Heeseung menatap tajam Soobin, tangannya sudah bersiap dengan uchigatananya yang ia genggam. Heeseung sudah siap menyerang Soobin. Begitupun Soobin, Soobin telah bersiap sedari tadi. Pertarungan dimulai dengan Soobin menyerang duluan. Dua buah pedang saling berayun, menimbulkan bunyi gesekan pedang saling beradu dalam perisai api biru bercampur merah yang keduanya buat.
Soobin lebih gesit menyerang Heeseung, namun Heeseung masih bisa mengimbanginya. Ketika ada celah menyerang, Heeseung mengayunkan uchigatananya dengan energi kekuatan yang ia salurkan. Alhasil pedang Heeseung berselimut api dan hampir melukai Soobin. Untungnya Soobin memiliki reflek yang bagus untuk menghindari serangan Heeseung.
Kemampuan dan kekuatan saling dipadukan, Soobin juga tak akan kalah. Ia melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Heeseung. Kini pedang Soobin juga berwarna biru karena api kekuatannya menyelimutinya.
Lagi-lagi dua pedang api saling beradu dengan tatapan membunuh dari masing-masing pemilik. Pertarungan sengit terjadi diantara keduanya. Dua raja yang tak mau mengalah demi bisa menjadi yang terkuat.
***
Sunghoon berlari secepat mungkin sambil menggendong Jungwon di punggungnya, begitupun Jeonghan dan Kuro yang juga mengikuti cepatnya langkah Sunghoon. Hal itu karena Jungwon mendesak mereka untuk segera sampai di kerajaan. Jungwon benar-benar merasakan firasat yang buruk. Sunghoon menghentikan langkah cepatnya karena merasakan tubuh Jungwon yang bergetar, ada yang aneh dengan Jungwon.
Menyadari sesuatu, Sunghoon benar-benar menghentikan langkahnya diikuti langkah lain yang ikut berhenti, membuat Jungwon frustasi setengah mati. "Ayo Kak Sunghoon, kenapa kakak malah berhenti!" teriak Jungwon, agaknya sedikit kesal.
"Tidak, Jungwon!" Sunghoon menolehkan kepalanya kebelakang, melihat Jungwon yang ada dipunggungnya. Jeonghan menyadari sesuatu, anaknya itu tidak dalam kondisi baik-baik saja, Jungwon terlihat pucat dengan tubuhnya yang kelihatan bergetar.
"Jungwon, kau sakit, nak?" tanya Jeonghan dengan raut wajah khawatirnya. Begitupun Sunghoon yang menyadari perubahan tubuh Jungwon.
"Ih Jungwon gak papa bu, Jungwon punya firasat buruk makanya Jungwon jadi kayak gi—uhuk uhuk..." Jungwon terbatuk-batuk dengan wajah yang ia sembunyikan dibelakang punggung Sunghoon.
"Benar kata ibumu Jungwon, kau masih sakit dan harus istirahat, kenapa kau malah gegabah dan hanya memikirkan orang lain, pikirkan saja dirimu dulu." Ceramah Sunghoon, namun wajahnya tersirat rasa khawatir yang begitu besar. Tidak seharusnya dirinya mengikuti perintah Jungwon disaat dirinya masih dalam masa pemulihan.
"KAK HOON, IBU, SUDAH JUNGWON BILANGKAN KALAU INI PENTING, TERJADI SESUATU DENGAN TEMAN-TEMAN YANG JUNGWON SAYANGI, Jungwon gak bisa hanya diam terus." Untuk pertama kalinya Jungwon berani membentak ibu dan kekasihnya secara bersamaan.
"Untuk kali ini saja Jungwon mohon—uhuk uhuk- turuti perkataan Jungwon, lalu setelah itu Jungwon bakal nurutin apa yang kalian mau." Ucap Jungwon dengan tangis di wajahnya. Sebegitu inginnya Jungwon bertemu teman-temannya. Sebegitu inginnya Jungwon ingin menyelamatkan teman-temannya di saat dirinya tidak baik-baik saja.
"Aku mohon... hiks."
Anaknya itu benar-benar keras kepala. Tidak ada cara lain selain menuruti kemauan Jungwon, pada akhirnya Sunghoon tak punya pilihan lain selain melanjutkan langkah cepatnya menuju kerajaan Hyacith.
Visualisasi Jeonghan, kalo penulis sih nganggap Jeonghan sebagai wanita, habis cantik sih. Jeonghan, Jungwon, bentuk nama mereka hampir mirip jadi penulis dapat ide buat jadiin mereka ibu dan anak.
Hayoh, siapa yang selama ini nganggap Jeonghan laki-laki?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST JOURNEY AND STRUGGLE
FanfictionSebuah kebenaran akan terungkap di karenakan semuanya telah berkumpul, Konflik saling berkecamuk. Akankah Jungwon bisa meredakan sumber masalah? Diharap bijak dalam membaca. Cerita ini murni imajinasi saya tanpa ada keinginan meniru atau menjiplak k...