08. 𝐦𝐚𝐭𝐞

474 47 8
                                    

long time no see hehe. banyak typo nanti dibenerin. jangan lupa feedback juga!

Selamat membaca...

  "Kak! Ayo lah, kak! Izinin aku ikut nyari Janne!"

  Terhitung banyak kali sudah sang raja mendengar rengekan yang sama. Ditambah dengan sang adik yang sibuk mereka wajahnya agar nampak kasihan. Kalau saja Mada masih berumur 5 tahun mungkin Gilbert akan dengan senang hati mencubit pipinya.

  "Gak, Mada! Kamu di istana aja. Nanti kalau kamu ikut yang ada nanti kamu malah ikutan hilang."

  "Aku janji aku gak bakal hilang!"

  "Cih. Kamu aja kalau berantem suka tumbang duluan. Nanti kalau ada yang nyerang kamu gimana?"

  "Aku janji kak, aku bakal baik-baik aja."

  "Apa yang bikin kamu bisa janji kalau gak bakal luka dan ikutan hilang?" Wajah sang kakak semakin menunjukkan raut sombong. Sombong akan dugaannya kalau Mada ikut serta dalam pencarian Janne akan menambah beban.

  "Emmm, aku, aku sama Kaivan!" Mada meruntuki dirinya yang mungkin tak sengaja menyebut nama itu. mungkin.

  Gilbert terdiam memikirkan nasib apa saja jikalau prajurit baru itu menjaga adiknya.

  "Hmmmm, si prajurit baru itu ya? Kemampuannya bagus juga. Tapi tetep aja."

  "Kakak!"

  "Baik, kamu boleh ikut. Nanti kakak suruh Rino dan Kaivan buat nemenin."

  "YEAY! Makasih kakak!"

  Dan akhirnya raja muda itupun menyerah dengan permintaan sang adik. Toh ia tahu kalau adiknya ini keras kepala. Kalau tidak diizinkan nanti malah bertindak sendiri.

  Soal penyebab Janne hilang belum ada yang tahu pasti. Kecuali Mada si pembuat ulah tentunya.

  Maka dari itu, pencarian Janne segera dilangsungkan sebab dugaan masih mengarah tak jauh dari ulah vampir. Pasukan dari Laruzen telah datang tak lama dari kepulangan rajanya. Pasukan pun dibagi ke berbagai tempat yang akan dituju. Tak lupa daerah sekitar perbatasan dengan jumlah pasukan lebih dari kelompok pasukan lain. Bergeraknya mereka turut menggerakkan Mada dengan pasukannya pula.




  Sebenarnya Mada dengan pasukan yang dibawanya mendapat bagian untuk pergi ke sebelah Utara. Dimana arah tersebut malah berkebalikan dengan pintu perbatasan di Atlanta. Oleh karena itu, Mada dengan lagi-lagi melibatkan akal liciknya membawa pasukannya mendekati daerah perbatasan.

  Pasukan yang ikut serta dengannya adalah pasukan dari Laruzen. Jadi, mudah bagi Mada untuk menipu mereka. Kaivan dan Rino yang ikut menemani hanya terdiam tak menimpali. Mereka tahu tujuan pasti sang pangeran walaupun agak berbahaya untuknya.

  Mereka pun memutuskan untuk mengambil posisi agak jauh dari pasukan sang kakak yang sudah tiba di pintu portal perbatasan. Tujuannya agar mereka tidak ketahuan karena tidak menuju tempat seharusnya. Tapi tenang saja, untuk bagian Utara tadi Mada sudah memerintahkan beberapa pasukan untuk kesana.

  Pangeran bersurai emas itu beristirahat dibawah sebuah pohon yang lumayan besar. Pasukannya berpencar tak begitu jauh dari posisinya termasuk Kaivan. Hawa sejuk di sore hari menghasilkan rasa kantuk menerpa. Belum sempat Mada menikmati kesejukan dengan imajinasi lebih jauh, ia menyadari bahwa tiada satupun prajurit di sekitarnya. Ah mereka tidak akan pergi lebih jauh dari sini.

  "Pangeranku disini ternyata."

  Mada membulatkan matanya yang semula hampir terpejam. Ia pun berdiri sembari memutar pandangannya ke sembarang arah. Jaga-jaga kalau sang kakak yang datang memergokinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐀𝐍𝐃𝐘𝐀𝐊𝐀𝐋𝐀 (mildangz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang