03. 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫

353 54 2
                                    

Selamat membaca...

Hari kedua Mada menemani teman barunya berkeliling daerah sekitar istana. Ia tidak diperbolehkan membawa Janne terlalu jauh karena khawatir musuh tiba-tiba menyerang. Janne juga tidak protes karena ia takut tersesat kalau berkeliaran terlalu jauh di negeri orang.

Kali ini mereka mengunjungi pasar hasil laut yang tak begitu jauh dari istana. Carel, sahabat baik Mada dari desa ikut menemani perjalanan mereka. Awalnya ia tidak ikut karena merasa sungkan menganggu tapi Janne malah memaksa untuk ikut. Jadilah mereka bertiga berjalan beriringan dengan dua penjaga dibelakangnya.

"Ikannya banyak banget, masih segar-segar." Celetuk Janne takjub melihat sekeliling yang penuh dengan penjual ikan berbagi macam jenis.

"Atlanta merupakan kerajaan paling strategis tapi juga paling rawan. Banyak pekerjaan yang bisa dijalani disini terutama nelayan. Sampai saat ini Atlanta masih memegang kerajaan penghasil makanan laut terbesar. Tapi gak enaknya karena memiliki perbatasan langsung dengan vampir dan manusia. Banyak vampir yang nyoba masuk kesini untuk berburu dan banyak manusia yang nyasar masuk kesini. Kadang aku lihat kakak pusing banget, makanya ayah gak mau lama-lama jadi raja." Tutur Mada. Keduanya tertawa kecil mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan sang pangeran.

"Vampir berburu kesini?" Tanya Janne penasaran.

"Ya. Karena di dunia vampir gelap, jadi jarang ada hewan hidup disana." Kali ini Carel yang menjawab.

"Oooh. Aku pengen makan ikan tuna! Di kerajaanku ikan tuna sangat langka dan mahal."

"Kalau gitu kamu beruntung. Ayahku yang jual ikan tuna." Ucap Carel dengan bangga.

"Woah! Mada, kita bisa beli?"

"Bisa. Aku suka banget ikan tuna masakan bibi. Makanan favorit sejak aku masih kecil."

"Masakan? Aku juga mau! Boleh?"

"Boleh. Ayo ke kedai ayahku, kalau sama Mada pasti langsung dimasakin!"

Mereka bertiga menuju ke kedai milik keluarganya Carel. Sesekali membalas sapaan oleh warga yang disahut antusias oleh mereka. Carel mungkin bukan seorang bangsawan tapi ia cukup terkenal karena ayahnya pengusaha olahan ikan tuna di Atlanta.

Di waktu yang tak tentu, Mada merasakan aura aneh di sekitarnya. Membuatnya memelankan langkah dari kedua temannya. Hingga atensinya tertuju pada seseorang berpakaian formal berpapasan agak jauh dari mereka. Mada pun menoleh dengan tatapan setajam elang.

"Ikutin Carel sana Janne! Aku balik nanti." Perintahnya dingin kepada dua penjaga yang mengikuti mereka.

"Pangeran mau kemana?"

Namun Mada tak menjawab dan terus melangkahkan kaki mengikuti seorang pria dengan warna rambut yang hampir sama dengannya. Karena ia harus memastikan bahwa dugaannya benar.












































"Menyerah sekarang atau aku akan membunuhmu, vampir!"

Mada menodongkan pedangnya tepat didepan leher pria itu. Membuatnya berhenti karena Mada berhasil menghalangi jalan. Sudah biasa kan kalau werewolf memusuhi vampir?

Semua orang terkejut dengan pernyataan sang pangeran. Namun orang yang ia todongi senjata tak merespon apa-apa.

"Siapa yang kamu maksud vampir?"

"Kamu! Aku pangeran disini. Jadi aku perintahkan kamu menyerah!"

"Aku tahu. Kalau aku vampir aku sudah tiada disini karena raja akan membunuhku. Di perbatasan juga ada penjaga kalau kamu tahu, pangeran omega." Mada mengurangi eksistensi gerakan waspadanya. Orang tadi menyingkirkan pedang Mada dari hadapannya dengan mudah lalu pergi dari sana.

𝐒𝐀𝐍𝐃𝐘𝐀𝐊𝐀𝐋𝐀 (mildangz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang