"maaf" kata lelaki asing itu berdiri menjulurkan tangan untuk membantu felix ikut berdiri. felix dengan senang hati menerima tangannya, "aku belikan satu lagi"
felix terkejut dengan kebaikan hati lelaki itu dan buru-buru menolak tawaran dengan tersenyum sopan, "jangan khawatir, ini di dalam plastik jadi gak kotor kena lantai" felix menggoyangkan plastiknya untuk menegaskan.
"oh ayolah, aku tidak lihat jalan. setidaknya aku harus tanggung jawab. lagipula itu juga sudah remuk semua.." katanya menunjuk cookies di tangan felix.
felix pun menatap cookies nya dan memang benar cookies itu terpecah belah berkeping-keping, "atau kalau kamu sedang terburu-buru aku juga tidak memaksa"
"aku tidak sedang terburu-buru!" felix bergegas mengangguk. dia akhirnya tersenyum. felix berpikir itu adalah senyuman paling manis yang pernah dia lihat.
"bagus. kalau gitu aku pesankan lagi buat kamu" dia pergi ke meja kasir dan memesan cookies. jenis yang sama dengan yang dibeli felix sebelumnya.
kurang dari satu menit, ia kembali dengan senyum ramah, "nah silakan."
"terima kasih" jawab felix yang entah kenapa jadi malu-malu. ia mengambil gelas minuman yang tergeletak di meja dan bersiap meninggalkan kafe.
"dadah~" felix bergegas mengucapkan selamat tinggal dan pergi meninggalkan kafe tanpa memberikan kesempatan laki laki tampan itu—tampan?—membalas.
beberapa langkah dari kafe, felix merasa seperti baru bisa bernafas lega untuk pertama kalinya setelah sekian lama. ia mengedipkan mata beberapa kali untuk menjernihkan pikiran.
ia melihat ke sekeliling, mencari dua anak kucing yang membawanya kesini. namun ia tidak menemukan jejak mereka. felix mengerutkan kening dan menoleh sedikit ke kafe di belakangnya.
apa memang kucing-kucing itu hanya ingin mengantar felix ke kafe? apa para hantu kucing ini sudah bosan membawanya ke event penting yang memutar-balikkan hidupnya?
mengangkat bahu, felix berjalan menuju tempat kerja. dalam perjalanan, dia menyesap sedikit caramel latte yang dia pesan dan segera berhenti. kopi ini... mengesankan.
tidak ada kata lain yang bisa mengungkapkannya. felix bukan penggemar kopi nomor satu tapi minuman ini sangat cocok di lidahnya yang sensitif. sedikit aroma kopi dan lebih fokus di manis hazelnut dan karamel.
mungkin benar. mungkin kucing-kucing itu mengantarkan felix ke event penting dalam hidupnya. felix pikir ia tidak akan bisa hidup tanpa minum kopi ini setidaknya tiga kali dalam seminggu.
tiba di depan pintu, felix memencet bel pintu. minho segera datang membukakan pintu. begitu melihat siapa yang datang, pengrajin aksesori itu mengerutkan kening.
"ngapain disini? bukannya ini hari liburmu?" minho bergeser memersilakan felix masuk. felix memutar bola matanya kesal dan memasuki toko.
"selamat pagi, hyung. senang melihat hyung sangat merindukan aku"
felix mendengus lalu meletakkan kopi di atas meja, menarik perhatian minho.
"kalau di rumah saja, aku gak akan datang bawain sarapan buat hyung" minho mengambil americano dan cookies di tangan felix.
"ya sudah. kamu malaikat. baik hati dan tidak sombong. aku sayang kamu muach muach"
felix mengerutkan hidung di bagian terakhir dan minho menyeringai. setelah menghabiskan beberapa menit mengunyah cookies, felix bersandar di salah satu kursi menatap sahabatnya, "apa hyung lagi senggang?"
minho melirik sekilas ke jam antik di dinding, lalu menatap felix mengangguk, "lima belas menit sebelum toko buka. kenapa?"
memainkan gelas karton di tangannya, felix nampak ragu-ragu berkata, "kucing-kucing itu melakukan sesuatu yang aneh hari ini"
minho mengangkat sebelah alisnya. oh, benar. tidak ada yang percaya felix tentang kucing-kucing hantu. tidak ada yang percaya sampai minho datang.
