BAB 3: NATHAN SADBOY

8 1 0
                                    

17 Agustus 2023

Selamat memperingati hari kemerdekaan Indonesia teman..

Semoga kedepannya Bangsa Indonesia lebih maju dan bangga memiliki anak anak Bangsa yang cerdas...

Siapa aja yang ikut upacara bendera di sekolah maupun di daerah nya cungg dulu..

Langsung aja.

Kembali lagi bersama Rara...

Absen dulu dongg...

Lomba apa aja yang ada di daerah kalian nih?

Vander kembali update bab baru yang pastinya seru dan lucu..

Daripada banyak cing cong mulu, langsung aja dah.

Met bacaa yaa temann....

❤ lopek dulu buat yang baca!

****

Hening melanda, hanya ada suara kipas dan detik jarum jam yang berbunyi di kesunyian kelas XI IPA 2. Juga suara kertas di bolak balik membuat sedikit siswa kelas terganggu, termasuk Adelio.

Adelio menatap Malvin di sebelahnya yang daritadi membolak balik kertas hingga menimbulkan suara yang sedikit mengganggunya "Ck! Berisik!" Tegur Adelio pada Malvin.

Gerakan tangan Malvin yang sedang membolak balik kertas terhenti mendengar teguran Adelio, sekarang Adelio menakutkan di mata Malvin karena Adelio sedang menatap tajam Malvin.

"Sorry hehe.." jawabnya cengengesan.

Adelio mengabaikannya dan lanjut pada soal ulangan harian fisika miliknya yang hanya tinggal beberapa saja setelah itu selesai.

Ya benar, kelas XI IPA 2 sedang melakukan ulangan harian Fisika. Seperti yang sudah di katakan ulangan ini berjalan sehabis istirahat selesai. Banyak decakan kesal dari para siswa karena tidak bisa menjawab soal yang sangat sulit, bahkan mungkin sudah ada yang misuh misuh di dalam hati atau memaki guru yang sudah membuat soal yang begitu sulit.

Malvin berdecak frustasi ketika melihat soal pada lembar kertasnya yang masih tersisa banyak yang belum di jawab "Frustasi gue anjengg" Dumelnya pelan dengan sedikit menjabak rambutnya. Kalo teriak, nanti yang ada penghapus papan terlempar menuju tak terbatas!

"Yo, gue lihat dongg" mohon Malvin pada Adelio yang sedang meregangkan otot tangannya karena sudah selesai mengerjakan soal ulangan miliknya. Kenapa bisa secepat itu? Malvin saja satu soal harus menunggu hidayah dan pencerahan di otak nya buat jawab satu pertanyaan.

Adelio menatap Malvin "Minta Vander noh" ujarnya dengan menunjuk Vander dengan dagunya.

Malvin menoleh melihat ke bangku Vander yang sederet dengannya namun hanya terhalang satu bangku siswa kelas. Terlihat Vander sudah bersender santai di kursi dengan jari jemari memutar pulpen dengan lihai. Wajah Vander begitu santai selalu begitu memang, bahkan ketika berhadapan dengan lawan Degaskar wajahnya tidak sama sekali tergambar tegang maupun takut, itu salah satu daya tariknya. Inilah mengapa Malvin tadi ingin duduk di sebelah Vander, selain pintar Vander itu juga cepat. Tapi ia urungkan niatnya itu, karena menurutnya kekejaman Lionel lebih menakutkan, bisa bisa pulang tinggal nama tadi kalo dia duduk di sebelah ketuanya itu. Apalah daya sudah terima takdir dan nasib..

Malvin berdecak "Lo kira gue setan apa bisa nyontek Vander tanpa ketahuan?!" Kesal Malvin.

Adelio melirik sekilas Malvin "Tuh sadar" ujarnya tanpa rasa dosa.

See You, Vander!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang