1

170 27 6
                                    

Enjoy reading
:)

Selama ini, selepas bangun tidur, ia akan langsung pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi hingga petang. Tetapi hari ini agak berbeda. Dia bangun pagi sekali dan sudah berdandan rapi, hari ini istimewa baginya. Setelah enam bulan menganggur semenjak dirumahkan oleh perusahaan lamanya, ia akhirnya mendapat kesempatan baru yang jauh lebih layak. Hari ini ia akan melakukan wawancara langsung dengan departemen sumber daya manusia InTech Corporation.

"Kau pasti bisa, Chanyeol!" Katanya pada diri sendiri — di depan cermin.

Ia segera mengambil tasnya dan pergi. Ia tidak lagi ingin merepotkan Sehun, adiknya. Karenanya, adiknya harus bekerja paruh waktu di klub malam.

Untung saja hari ini kereta bawah tanah tidak seramai biasanya. Setidaknya membantunya untuk menjaga penampilannya tetap prima.

Dasi hitam dengan corak garis abu-abu itu membuatnya tampak lebih seperti pegawai profesional. Padahal dipekerjaan sebelumnya dia hanya menjabat sebagai asisten di departemen IT yang tidak mewajibkannya berpakaian profesional.

Dia sudah sampai di stasiun tujuannya dan bergegas menuju gedung yang dimaksudnya. Letaknya hanya dua blok dari stasiun. Gedung yang menjulang dan tampak megah.

Tentu saja perusahaan itu juga bukan perusahaan biasa. Perusahaan multinasional yang pernah dinobatkan sebagai perusahaan yang memberi jaminan kesejahteraan pada karyawannya dengan baik. Beruntungnya Park Chanyeol bisa berkesempatan diwawancara oleh mereka.

Sebelum masuk ke lobi, ia memastikan penampilannya baik, setidaknya tidak tampak seperti pengangguran malas. Segera ia masuk ke lobi menuju resepsionis.

"Selamat datang di InTech Corporation, ada yang bisa kami bantu?" Sambut seorang resepsionis cantik itu.

"Saya ingin bertemu dengan bagian human resource untuk wawancara kerja." Balas Chanyeol sopan.

"Apa sudah ada janji sebelumnya?" Tanya resepsionis itu lagi dan Chanyeol mengangguk mantab.

"Baik, akan saya pastikan dulu. Atas nama siapa?"

"Park Chanyeol."

"Baik Tuan Park, tunggu sebentar." Kata resepsionis itu sebelum mengambil gagang telepon.

Tak lama, ia mengembalikan gagang telepon ke tempatnya dan memberi Chanyeol sebuah name tag untuk akses masuk.

"Ruangannya ada di lantai sebelas. Setelah keluar lift, belok ke kiri. Ruangan ke tiga sebelah kanan. Nanti langsung ketuk saja pintunya." Jelas resepsionis.

"Terima kasih!"

Chanyeol segera masuk lift, menekan tombol 11 dengan wajah sumringah. Ia masih tidak menyangka akhirnya bisa bekerja lagi. Well, setidaknya ia mendapat kesempatan meski belum pasti.

Ia menuju ke tempat yang diinstruksikan resepsionis tadi dan sampailah dia di depan sebuah ruangan dengan pintu kaca yang dilapisi sesuatu yang membuatnya tak tembus pandang. Ia akan mengetuk tapi dia ragu. Ia menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan sebelum mengetuk pintu tersebut.

Ia mengetuk tiga kali dan membukanya. Ia langsung disambut dengan jajaran orang yang sepertinya juga akan diwawancara. Ia mengambil tempat di sebelah pria jangkung dan kurus, kira-kira awal tiga puluh.

Gilirannya entah yang keberapa yang jelas nametag nya menunjukan angka 12. Disana hanya tersisa tujuh orang termasuk Chanyeol. Berarti gilirannya tidak lama lagi.

"Park Chanyeol." Benar. Sekarang adalah gilirannya.

Dengan jantung yang berlari, ia masuk ke sebuah ruangan yang tak terlalu besar dan ada dua orang disana, membolak-balik kertas yang disinyalir sebagai surat lamaran.

How To Be Mr. Executive | CHANSOO AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang