Prolog

762 61 3
                                    

REMAKE

Disclaimer : cerita ini milik kak [ Santhy Agatha ], saya hanya remake cerita nya tanpa ijin, kalau ada kak [ Santhy Agatha ] baca ffn ini dan menyuruh saya untuk menghapus nya, maka saya akan menghapus secepatnya, saya hanya merubah nama caracter dan mengubah nama tempat untuk kecocokan jalan cerita nya saja. tanpa niat mengganti judul dan cerita asli milik kak
[ Santhy Agatha ] nya,
mohon maaf dan terimakasih.

All caracters belong to Masashi Kishimoto

Cast :
Uzumaki Naruto
Haruno Sakura
And Other

Genre :
Romance & Drama

Rating : T

Author : Santhy Agatha ver. ByunYeol

Warning : Gaje , Typo, Dan Masih Banyak Lagi Yang Kurang

Selamat Membaca ^^








.

.

Naruto meletakkan peralatan kerjanya, dan memutar kursinya ke arah jendela. Dia merenung menatap pemandangan di bawah sana, dari kamar penthousenya yang terletak di lantai paling tinggi gedung itu, mobil-mobil di bawah hanyalah tampak bagaikan titik-titik berwarna-warni yang bergerak lalu lalang.

Pemandangan yang tidak menarik.

Naruto membunuh rokoknya di asbak dan mendengus, hidup sungguh membosankan. Dia memang bisa dikatakan lelaki yang sangat beruntung. Di usia yang mendekati tiga puluh tahun, Naruto bisa dikatakan sudah mencapai puncak kehidupannya, sebagai seorang arsitek jenius, dia tidak perlu mencari pendapatan, semua orang berlomba-lomba untuk menggunakan jasanya, bisa dikatakan dia hanya tinggal duduk dan uang datang kepadanya. Yah, dan yang lain-lain kemudian mengikuti datang kepadanya karena dia punya uang.

Naruto berdiri dari kursinya dan mengambil jaketnya, dia memutuskan akan keluar dan mencari secangkir kopi di kedai yang buka hingga tengah malam. Insomnia ini seolah sudah menjadi sahabatnya, dan yang bisa dilakukannya hanyalah duduk merenung dalam kesendiriannya.

Begitu turun dari lift di lantai paling bawah, Naruto melangkahkan kakinya di lobby, penjaga pintu di depan tersenyum kepadanya, dia sudah biasa melihat Naruto keluar tengah malam, berjalan kaki menuju cafe terdekat dan baru pulang hingga menjelang pagi.

Dengan langkah tenang, sambil menyulut kembali rokoknya untuk melawan udara dingin yang langsung menyergapnya, naruto menuju ke cafe di ujung jalan yang selalu menjadi tempat nikmatnya untuk merenung dan menyesap secangkir kopi yang harum dan lezat, dia memilih tempat duduk favoritnya, di pojok yang sedikit tersembunyi, membuatnya leluasa duduk dan berpikir sepanjang malam sambil menyesap kopinya. Seorang pelayan yang sudah sangat familiar dengan kedatangannya langsung mendekatinya dan menawarkan buku menu, meskipun dia sudah tahu apa yang akan dipesan oleh naruto, secangkir espresso yang kental dan menguarkan aroma kopi yang tajam. Naruto akan memesan setidaknya tiga cangkir sampai menjelang dia meninggalkan cafe itu ketika dini hari.

Lalu dia melihat perempuan itu, sedang membersihkan sebuah meja berminyak sisa pengunjung sebelumnya. Naruto selama ini sering melihat perempuan mungil itu mengambil shift malamnya sebagai pelayan cafe ini, sepertinya dia khusus di bagian bersih-bersih mengingat sebagian besar pekerjaannya adalah membersihkan segala sesuatunya, piring kotor, meja, bahkan mengepel lantai. Tanpa sadar naruto mengernyit, seberapa sulitkah hidup perempuan itu sampai dia mengerjakan pekerjaan berat macam ini di shift malam pula? Naruto hampir tidak pernah merasakan hidup berkekurangan, karena itulah dia merasa tidak bisa memahami apa yang terpampang di depannya.

NARUSAKU : Crush In Rush ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang