***
Bercak oli hitam berceceran di lantai, peralatan untuk membengkel berserakan di sembarang tempat dengan para pekerja yang pakaian nya sudah lusuh dan kotor akibat bercengkrama dengan alat alat itu. Di sinilah mereka, di tempat motor motor yang membutuhkan pertolongan untuk bisa di pakai oleh pemiliknya lagi. Bengkel Cak Slamet namanya, bengkel yang katanya andalan warga sekitar sini. Selain harganya yang katanya murah, pelayanan nya juga begitu ramah dan cepat.
Vander duduk di kursi depan yang memang sudah di sediakan pihak bengkel untuk para pelanggan agar tidak lelah menunggu dengan berdiri. Di sampingnya ada Violet, gadis itu berdiam duduk sedikit jauh dari Vander, berjarak satu kursi. Entah apa alasannya Vander tidak tahu. Mereka berdua hanya diam seolah tidak ada kata yang bisa di sampaikan. Motor mereka berdua sedang di perbaiki dan tinggal menunggu.
Seorang pekerja bengkel menghampiri mereka yang saling terdiam "Iki pacar nya kenapa ndak di ajak ngobrol toh?" Tanya nya pada Vander.
Vander mendongak menatap pekerja bengkel itu, ia menyunggingkan senyum tipis.
"Bukan pacar mas" jawab Vander melirik Violet yang juga sedang menatap nya.
"Loalah..temen toh?" Ujar pekerja bengkel itu lagi.
Vander hanya mengangguk singkat.
"Bisa barengan ya mas motor nya mogok" kekeh pekerja itu sembari membereskan peralatan untuk memperbaiki motor yang berserakan.
"Ban motor saya bocor, dia yang mogok" Vander menimpali datar sembari menunjuk Violet dengan dagunya.
Pekerja itu hanya tersenyum.
"Jaman sekarang ga ada mas yang namanya temenan cowok cewek" ucap pekerja itu menatap kedua remaja yang saling diam di kursi bak patung yang akan di jual.
"Pasti ada perasaan, mas nya atau mbak nya ga ada yang suka satu sama lain gitu?" Lanjut pekerja itu lagi, kepo.
Violet agak risih dengan segala pertanyaan dari pekerja laki laki itu.
Kepo banget jadi orang! Batin Violet.
Vander melirik Violet lagi, gadis itu menunjukkan raut kurang nyaman dan risih dengan pernyataan dari pekerja bengkel tadi.
Vander berdehem "Ralat, dia pacar saya" ucap nya lugas tanpa ekspresi.
Violet sontak membelalakan matanya menatap Vander melongo. Kenal saja barusan, belum kehitung satu hari juga, bagaimana bisa dia jadi pacar remaja laki laki di sampingnya yang cuek bin datar ini? Mana pake kata ralat juga! Dikira cewek apaan Violet ini.
Pekerja tadi menatap Vander "Kan, apa kata saya!" ucap nya dengan membawa karung berisi alat alat bengkel yang sudah ia bereskan tadi.
"B-bu-" Violet ingin berbicara sebelum di potong oleh Vander.
"Gue mau beli minum, nitip?" Tanya Vander menyela ucapan Violet dan menatap gadis itu lekat namun datar.
Pekerja bengkel itu masih menyaksikan kedua remaja di depannya ini "Bucin mas, yasudah saya balik kerja dulu" pamitnya, lalu berlalu pergi dari hadapan Vander dan Violet.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You, Vander!
RandomHanya tentang kisah klasik antara dua remaja SMA yang menjalin asmara. Namun, banyak rintangan yang menjeda. Vander Lamuel Arghanata dan Belvana Violetta. 'Senyum mu adalah mentari, tawa mu adalah pelangi, namun sedih mu adalah badai bagiku' 'Maka m...