suatu hari, tidak lama setelah mereka bertemu. keduanya terjebak hujan badai dan tanpa sadar saling menceritakan rahasia masing-masing. sampai akhirnya mereka setuju menjalin hubungan yang disebut: kamu sekarang sahabatku dan aku gak akan mengizinkan kamu pergi.
hari itu felix menceritakan kecelakaan tragisnya. kemudian tak sengaja mengatakan tentang kucing-kucing hantu. tentang mereka yang memertemukan dia dengan minho dan sejak itu mereka berteman.
keesokan harinya, felix berpikir minho akan bersikap tidak acuh padanya karena mengatakan hal-hal aneh. tapi ternyata tidak. sambil menikmati sarapan pagi, minho bertanya seribu pertanyaan pada felix tentang tingkah laku kucing-kucing hantu tersebut.
felix hanya bisa menjawab jujur karena minho nampak sangat tertarik dengan kemampuan unik felix. untuk pertama kali dalam hidupnya, felix merasa dihargai dan diterima orang lain.
minho memang tidak bisa mereka. tapi ia bisa melihat felix berinteraksi dengan sesuatu yang tak kasat mataa. dia bisa melihat hal-hal baik yang terjadi pada felix karena kucing-kucing itu.
dan yang paling penting, ketika felix bercerita tentang mereka, reaksi pertamanya adalah, "tidak adil! kamu bisa main tidak hanya dengan kucing sungguhan tapi juga kucing hantu? ah! kamu sangat beruntung aku juga mau ahhh!"
oh, dan minho memang tidak menyadarinya. tapi dia punya tiga kucing hantu yang mengekor minho kemana-mana. mereka suka tidur di pangkuan minho dan membantunya diam-diam.
minho memang tidak bisa melihat, tapi setiap kali mereka tidur di pangkuan minho, felix bisa melihat senyuman di wajah sahabatnya itu.
"mereka ngapain lagi kali ini?" tanya minho penasaran.
"aku keluar rumah untuk sarapan di kafe langganan. tapi ada dua anak kucing yang menunggu di bawah mobil. waktu aku dekatin mereka, mereka minta aku jalan dan ngikutin mereka sampai ke kafe lain"
felix mejelaskan sambil mengangkat gelas kartonnya yang sudah kosong. minho mengangguk, "aku pesan sarapan, keluar, dan sekarang aku disini"
minho mengerutkan alis, "itu saja?"
"itu saja."
minho bergumam dan memerhatikan gelas karton di tangannya, "kopinya enak sih tapi nggak yang luar biasa" menyesap kopinya lagi, minho menatap felix, "kau yakin tidak ada apapun yang terjadi?"
"sebenarnya sebelum keluar kafe aku ditabrak orang sih. tapi dia menggantikan cookies ku yang jatuh dan yaa itu saja."
minho mengangguk perlahan, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu. ia mengangkat bahu, "yah, kurasa tidak ada yang sempurna di dunia ini"
minho mengangguk yakin, "tidak takdir semesta. tidak juga dengan kucing hantu. yaa mungkin semasa hidupnya mereka itu jenis kucing rusak. kau tau kan kucing macam apa mereka itu?"
felix terkekeh geli, "yaa mungkin saja. siapa tahu."
pada akhirnya, minho menceritakan desain kalung baru yang dipesan pelanggan beberapa hari lalu. felix melihat kucing oren yang menduselkan kepala di kaki minho kemudian berbaring di dekat kakinya. felix tersenyum.
TBC
a/n rekomendasiin wp pair sapa aja x felix yg udh tamat lgi kangen baca ff indo
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO STRANGER • 2yong ✔
Fiksi Penggemar꒰ taeyong x felix ꒱ ━━━ ❝ maaf apa kita pernah bertemu? ❞ ❝ senang berkenalan denganmu. ❞ ••• [ desc. ] lima kali mereka bertemu karena ulah iseng si kucing hantu dan satu kali mereka bertemu karena merindukan satu sama lain. ➜ bxb ; short fics ➜ lo...