• 𝟎𝟑, 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐞𝐡 (𝟏) •

26 11 1
                                    



Pembagian Asrama sudah di dapatkan oleh Artika, ia satu kamar dengan 2 orang berasal dari Negara yang berbeda. Amai Hoshiko yang berasal dari jepang, dan Aleta Van Vertrouwelijk yang memiliki darah bangsawan Belanda.

Semenjak mimpi buruk yang ia dapatkan di hari pertama, Artika jadi mudah demam. Bahkan ia sering merasakan perasaan aneh, seperti Puspatajem.

Pikiran Artika melayang kemana-mana, ia tak bisa fokus. Sampai pada akhirnya panggilan Aleta menyadarkan Artika dari lamunan buruknya.

"Artika?" Panggil Aleta dengan wajah khawatir.

Artika lantas menoleh, "Y-Ya?.."

"Kamu sakit?.. wajah kamu pucat banget dari pagi.." Kata Aleta sambil menatap Artika dengan tatapan penuh khawatir.

Mevrouw Deeryn yang sedang mengajar pun tak sengaja mendengar percakapan Aleta dengan Artika, ia lalu mendekati Artika, "Jika memang kau sakit, Nak. Lebih baik kau beristirahat di GOP.. aku takut kau malah pingsan." Kata nya dengan nada terdengar tegas namun penuh kekhawatiran.

Artika ingin menggeleng, namun melihat tatapan Aleta yang memandang tajam ke arahnya berisyarat untuk menurut. Ia pun hanya bisa menurut, ia diantar oleh teman sekamarnya, Amai untuk ke GOP.

Amai menatap khawatir Artika, "Kau tidak lupa makan pagi lagi kan?" Tanya Amai.

Artika yang mendengar pertanyaan Amai pun langsung menatapnya jengkel, "Bukankah tadi pagi kita makan bersama di Aula? Kau lupa,  huh?" Kata Artika Lalu berjalan sendiri menuju GOP.

Amai pun langsung menatap Artika, "Ah.. oh.. hehe.." Amai yang melihat Artika mulai berjalan cepat meninggalkan dia pun lantas mengejarnya, "Eh! Artika tunggu dong.."

Sosok bayangan hitam memperhatikan Artika, "Lemah." . Ia pun lantas langsung pergi dari balik dinding.

Perasaan aneh kembali muncul menyelimuti Artika, ia lantas berbalik menatap dinding polos di ujung lorong, "Apa cuman perasaan ku aja yah?.." Gumam Artika yang tidak terdengar jelas oleh Amai.

Amai yang melihat Artika berbalik lalu menatap dinding polos di ujung ruangan pun, ikut berbalik dan menatap yang di pandang oleh Artika. "Kenapa?" Tanya Amai penasaran.

Artika hanya mengegeleng lalu berbalik dan kembali berjalan, 'Ini cuman perasaanku atau.. ini sekolah emang ada yang tidak benar?..' Batin Artika.

Amai hanya mengangguk, walau sebenarnya ia diselimuti rasa penasaran, ia bahkan berkali-kali menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang di maksud Artika, 'Apa sih sebenarnya?'

Artika yang melihat yang di lakukan Amai pun hanya bisa tersenyum pasrah, ia terlewat penasaran.

****

"Pelajarannya susah banget sih!" Keluh kesah terdengar dari bagian ujung perpustakan, tampak terlihat seorang Laki-laki dengan kaca mata bulatnya yang begitu ikonik. Surai Hitam yang terlampau lebat, serta Netra berwarna Biru malam.

Kita panggil saja Ichiro Bartholomeus,  atau yang bisa di juluki 'Si Culun', dan 'Kutu buku' lantaran ia yang dianggap terlalu suka membaca, sampai-sampai teman satu asramanya risih karena betapa penuhnya tempat tidur Ichiro dengan buku. Ichiro juga tak jarang sering di Bully, karena tinggi badannya yang dianggap terlalu pendek untuk tinggi badan seorang laki-laki.

Lalu disebelahnya seorang laki-laki dengan rambut bererbelah tengah berwarna Biru Tua, dengan Netra berwarna Ungu Tua. Lider Van Mirskoy, atau yang bisa kita panggil Lider. Ia di juluki sebagai genius, lantaran kepintarannya tak seperti kepintaran manusia pada umumnya.

𝗣𝗮𝘀𝘁 𝗣𝗹𝗮𝗻𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang