7

162 26 1
                                    

"Menikahlah denganku!"

.

"I-iya?" refleks, Chanyeol bertanya.

"Kita akan menikah akhir bulan ini. Sekarang, mari pergi ke butik untuk mencari gaun pengantin."

"Woah! Apa-apaan?" Kata Chanyeol dengan nada meninggi. "Maaf tapi apa maksudmu? Kau mau menikah denganku? Atas dasar apa pernyataanmu barusan? Maaf Sajangnim tapi ini sudah keterlaluan."

Kyungsoo menoleh dengan airmata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Melihatnya, Chanyeol menjadi merasa bersalah. Padahal, bukan Chanyeol yang menjadi penyebab Kyungsoo yang dikenal dingin itu menangis.

"S-sajangnim... Aku minta maaf jika kata-kataku barusan..."

"Antar aku ke Penthouse. Aku akan jelaskan semuanya disana." Pinta Kyungsoo memotong Chanyeol.

Tanpa adanya protes atau apapun, Chanyeol menuruti perintah Kyungsoo. Di satu sisi Chanyeol yakin bahwa bukan dia penyebab Kyungsoo menangis. Tapi di sisi lain, Chanyeol merasa bersalah telah membentak Kyungsoo seprti tadi. Tidak sepantasnya dia berbicara seperti itu kepada orang yang statusnya adalah atasannya dan seorang wanita.

Bukan tanpa alasan Kyungsoo sampai seperti itu. Itulah pertama kalinya Kyungsoo menangis dan ada orang lain yang tahu selain Kakaknya. Orang itu adalah Park Chanyeol yang notabene adalah sekretaris pribadinya. Orang asing yang baru ia kenal kurang lebih seminggu terakhir. Boleh saja menganggap Kyungsoo hanya berpura-pura dewasa — tidak ada yang salah dengan itu. Kyungsoo memang terpaksa harus bersikap dewasa karena keadaan. Dia menjadi anak yang paling dinantikan namun ketika usianya 18 tahun, semuanya berubah dalam sekejap. Ayahnya menuntut terlalu banyak sehingga dirinya memberontak.

Kyungsoo diterima di Juilliard School karena mimpinya adalh menjadi seorang penyanyi opera yang handal. Namun mimpinya harus ia kubur dalam-dalam karena ayahnya ingin Kyungsoo memegang kendali sepenuhnya pada InTech Corporation, anak perusahaan dari DB Group — salah satu dari 3 perusahaan terbesar di Korea — yang bergerak dibidang teknologi. Menurut sudut pandang sang ayah, musisi bukanlah pekerjaan yang dapat dibanggakan. Kyungsoo kabur ke Australia selama kurun waktu tiga bulan lamanya sebelum akhirnya terpaksa pulang karena kakaknya, Junmyeon, Mengalami kecelakaan yang mengakibatkan retak pada tulang kaki dan koma selama dua bulan. Sejak saat itulah Kyungsoo lebih memilih untuk menuruti kemauan ayahnya dengan masuk ke jurusan manajemen bisnis di Inggris.

Hubungan Kyungsoo dan ayahnya semakin merenggang sejak 3 tahun lalu ketika ayahnya menjodohkannya dengan rekan bisnisnya yang usianya terpaut hampir 40 tahun dari Kyungsoo. Untung saja pria itu mati karena serangan jantung setahun yang lalu. Tapi tetap saja, sang ayah pada akhirnya tetap akan menjodohkannya dengan orang lain. Kali ini dengan Lim Juhwan, CEO SpeedUp Technology sekaligus mantan bos dari Chanyeol.

Di Penthousenya yang terletak di tempat stategis, di pusat distrik Gangnam yang terkenal sebagai daerah tinggal bagi kalangan elite, Kyungsoo duduk di sofa, berhadapan dengan Chanyeol yang sedari tadi menunggu penjelasan dari Kyungsoo mengenai ajakannya untuk meikah dengannya. Sudah lebih dari satu jam lamanya mereka seperti itu, hanya hening. Bahkan jika dihiperbola, suara detak jantung mereka saja sampai terdengar dengan jelas.

"Sajangnim?" Chanyeol memberanikan diri untuk membuka percakapan.

Kyungsoo masih bergeming. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Ponselnya juga berkali-kali menerima panggilan dari orang yang sama namun tidak digubris sama sekali. Meokmool, anjing peliharaan Kyungsoo juga ikut diam saja di atas sofa, disebelah Kyungsoo.

"Menyedihkan, bukan?" Kyungsoo buka suara, memberikan seringai. "Kita tetap akan menikah. Tidak usah khawatir, semua biaya akan ku tanggung.  Hanya 3 bulan saja. Setelah itu, jika kau ingin pergi, pergilah!" Kata Kyungsoo. "Bagaimana? Jika kau setuju, aku akan membuatkan kontraknya."

How To Be Mr. Executive | CHANSOO AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang