Berharap kamu melihatku, meski aku tidak menarik di matamu
"Nama kesayangan," jawab Ale dan tentu saja tidak didengar Grace.
Grace bertolak pinggang melihat Ale yang kembali menuju deretan bunga matahari. Dia berjalan mendekat, melihat bagaimana interaksi Ale dengan hawan kesayangannya. Wajah lelaki itu terlihat tidak menyebalkan seperti biasa.
Tanpa sadar Grace tersenyum. "Lo kelihatan lebih manusiawi," gumamnya. Sedetik kemudian, dia sadar apa yang telah terjadi. "Duh! Gue mikirin apa?"
Ale tentu saja tidak mendengarkan gumaman Grace. Dia memilih memainkan kelincinya. Hingga kelinci itu pergi menjauh. Dia berdiri tegak lantas berbalik. Seketika dia mengernyit melihat Grace masih menunggunya. "Tumben nunggu?"
Grace memutar bola matanya malas. "Ya udah kalau nggak mau."
"Jangan ngambek," ujar Ale sambil mendekat. "Aku udah lama nggak ketemu Grace. Terakhir ketemu waktu dia masih bayi."
Tangan kiri Grace mengusap telinga. Tidak nyaman saat Ale menyebut nama kelincinya. "Kenapa namanya harus disama-samain?"
"Siapa yang nyama-nyamain? Aku memang ngasih nama Grace bahkan sebelum kamu menjadi istriku," jawab Ale.
Grace menghentak. Tetap saja dia tidak suka namanya disamakan dengan kelinci putih. "Ganti namanya!"
"Enggak." Ale menjawab sambil berlalu. Dia tidak mau berdebat dengan Grace hanya masalah nama kelinci.
"Hih! Ale, Sialan lo!" Grace ingin menghentakkan kaki, tapi terasa berat dan ada bulu-bulu halus yang menggelitik. Grace menunduk lalu terkesiap melihat kelinci putih itu di atas kakinya. "Sialan kau kelinci! Jangan deket-deket!"
Mendengar teriakan Grace, Ale menoleh. Dia melihat Grace yang berusaha menjauh saat kelinci itu mengikuti. Ale terkekeh geli. Hari ini dia cukup terhibur dengan tingkah Grace dan Grace kelincinya. "Yang akur, ya, sesama Grace!"
"Ale!" Grace berlari mengejar suaminya. Dia memukul lengan Ale, karena lelaki itu tidak membantu. "Nggak pemiliknya, nggak peliharaannya sama-sama nyebelin."
"Dia kayaknya tahu, kamu berusaha nyerang aku."
"Nyerang apaan? Dia duluan yang nyerang!" Grace berjalan lebih dulu sambil bersungut-sungut.
***
Kricik... Kricik....
Ale baru masuk kamar dan mendengar bunyi gemercik. Dia naik ke ranjang dan duduk sambil bersandar. Ale mengambil ponsel di saku celana, memeriksa email masuk dari Oly. Rata-rata email itu berisi tentang pekerjaan dan jadwalnya minggu depan. Ale membiarkan, tapi ada satu pesan menarik perhatiannya.
Tunggu pembalasanku.
Rahang Ale mengeras, tahu sebentar lagi pasti ada kekacauan. Dia meletakkan ponsel di nakas lalu berbaring. Dia harus memikirkan cara agar orang itu tidak mengusiknya lagi.
Ceklek....
Grace keluar kamar mandi. Dia melorotkan gaun tidur yang kependekan. Kesalahan, dia tadi tak membawa pakaian apapun. Terpaksa dia memakai baju tidur yang sudah disediakan mertuanya. "Ini nggak pantes disebut baju tidur!"
Pandangan Ale teralih ke Grace yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Matanya melebar melihat Grace berdiri dengan pakaian tidur tipis berwarna pink.
"Jangan lihatin kayak gitu! Buaya darat!" pekik Grace tak suka. Dia berjalan cepat menuju ranjang, menyembunyikan tubuhnya di balik selimut. Grace bahkan berbaring memunggungi. Tidak suka dengan tatapan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Penggantiku Adalah Bosku
General Fiction"Selamat datang dikehidupan baru, Grace," bisik Ale membuat tubuh Grace meremang. "Jadi istri yang baik." Tubuh Grace membeku mendengar suara mengerikan itu. "Kenapa bisa kamu?" tanyanya parau. "Aku nggak nikah sama kamu. Bukan kamu mempelainya." Al...