🦊 Bulan ke-1 💙 : Morning Sickness

4K 73 3
                                    

Bangun tidur, hal pertama yang dilakukan Karina adalah melesat ke kamar mandi karena rasa mual lagi-lagi melandanya di pagi hari. Hamil muda memang begini.

“Hoeeekkk...”

Yeonjun yang masih muka bantal menghampirinya dengan segelas air putih di tangan. Ia ikut berjongkok di sana dan memijat tengkuk istrinya. Terhitung sudah tiga hari ini Karina mengalami morning sickness yang cukup parah.

“Minum dulu, Yang.”

Karina meneguknya perlahan. Pandangannya masih berkunang-kunang sehingga ia hanya bersandar lemas pada tubuh kokoh suaminya.

“Nanti kita ke dokter saja ya? Aku khawatir lihat kamu.” ucap Yeonjun sembari mengusap keringat dingin di kening istrinya.

“Tak perlu, aku baik-baik saja. Ini hal lumrah bagi wanita yang sedang hamil muda. Lagipula aku mual-mual begini juga hanya di pagi hari.”

“Iya aku tahu, tapi aku takut kamu kenapa-kenapa. Wajahmu pucat sekali.”

Karina tersenyum kecil. “Nanti kalau sudah makan sama minum vitamin juga mendingan kok, Yang. Serius. Sudah ah, jangan parno berlebihan begitu.” ia mendorong main-main pipi suaminya diiringi kekehan. “Aku yang tahu batas tubuhku. Kalau sudah merasa tak mampu, aku pasti bilang sama kamu.”

“Benar ya?”

“Iya, Sayang.”

Setelah berhasil diyakinkan, Yeonjun menggendong Karina ala bridal dan membawanya kembali ke ranjang. Tapi kemudian wanita hamil itu ingin balik lagi ke kamar mandi karena ingin cuci muka dan gosok gigi.

Kini di depan wastafel, lelaki tampan itu sibuk menyisir rambut berantakan istrinya menggunakan jari kemudian menguncirnya tinggi-tinggi supaya lebih rapih.

Karina memperhatikan gerak-geriknya melalui pantulan cermin. Walaupun morning sickness ini cukup menyiksanya, tapi ia benar-benar bersyukur punya Yeonjun di sampingnya. Suaminya ini perhatian sekali, dan aksi manisnya selalu menjadi penyelamat suasana hati.

“Sekarang masih mual?” tanya Yeonjun. Kedua lengan kekarnya memeluk Karina dari belakang dengan dagu yang sengaja ditumpukan pada pundaknya.

“Sedikit, tapi tidak separah tadi. Agak pening juga sih.”

“Kasihan istriku. Oh iya, kamu mau sarapan apa pagi ini? Biar aku buatkan. Atau kalau mau beli juga nanti aku belikan.”

“Apa ya?” ia pun menunduk dan mengusap perut ratanya. “Sayang, mau sarapan apa pagi ini kata Papah? Hmm? Apa? Mau bubur ayam lagi seperti kemarin?”

Yeonjun nyengir mendengar Karina mengajak calon bayinya berkomunikasi. Nanya sendiri dijawab sendiri.

“Tuh, katanya mau bubur ayam seperti kemarin.”

“Iya nanti aku belikan.”

“Yeonjun.”

“Ya?”

“Katanya dia mau dua porsi, terus sate telor puyuhnya mau lima tusuk.”

“Oke, terus mau apa lagi?”

“Kerupuknya minta dipisah terus jangan diremat-remat. Jangan pakai kacang, aku eneg lihat kacang. Terus kuahnya sedang-sedang saja, jangan kekeringan tapi jangan kebanjiran juga. Daun bawangnya jangan banyak-banyak. Tak tahu kenapa jadi bau keciumnya, padahal dulu aku doyan. Oh iya, suwiran ayamnya juga mau banyak. Jangan pakai sambel, bawang gorengnya sejumput saja. Kalau kebanyakan nanti jadi pahit.”

Lima detik pertama Yeonjun blank mencerna semuanya. Karina malah melunjak, ditanya satu kalimat dia jawabnya satu paragraf. Tapi berhubung istrinya ini sedang hamil, jadinya senyum lebar Yeonjun tetap on point.

“Baiklah, aku mau mandi dulu kalau begitu.”

“Yeonjun.”

“I-iya, Karina?”

Di luar dugaan, si pemilik nama malah mendelik tak suka dan langsung melepas dekapan suaminya secara paksa. “Kok manggil aku dengan nama Karina sih?”

“H-hah?” belum kelar bingung perkara bubur ayam, sekarang lelaki itu tambah planga-plongo karena reaksi istrinya. “Y-ya kan nama kamu memang Karina, aku salah di mananya?”

“Tapi kan kamu itu biasanya manggil aku dengan sebutan ‘Sayang’ atau ‘Yang’! Kok sekarang jadi manggil Karina lagi? Kamu males ya sama aku? Kamu tertekan ya gara-gara aku banyak maunya?”

Ini malah merembet ke mana-mana. Mood swing-nya parah sekali, tiba-tiba jadi sensitif begini.

“Maaf, Yang. Aku tidak seperti itu kok. Aku sayang sama kamu, kamu kan cinta matinya aku. Aku ulangi lagi ya pertanyaanya. Tadi kamu mau bilang apa, Yang?”

“Tidak jadi! Kamu mandi saja sana!”

Beruntungnya kesabaran Yeonjun tidak setipis imannya. “Ya sudah, aku mau mandi dulu.”

Karina tidak menjawab dan mulai sibuk dengan kegiatan cuci muka serta gosok giginya. Setelah beres, dia menyembulkan kepalanya di balik tembok sekat dan malah mengintip suaminya mandi.

“Kenapa, Yang?” Yeonjun yang rambutnya busa sampo semua itu sadar dengan kehadirannya. “Mau ikut mandi juga? Sini. Kita basah-basahan berdua.”

“Yeonjun.” sekarang dia lemah lembut lagi.

“Hmm?”

“Aku mau makan buburnya pakai mangkok yang ada gambar ayam jagonya.”

Untuk yang kesekian kalinya Yeonjun tersenyum lagi, padahal aslinya dia meringis sedih. Ternyata Karina cukup rewel. Baru hamil satu bulan saja sudah seperti ini, delapan bulan ke depan apa kabar?










































🦊 YEONJUN X KARINA 💙

🦊💙

!!! WARNING !!!

✅ Ini cerita pendek, sepuluh atau sebelas chapter juga tamat.

✅ Cerita dalam ranah pernikahan, jadi sudah pasti ini area dewasa.

✅ Tidak menyediakan adegan seks, tapi mungkin di beberapa chapter ada yang cukup frontal. So, bijaklah dalam memilih bacaan.

___________________________________________

#yeonjun #karina #yeonrina #aespa #txt #aestxt #txtaespa #heartfox

Hamil || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang