Chapter 2 - 이

142 16 6
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

⚠Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca♡♥

Sebelumnya....

"Kau.... dulu menyukaiku?"

"Hmm.. seperti cinta pertama." angguknya yakin. "Aku menyukai Min Yoongi dari yang dikenal sebagai SUGA, Agust D, pria yang sekarang berdiri di hadapanku atau apapun itu. Wah wajahmu memang agak sedikit berubah tapi kharismamu tetap terpancar dan keren. Ternyata kau masih menyukai warna hitam ya? Kupikir baju warna kuning lebih cocok untuk-" oceh gadis itu terlalu banyak.

"STOP!!!" Pekik Yoongi nyaris marah.

"Apa yang kau lakukan? Ingin merayuku? Atau ikut mengomentari alur hidupku yang sampai saat ini belum menikah? Lalu kau mau pamer jika banyak pria yang menyukaimu dan tinggal memilih menikahi salah satunya? Tak usah jadi fansku lagi. Menikah saja sana!" Gerutu Yoongi lantas berbalik pergi.

"Memangnya tujuan hidup manusia hanya menikah dan berkembang biak. Atau sebenarnya tujuan kalian itu ingin membangun negara sendiri?" Sambungnya masih mengomel.

Si gadis yang telah ditinggal pergi nampak mengerjap kebingungan karena Yoongi yang menjauh darinya masih saja mengomel panjang dan cepat bahkan ia tak mendengar jelas apa yang dikatakan pria itu tadi.

"Apa dia marah hanya karena aku bilang menyukainya?" Keluh gadis itu tak percaya, masih tak sadar jika Yoongi sensitif dengan kata 'pernikahan'. disusul ia yang menepuk jidatnya sendiri. "Ah,,, harusnya aku minta tanda tangan tadi."

𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮

Keesokan harinya, seperti hari-hari biasanya. Yoongi masih dengan segudang aktifitas di dalam ruangan tempatnya bekerja, jadi tempat makan dan tidur pula. Sepertinya ia hampir lupa jika ia sudah punya rumah. Karena pria itu hampir jarang pulang.

Namun yang berbeda hari ini adalah, ada seorang Kim Namjoon yang menemani, yah- setidaknya ia punya alasan agar Ayahnya tak datang mengganggunya hari ini.

"Hyung, apa kau tahu hari ini ada seleksi produser untuk Bighit?" Tanya Namjoon sambil sesekali memainkan ponsel.

"Wah benarkah, kenapa aku tidak tahu?" Sahut Yoongi cukup kebingungan.

Sang rekan lantas berdecak kesal. "Kau sibuk jadi beruang kutub akhir-akhir ini Hyung, jadi kami sepakat tak mengajakmu untuk jadi juri di audisi." Ujar Namjoon menohok

"Jahat sekali. Lalu apakah kalian sudah menemukan yang cocok?" Tanya Yoongi cukup tertarik.

"Eoh ada beberapa orang, dan salah satu diantara mereka perempuan." Jawab Namjoon singkat.

Yoongi mendengung cukup lama, harusnya ia tak kebingungan karena beberapa tahun ke belakang banyak gadis yang bekerja untuk Big Hit. "Hmm.. kenapa perempuan itu bisa lolos sampai seleksi akhir?"

"Aku tidak tau apa vocalnya sebagus Ador...-"

"Cukup! Kau jangan bahas dia lagi." Pekik Yoongi terdengar kesal, seperti ada sesuatu hal yang membuatnya sangat sensitif jika mendengar nama gadis itu.

"Maaf Hyung. Tapi kau perlu meluruskan isi kepalamu. Perempuan yang bekerja untuk Big Hit dan mereka ikut terkenal karena kita, lalu mendapatkan tawaran untuk karir mereka yang lebih baik bukan pengkhianatan. Aku juga sedih melepas beberapa talent Big Hit, entah itu Produser, Translator, Editor atau Make Up Artist. Tapi mereka semua tak bisa terkurung disini dengan alasan setia pada grup kita." Oceh Namjoon menjelaskan panjang kali lebar, namun Yoongi hanya menyahut dengan pertanyaan lain.

𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang