[ 004 ]

131 35 4
                                    

"hyung benar.. kucingnya memang rusak" celetuk felix yang duduk bersila di sofa minho. si lebih tua sedang gabut menggeser layar hape sedangkan felix menjajah dapurnya. merasa lapar setelah tiga jam mengukir detail aksesoris.

mendengar hal itu, minho hanya menoleh sekilas, "tuh kan apa kubilang" felix mendengus dan meminum green tea dingin. itu adalah merk yang sama dengan yang dibeli taeyong di minimarket hanya karena dia penasaran rasanya.

"memangnya ngapain lagi kali ini?" tanya minho menjulurkan tangan ke arah felix setelah dia selesai minum. felix memutar mata menyerahkan botol green tea. mereka tidak memertanyakan bibir minho yang langsung minum dari botol green tea tersebut.

"beberapaa hari lalu, ada kucing hantu yang muncul di depan rumahku dan dia mengantar ke minimarket dekat rumah" minho mengangguk lalu membuka bungkus kripik kentang dan memasukkan beberapa ke dalam mulutnya.

"tapi tidak ada apapun yang terjadi. tidak ada kucing, tidak ada anjing, tidak ada manusia, tidak satupun" minho mengerut dan mengangkat tangan untuk memainkan rambutnya. kebiasaan yang mereka berusaha dihilangkan tapi menyerah pada akhirnya.

"apa yang kamu beli waktu itu?"

"uhm ramen dan onigiri dan wet food untuk kucing?"

"apa kamu dapat ramen dobel di dalam bungkusnya?"

felix menggelengkan kepala dan minho nampak serius kebingungan.

"mungkin taeyong yang dapat ramen dobel..." jawab felix lebih pada dirinya sendiri daripada minho tapi tetap saja itu membuat minho penasaran.

"kamu bilang siapa..?" felix mengangkat wajah, "taeyong?"

"oh!" felix akhirnya mengerti maksud minho, "ingat laki-laki yang nabrak aku di kafe? aku ketemu lagi dengan dia di minimarket dan mau ambil ramen yang sama denganku"

tiba-tiba minho menyeringai dan menyandar di sofa, "ohhhhh gitu." kemudian dia terkekeh dan felix yang kebingungan. minho memakan kripik kentang lalu tertawa usil.

"apa hyungg?" tanya felix menyerah dan menggoyang-goyangkan pundak minho. itu hanya membuat minho tertawa lebih kencang.

"gak papaaaa!" minho mengelak. felix akhirnya kembali pada tempatnya. ia melipat tangan di dada dan merengut membuat minho mendengus pura pura kesal.

"mungkin.. kucing-kucing itu memang sedang mengantar kamu ke sesuatu."

felix mengedipkan mata merasa bodoh, "atau lebih tepatnya seseorang."

begitu melihat seringai minho felix pun paham, "taeyong?"

minho mengangkat bahu seolah tidak peduli. padahal sangat jelas kalau dia sangat tertarik dan sangat penasaran tentang semua ini hanya untuk menggoda felix.

felix menggaruk kepala kebingungan, "tapi kenala? ini tidak masuk akal"

"maksudnya?" tanya minho dengan mulut penuh kripik. felix hendak menyatukan benang satu dengan lainnya namun tidak bisa fokus dengan suara kunyahan kripik minho.

"astaga hyung berisik sekali" minho terbahak membuat felix menyesal berkomentar.

"omong-omong tentang taeyong.. setiap kali kucing-kucing itu mengantar aku ke seseorang, aku selalu punya firasat dulu. dan kucing-kucing itu selalu tidak pernah muncul kembali. seperti waktu kita bertemu"

minho memiringkan kepala memikirkan penjelasan felix. hanya saja setelah beberapa menit minho menggelengkan kepala menyerah. kripik kentang ternyata jauh lebih menarik untuk diladeni.

"ya, sangat membantu hyung.." gumam felix cemberut sebelum memeluk minho dari samping.

setelah menghabiskan tidur siang di rumah minho, felix memutuskan untuk pulang di sore harinya. felix mengambil arah memutar ke taman dekat stasiun. disana tinggal sekelompok kucing dan sesekali felix datang membawakan makanan.

itu adalah sore yang dingin dan felix lupa membawa topi bulunya. jadi telinga pun memerah ketika ia melangkah keluar dari toko aksesori yang masih satu bangunan dengan rumah minho.

berjalan ke tempat tinggal para kucing itu menghabiskan waktu hampir dua puluh menit. namun ia senang melihat warna langit yang dengan cepat berganti dari kejinggaan ke warna biru gelap.

itu adalah saat-saat langka dimana ia merasa damai. tidak ada stress karena kerja atau masalah hidup. hanya dirinya sendiri berjalan kaki merasakan hawa dingin di wajahnya.

ketika sampai dia melompati pagar bangunan kosong dimana kucing-kucing itu biasa bersembunyi. begitu melihat mereka, felix tersenyum. sekarang hanya ada tiga kucing yang keluar dari kardus untuk menyapa felix.

felix pun bergantian membelai kepala mereka. ia mengeluarkan makanan dari dalam tasnya dan meletakkan di depan kucing-kucing tersebut. dia berdiam sebentar untuk bermain bersama mereka. hingga akhirnya mereka mengeong dan meregangkan tubuh. tanda kalau sudah bosan.

mengeong untuk terakhir kalinya, mereka meninggalkan felix. sebelum pergi felix meninggalkan sisa makanan dibalik rumput liar. dia melompati pagar lagi namun kali ini ia tidak hati hati dan menggores lututnya.

begitu sampai di tanah, felix mengecek lukanya dan mendengus. kesal karena beneran berdarah. mungkin dia biasanya akan mengumpat karena hawa dingin yang menusuk lukanya tapi ia hanya bergumam pelan.

bergegas pulang, felix berjalan ke halte untuk naik bus saja. namun ketika hampir sampai di halte, seekor kucing hantu muncul dari balik pagar. duduk tepat di depan felix membuatnya berhenti.

"oh.." kucing itu mengeong dan felix hanya membungkuk karena tidak ingin melukai lututnya lagi.

"hai!" kucing itu mengendus tangan felix sebelum menjilat ujung jemarinya. sisa remahan makanan kucing masih tersisa di tangannya. felix terkekeh karena geli dengan tekstur lidahnya dan mengingat fakta bahwa .....kucing hantu tidak bisa makan.

kucing itu mengeong lagi dan felix menghela napas pasrah. menyadari kalau lagi-lagi ada kucing yang ingin felix mengikutinya. petualangan kecil lain pun dimulai.

TBC

a/n aku suka theme cover yg skrg jdi pengen ganti semua cover tpi males jg 💀

HELLO STRANGER • 2yong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang