Hari itu di Jalan Desa Sagara yang biasanya tenang dikejutkan oleh sebuah insiden yang tidak biasa. Seorang mahasiswi berwajah cantik, mengenakan jas almamater berwarna biru universitasnya, sedang melenggang di jalanan lengang, ketika tiba-tiba terciprat air kotor dari genangan di tepi jalan.
Sontak saja, nalurinya yang tidak terima perbuatan pengendara yang dianggap tak bertanggungjawab membuatnya refleks melompat, "Heeyyy berentiii lo!" teriak sang gadis, sambil berkacak pinggang, telunjuknya mengarah tepat pada mobil Jeep yang sebelumnya, melindas genangan air. Sehingga kini sebagian wajah, rambut, dan jas almamaternya itu basah kuyup.
Sedangkan mobil tersebut terus melaju tanpa memedulikannya sedetik pun. "Berhenti, kataku! Dasar pengemudi ugal-ugalan!" Ia pun berlari mengejar.
Sayangnnya, usahanya sia-sia belaka. Mobil Jeep Wrangler Rubicon merah itu melaju dengan cepat, meninggalkan jalanan desa yang tidak rata.
Sang pengemudi adalah seorang pemuda tampan berambut panjang diikat duduk santai mengemudi di atas mobil dengan mengenakan kacamata Ray-ban, hanya memicingkan mata dan sedikit melirik pada spion tengah.
"Hmm, rupanya ada cewek gila baru, sepertinya baru turun dari mobil. Teriak-teriak enggak jelas, rambut kusut, baju kotor dan mata melotot, hiiy!" Pemuda itu membatin.
Sedangkan gadis yang disangkanya orang gila yang baru diturunkan dari mobil buangan merasa kesal. "Arrgh! Bajuku basah. Dasar pengendara ugal-ugalan!" makinya merasa kesal.
Gadis cantik yang kini kotor dan basah itu bernama Harum Kirana Larasati, mahasiswa tingkat akhir yang sedang menjalankan masa bakti KKN di desa Sagara itu harus mengunjungi balai desa dan memberikan presentasi. Sungguh mustahil ia akan mengenakan jas yang basah kuyup itu ke depannya. Menurutnya itu sangat tidak sopan dan tidak mencerminkan seorang mahasiswi yang teladan.
***
Panorama alam pedesaan menyejukan mata berpadu aroma wangi bunga kopi, menyeruak penciuman. Harum, melangkah tergesa menuju balai desa.
Desa Sagara artinya laut. Konon, hasil penulusuran mahasiswa kelompoknya pada survey awal dan pendekatan budaya kearifan lokal, menurut tetua adat desa, legenda desa ini tercipta dari laut yang surut. Hasil penelitian yang pernah dilakukan para Peneliti Geologi pun menemukan jejak geologi pada tebing dan gua purba. Mereka menemukan banyak jejak biota laut yang sudah membatu.
Menurut pemikiran Harum, potensi desa Segara ini, seharusnya menjadi desa geopark dan agro wisata. Desa itu, memiliki banyak air terjun, ditambah hasil produksi pertanian berupa kopi, beras hitam, dan ubi ungu menjadi ciri khas desanya.
Sedangkan di sepanjang perjalanan tadi, ia melihat desa Segara mengalami perubahan menuju desa urban.
Keasrian alami desanya tampak yang mulai pudar. Pabrik garmen yang terbilang baru telah berdiri megah di muka gerbang salah satu kampung di tepi jalan raya yang udah beraspal hotmix. Sedangkan beberapa pertokoan, serta perumahan mulai menjamur, menandai maraknya pembangunan, ini selaras seiring tumbuhnya kawasan ecososial.
Di aula Balai Desa Sagara,
Prima, Ika, Hazmi, dan Gloria, Tim dalam kelompoknya sudah lama menunggu Harum sejak pagi. Mereka saling memandang dan mengernyitkan kening menyambut kedatangannya. Sebagian terlihat tergemap melihat kondisi Harum yang tak ubahnya seperti tikus tercebur got."Nape lo?" tanya Prima.
"Lagi apes, ada brandal bawa mobil ugal-ugalan," sungutnya.
Wajah mereka pun berubah berekspresi aneh karena menahan tawa.
"Ketawa aja kalo mau ketawa, sebelum ketawa itu dilarang!" ketus Harum kesal. Ia pun bergegas menuju toilet, meninggalkan mereka yang tertawa cekikikan. Di sana ia membuka jasjasnya dan membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM WARISAN
RomanceCerita ini terpilih 30 besar naskah finalis terbaik KWC 7 di aplikasi KBM App dan sudah tamat 30 bab. Siap-siap menuju sesion 2 **** Harum mahasiswa KKN dan Sakti preman kampung. Mereka bertemu dan berseteru. Namun, akhirnya mereka saling jatuh c...