AWAL

22 3 1
                                    

Assalamualaikum bertemu lagi dengan akuu...
Tapi dengan cerita berbeda. Membagi waktu untuk up buat dua cerita..
Harap menghargai dengan vote dan comment kalian..
Seperti biasa, Happy Reading teman..

****

Dorr!..

Suara tembakan menggema di seluruh gedung kosong yang terdapat dua orang pria seumuran dan satu bocah laki laki yang masih berumur sembilan tahun.

Satu pria berdiri dengan setelan serba hitam dan memegang sebuah pistol di tangannya. Ia sudah melayangkan peluru untuk menembak.

Targetnya adalah bocah kecil tadi, namun semua itu gagal karena ada seorang pria lain yang menghalau di depan bocah kecil itu, sehingga yang terkena tembakan adalah sang pria.

Pria yang tertembak tadi melotot dan memegangi bagian perutnya yang terlapisi kaos putih sehingga darah segar merah menembus kaos putih bersihnya.

Pria itu lalu berbalik badan menghadap ke arah bocah laki laki yang sedang shock "Pergi dari sini" ucap pria yang tertembak masih dengan memegangi perutnya yang darahnya mengalir tambah deras.

"Hiks.. ga mau" jawab bocah kecil tadi menangis dan berinsut ketakutan karena melihat kejadian mengerikan dengan mata kepalanya sendiri.

"Pergi!" Ucap pria tadi lagi dengan sedikit membentak berharap bocah kecil itu mau menurutinya.

"Tap-"

"Anjing! Gue bilang pergi!" Ujarnya lagi memotong kalimat yang akan dilontarkan oleh anak kecil itu. Ia sangat emosi karena bocah itu tidak mau pergi, karena nyawa bocah itu dalam keadaan terancam.

"Hiks... tapi b-" tangis bocah itu kembali pecah.

"Vander pergi, lo ga aman disini sshtt.." kata pria itu lagi sambil meringis kesakitan pada bocah yang ternyata bernama Vander.

"Pergi Vander!!" Bentak pria itu keras ketika melihat Vander masih tidak berkutik di tempatnya.

Vander terkejut dan akhirnya menurutinya. Vander berdiri lalu berlari keluar dengan mata yang masih mengeluarkan air mata, ia masih tidak yakin untuk meninggalkan pria tadi sendirian.

Dorr!..

Suara tembakan kembali terdengar, cukup keras dan mengagetkan.

"Aaarkhh!!!" Pekikan keras terdengar kembali di iringi suara tembakan dari dalam gedung.

Pria tadi tertembak untuk kedua kali di bagian dadanya, dan seketika darah mengalir lagi dari bagian yang tertembak.

Tangan pria itu beralih memegang dadanya yang tertembak, rasa nyeri dan menyakitkan menyelimuti tubuhnya. Mulutnya mengeluarkan darah kental, bibirnya tidak mampu mengucapkan kata apapun, matanya sangat berat untuk terbuka.

Brukk..

Tubuh pria itu ambruk seketika, matanya sudah terpejam tidak mampu untuk terbuka lagi. Darah mengalir mengelilingi tubuhnya yang terkapar lemah. Pria itu tewas mengenaskan dengan mulut bersimbah darah dan luka tembak di bagian perut dan dadanya.

See You, Vander!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang