4

136 26 1
                                    

Enjoy reading
:)

Chanyeol kembali ke ruangan Presdir dengan membawa secangkir teh chamomile di tangannya. Diletakkannya teh tersebut di meja presdir karena yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat.

Ia kembali ke mejanya dan terkejut dengan sebuah tumpukan dokumen dengan sticky note merah muda menempel diatasnya.

Park Biseo, periksa semua berkas ini dan labeli berdasarkan bulannya. Aku ada urusan dan tidak akan kembali lagi ke kantor hari ini. Setelah selesai, serahkan pada bagian keuangan dan ingat! Jangan menerima tamu siapa pun!

Dengusan kasar terdengar. Sia-sia tadi dirinya terburu-buru membuat teh. Seharusnya dia kembali dulu ke ruangan untuk memastikan apakah Presdir ada di ruangannya atau tidak.

Ia berjalan menuju meja putih itu dan menenggak habis teh yang ia buat tadi. Sayang jika tidak diminum pikirnya. Lagi pula hanya secangkir teh, bukan minuman beralkohol atau makanan pedas yang bisa membuat perutnya tersiksa.

Chanyeol kembali ke mejanya, mulai melaksanakan perintah, dan melanjutkan apapun yang belum selesai.

Karena terlalu fokus, Chanyeol tidak sadar jika sudah melewati jam pulangnya. Untung saja dia sudah menyelesaikan yang diperintahkan. Dia menutup komputernya, bersiap dan bergegas pulang.

Penampilannya tak serapi tadi pagi namun tidak mengurangi ketampanan wajah seorang Park Chanyeol. Dia memang terlahir untuk jadi menawan. Itulah yang sering dikatakan orang-orang padanya. Kantor sudah sangat sepi karena memang sudah melewati jam kerja. Dia bisa leluasa berjalan tanpa harus risih dengan tatapan orang-orang.

"Park Biseonim!" Seseorang memanggilnya dan lagi-lagi pelakunya adalah Byun Baekhyun.

"Baru pulang?" Tanyanya.

"Iya. Kau sendiri bagaimana, Baekhyun-ssi?"

"Ada beberapa pekerjaan milik Zhang Bujangnim yang harus kukerjakan jadi harus lembur sedikit." Kata Baekhyun, hanya dibalas dengan 'Oh' oleh Chanyeol.

"Kau pulang naik apa?" Tanya Byun Baekhyun sambil sibuk mencari sesuatu di tasnya.

"Kereta bawah tanah. Aku tidak punya kendaraan."

"Dimana rumahmu?"

"Apgujeong."

"Kalau begitu mari kuantar! Kebetulan aku melewati daerahmu." Tawar Baekhyun.

"Tidak perlu, Baekhyun-ssi. Takut merepotkanmu." Tolak Chanyeol halus.

"Merepotkan apanya?! Tidak ada penolakan!" Baekhyun memaksa. Mau tak mau Chanyeol menurutinya. Ia tidak ingin berdebat dengan seorang PR. Dia pasti akan kalah.

Chanyeol mengikuti Baekhyun menuju sebuah mobil Hyundai Tucson putih yang terparkir di area parkir basement. Dengan segera dilajukannya mobil itu setelah semua sudah siap dengan sabuk pengaman masing-masing.

"Kau berasal dari sini?" Tanya Baekhyun melepas keheningan ditengah kemacetan.

"Bukan. Kampung halamanku ada di Busan. Aku pindah kemari ketika sekolah menengah atas."

How To Be Mr. Executive | CHANSOO AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang