"Bisakah aku tinggal disini selama beberapa hari?"
Chanyeol bingung harus mengatakan apa. Mengizinkan atau tidak mengizinkan, Chanyeol memiliki konsekuensi yang sama.
"Sajangnim? Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku hanya butuh tempat yang aman untuk tinggal selama beberapa hari. Jika tidak diizinkan, aku akan mencari hotel yang jauh."
"Mengapa mendadak sekali? Apa kau baik-baik saja? Ada apa dengan penthouse-mu?"
"Aku akan menjelaskan semuanya. Tapi bisakah kau mengizinkanku masuk lebih dulu?" Kata Kyungsoo yang masih berdidi di ambang pintu.
Chanyeol menggeser badannya sedikit, memberi akses masuk pada Kyungsoo. Ia juga membantu Kyungsoo membawa satu dari dua koper yang super besar itu. Sekarang yang ia pikirkan bukan tentang apa yang terjadi pada Kyungsoo tapi dimana ia akan tidur.
Saat Chanyeol sudah selesai meletakkan koper di sudut ruang tamu, ia bergabung dengan Kyungsoo yang telah duduk dengan tatapan kosong di sofa yang harganya tak sebanding dengan keseluruhan pakaian yang dikenakan Kyungsoo.
"Kau... baik-baik saja?" Tanya Chanyeol yang sedikit khawatir.
"Tolong, Kyungsoo saja. Kita sedang tidak dalam situasi formal sekarang." Kata Kyungsoo yang terlihat putus asa. "Izinkan aku tinggal disini, setidaknya sampai visa amerikaku keluar."
"Saj- maksudku kau akan pergi ke Amerika?"
"Seperti itulah..."
"Untuk apa? Maksudku, bukankah kau harus mengikuti beberapa meeting penting bersama beberapa klien? Tidak ada juga jadwal kunjungan kerjasama apapun di Amerika." Tanya Chanyeol hanya untuk memastikan bahwa keputusan bosnya bulat.
"Kwon Buhwejangnim dari pusat akan menggantikan posisiku untuk sementara waktu dan ini bukan tentang pekerjaan."
Chanyeol tidak tahu harus menanggapi dengan cara apa lagi. Dia tidak akan lagi protes dengan keputusan gila yang selalu dibuat oleh Do Kyungsoo secara tiba-tiba. Bukannya ia setuju melainkan karena sebatas tidak ingin mendebatkan hal bukan menjadi urusannya. Dia tidak ingin dicap pembangkang karena berani melawan keputusan bosnya.
"Aku tidak tahu apakah kau bisa tinggal disini atau tidak. Aku membicarakan tentang dirimu. Aku tidak yakin kau akan nyaman berada disini. Tempat ini terlalu kecil untukmu."
"Kau sedang meremehkanku?" Kata Kyungsoo agak tersinggung.
"Bukan seperti itu. Oke, aku akan menjelaskan situasiku. Begini, aku tinggal berdua dengan adikku. Kami hanya memiliki dua kamar dan semuanya sudah terpakai. Aku juga tidak mungkin membiarkanmu tidur di sofa atau di lantai. Tempat tidurku seukuran dua orang tapi kita tidak mungkin tidur satu ranjang dan kalaupun kau mau, mungkin akan terasa sangat sempit. Aku tidak ingin jika kau malah merasa terbebani tinggal disini." Chanyeol menjelaskan, berhati-hati.
Terdengar bunyi seseorang menekan sandi pintu rumah Chanyeol. Bisa dipastikan dia adalah Sehun yang baru saja pulang. Ketika menginjakkan kakinya di ruang tengah, Sehun terkejut dengan keberadaan seorang wanita yang sedang duduk persis di depan kakaknya. Wajahnya tidak asing tapi dia tidak tahu dimana dan bagaimana mereka bertemu sebelumnya.
"Ini adikku, Sehun." Chanyeol mengenalkan. "Sehun-ah, ini Do Kyungsoo, bosku."Sehun membungkuk agak rendah karena yang sedang di hadapannya saat ini adalah orang penting di perusahaan tempat kakaknya bekerja.
"Maaf karena aku tidak mengenalimu, Sajangnim!"
"Tidak masalah. Tolong panggil Kyungsoo saja."
"Bagaimana kalau Nuna?" Tanya Sehun meminta izin. Kyungsoo mengangguk sambil tersenyum. "Mau ku ambilkan minuman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Mr. Executive | CHANSOO AU
Fanfiction🔞 Rated M (21+) ⚠️ GS ALLERT Masuk dalam daftar PHK membuatnya harus segera mencari perusahaan baru. Padahal, semua orang juga tahu bahwa Chanyeol adalah sepuluh besar karyawan terbaik selama 3 bulan terakhir. Beruntungnya, setelah sebulan, Chanyeo...