih yang sangat cantik. Dan setelah tahu menantunya menyukai bunga lily putih. Akhirnya ia menyuruh orang untuk mengubah taman itu menjadi taman bunga lily putih.

Lama menatap taman itu akhirnya Bara memutuskan untuk pergi. Dengan kecepatan yang sedang Bara membelah kota jakarta. Jalan yang semakin sunyi dengan semua pepohonan lebat yang ada di samping jalan.
Arah ke hutan. Itu adalah pikiran pertama yang masuk ke otak jika menatap jalan sekarang.

Tanpa mengenakan helm Bara terus berjalan, angin sejuk yang menerpa wajahnya. Wajar, ini sudah jam 10 malam.
Sekitar 30 berjalan, akhirnya Bara sampai di sebuah bangunan tua yang tidak terawat lagi.

Tempat dimana ia terakhir kalinya menatap gadisnya. Tempat dimana gadisnya di ambil dengan paksa. Kenapa hari itu harus ada? Kenapa kejadian itu hari ada di dunia ini.
Kenapa semua itu terjadi?
Pertanyaan yang terus keluar dari pikiran Bara.
Kenangan akan gadis kecil penolongnya itu semakin masuk ke dalam pikirannya.

Dengan langkah kaki yang gemetar, Bara berjalan memasuki bangunan itu.
Lama ia berjalan, sampailah ia pada ruangan dimana kejadian itu terjadi.
"Anjing!!"
Teriak Bara terduduk di lantai. Walaupun sudah 2 tahun, darah masih bisa dilihat begitu jelas.

Satu Janji Untuk Dia!! (ALDEBARA 2. ENG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang