EMPAT

263 14 1
                                    

السلام عليكم ورحمة الله

~

hehe, welcome episode empat.

maaf banget yaa aku lama banget ga upnya, soal akhir-akhir ini aku sibuk  banget,  tapi insyaallah aku usahain untuk tetap up, walaupun sesibuk apa pun.

kira-kira Gus Attar suka ga yaa sama Zara, dan Zara suka ga yaa sama Gus Attar?(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)
.
.
.

"astaghfirullahallazim, saya hanya membantu ke dua orang tau kamu Zara, lagi pula di dalam agama, di larangan sepasang lawan jenis berduaan seperti ini, akan menimbulkan dosa zina, dan fitnah."

"dosa zina? fitnah?"

"heh Lo ga usah sok suci deh, lagian kita cuma berduaan doang, biasa kalik. bukannya manusia itu ga luput dari kesalahan?jadi Lo ga usah lebay!" jawab Zara dengan nada emosi karna Zara tidak suka di atur.

"astaghfirullah, istighfar Zara..." dengan posisi yang sama, masih dengan menundukkan kepalanya.

"istighfar? emangnya kalau gue istighfar, Gue bisa dapet duit? bisa kaya? enggakkan?"

"sok akrab banget sih sama Zara, kenal juga enggak!"
sambung zafer yang membuat Gus attar diam dan membeku, percuma juga Zara dan zafer gak akan bisa mengerti, walaupun begitu Gus Attar, tetap tersenyum.

walaupun di perlakukan seperti itu.

"sebaiknya kamu kembali Sama orang tua kamu, kasian mereka nungguin kamu Zara!" pinta Gus attar pada Zara, dengan kata-kata yang lemah lembut.

"udah lu ga usah dengerin dia!" zafer berbisik di telinga zara.

"cabut buruan!" lanjut zafer sambil menarik lengan zara sehingga membuat zara terkejut, lalu lari sekencang mungkin bersama zafer.

tak tak tak!
suara langkah kaki

yeah, gus Attar mendengar suara itu, suara langkah kaki yang semakin menjauh, dan gus attar melihat, zara dan zafer lari jauh darinya.

"astaghfirullah, mereka kabur!"

"Afwan gus, saya permisi"
seorang dua santriwati, melintas di hadapan Gus Attar, sedikit membungkuk badannya sopan.

"tunggu."

Gus Attar memberhentikan mereka?
ya. ini pertama kalinya memberhentikan langkah santriwati, ataupun berbicara kepada santriwati.

karena urusan di pesantren semua sudah diurus oleh ustadz Fatimah, dia adalah tangan kanan Gus Attar, untuk membantu Gus Attar di pesantren.

lewat pak pangeran asisten pribadi Gus attar.

"na'am Gus?" ujar dua santriwati itu secara bersamaan.

entah kenapa perasaan Gus attar aneh sebelumnya ia belum merasakan perasaan seperti ini.

seperti ia takut, bukan takut mereka kabur, tapi takut kehilangan Zara, takut Zara tidak kembali lagi.

Gus Attar seketika memegang dadanya, ia merasakan detak jantungnya, dua kali lebih cepat dari biasanya.

ia juga merasa gelisah tidak tenang, dan hati seakan tidak rela melepas Zara, melihat Zara berdua dengan lelaki lain saja, hatinya sudah sakit, apalagi pergi.

Gus attar perfect husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang