BAB 4: TAK TERDUGA

20 1 0
                                    

Hallo temann...

Rara disini❤❤..

Gimana kabarnya? Pasti sehat dong...

Jangan lupa bersyukur dulu buat hari ini ya!

Langsung aja dehh...

Tarik nafas dulu, tahan jangan di buang mubazir nanti.

Bercanda...

Nungguin ya?!

Yaudah langsung cuss..

Met bacaaa temann...

❤ lopek buat yang baca!

****

Lapangan luas dengan dua gawang besar di sisi kanan dan kirinya, serta para remaja laki laki yang berlari menggiring bola ke kubu lawan agar bisa mencetak gol dan memperoleh point. Lapangan hijau dan luas yang terletak di SMA Delaga, saat ini sedang di gunakan oleh anak anak ekstrakulikuler futsal untuk latihan sebelum tournament. Mereka berlatih di lapangan karena jadwal latihan di majukan dan dadakan, biasanya mereka berlatih di gedung lapangan Futsal luas milik SMA Delaga.

Keringat sudah membasahi tubuh mereka hingga menembus jersey yang mereka pakai. Sudah dua jam mereka berlatih di sore hari ini, setelah pulang sekolah jam tiga tadi mereka langsung bergegas ke lapangan ini dan melakukan pemanasan sebelum latihan.

"Vander!" Panggil seorang pria yang berdiri memakai jaket dan topi di tepi lapangan sembari memantau latihan yang sedang berjalan.

Vander yang memakai sepatu setelah mengenakan kaos kakinya lantas menoleh karena di panggil. Dia baru saja menunaikan sholat ashar di Masjid sekolah dan kembali lagi untuk mengikuti latihan.

Vander berjalan mendekati pria yang menjabat sebagai pelatih futsal nya itu.

Vander mengernyit bingung "Kenapa Pak?" Tanya Vander pada pelatih nya yang bernama Pak Iwan, bukan Iwan Fals ya..

Pak Iwan menepuk bahu Vander dan menumpuh kan tangannya di sana "Tournament udah H-5, Bapak harap kamu sebagai kapten tim bisa menjaga dan memantau teman teman mu"

"Ini adalah tournament terakhir kalian sebelum kalian sibuk di kelas 12 nanti, Bapak harap kalian tidak mengecewakan saya dan warga sekolah!" Lanjut Pak Iwan serius.

Vander mengangguk "Saya dan tim akan memberikan yang terbaik" jawab Vander sungguh sungguh.

"Bapak percaya"

Pak Iwan menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya "Kamu hebat Van karena sudah berhasil membawa pulang penghargaan dan juara untuk sekolahmu" ujar Guru berumur 44 tahun itu.

"Saya tidak akan bisa tanpa do'a orang tua dan dukungan orang sekitar saya" jawab Vander.

Pak Iwan menepuk lagi bahu Vander "Kamu sama seperti 'dia' Van" ujarnya.

"'Dia' lebih hebat dari saya Pak" ucap Vander dengan pandangan menengadah ke atas langit yang berwarna biru dengan sepercik warna jingga serta gumpalan awan putih yang menghiasi langit sore.

"Kalian sama sama hebat" koreksi Pak Iwan menatap Vander.

Vander juga menatap balik Pak Iwan dan tersenyum tipis.

See You, Vander!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang