.
.
.
.Jeno membiaskan cahaya yg masuk ke irisnya. Tampak silau karena obsidian yg masih menyesuaikan.
Begitu makin jelas, pemuda itu bangkit. Tangannya membersihkan pakaian yg kotor. Tatapan Jeno mengedar ke seluruh penjuru sekitar.
“Ini dimana?”
“Akhh..sshh.”
Jeno segera melirik tepat pada suara yg barusan berdenging. Nafasnya berhembus lega. Ternyata itu adalah Jaemin yg baru saja sadar.
Jaemin mengusap lengannya yg sakit. Kemudian matanya mengarah ke Jeno yg sedang berkeliling entah sedang apa.
“No!”
Jeno bergumam. Dia menyentuh dahan pohon yg rapuh. Ampas yg jatuh bukan berupa kayu melainkan serbuk serbuk aneh yg berkilau begitu Jeno mencoba menelisiknya lebih detail.
Jeno merasakan pundaknya dirangkul. Jaemin ikut mengamati apa yg sahabatnya lihat. Kedua matanya seketika melebar tidak percaya.
“Apa apaan itu?” Jaemin menampung serbuk yg beterbangan. Kedua alisnya mengerut heran.
Lagi lagi pandangan mereka meliar ke sekeliling. Memastikan apapun yg bisa dijadikan petunjuk dimana mereka kini.
Jeno mengurut keningnya lelah. “Kita masuk dalam buku tua itu, Na.”
“Fuck! Sudah aku bilang buang jauh jauh buku itu tapi kau tidak mau mendengarkanku! Lihatlah sekarang, kita terdampar ditempat aneh yg tidak terdapat siapapun, Jeno.”
Jaemin mengutarakan kekesalannya didepan Jeno. Sedangkan Jeno sendiri tidak mau peduli akan amukkan sahabatnya tersebut. Beralih menjauh. Bergerak kesana kemari. Ia ingin mencari keberadaan buku kuno itu. Mereka tidak bisa berdiam diri disini. Tidak ada yg dapat memastikan bahwa tempat aneh ini aman dari jangkauan makhluk buas seperti Harimau atau hewan lainnya.
“Kau cari apa sih?! Berhenti bertingkah bodoh dan mari cari jalan keluar. Aku tidak mau berlama lama dihutan ini.” Jaemin menghampiri Jeno yg sibuk mengais rerumputan.
“Jinjja Jeno-ya!”
“Diamlah. Aku sedang mencari dimana buku itu berada. Pasti ada petunjuk tentang semua ini. Aku juga tidak berniat tinggal disini asal kau tahu.” Jejal Jeno tanpa menatap lawan bicara. Ia tengah sibuk mencari letak buku tua tersebut.
Alhasil Jaemin diam saja. Tidak berniat membantu ataupun sekedar mengeluh lagi. Membiarkan Jeno mencak mencak putar balik didepannya yg sekarang asik mengupil.
“Bukunya tidak ada dimanapun. Hah!! Sial!”
“Mungkin tugasnya menarik kita sudah selesai. Sudahlah, Jen. Lebih baik cari tempat berteduh sebelum malam tiba.” Anak itu menepuk lengannya yg dihinggapi lalat menyerupai nyamuk.
Meski berat hati, Jeno berakhir pasrah. Pemuda Lee memilih mengangguk dan mulai berjalan tidak tahu arah.
“Beri tanda agar tidak tersesat.” Jaemin mengambil salah satu batu runcing lalu menorehkannya di pohon yg baru saja mereka lewati.
Terus berjalan, melangkah. Namun anehnya jarak yg keduanya tempuh seperti tidak bergerak. Jaemin mulai keki. Selang Jeno masih dengan wajah datarnya.
“Beri tanda yg benar, Jaem. Kita bisa tersesat sungguhan.”
“Aku sudah memberi tanda. Lihat ini baik baik...” Jaemin kembali melakukan hal yg sama. Menorehkan sejumlah coretan memanjang disatu pohon besar.
Jeno tidak mau ambil pusing. Tapakkan kaki membawanya terus memberi jarak dari pohon yg sudah diberi tanda terakhir kali, namun ternyata mereka malah tiba ditempat itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DYNAMI || Nohyuck ft Jaemren
FantasyJeno dan Jaemin tiba tiba ditarik masuk oleh sebuah Buku tua bersampul usang kedalam Dimensi aneh. Membawa mereka bergabung dalam suatu pack dengan penghuninya yg hampir sepenuhnya bukan manusia. Menemukan hal yg tidak biasa, segala yg berjalan ter...