[6].

5 0 0
                                    

CV. WIRAYUDHA JAYA. 

Harum dan sudah berdiri di depan pabrik pengolahan limbah. Perusahaan yang didirikan oleh ayah Juragan Whisnu, Juragan Wirayudhadiningrat, hingga menjadi besar dengan omzet mencapai 1M perbulan.  

"Abah Wira?"

Harum sangat kaget, Sang pemilik pabrik limbah yang di sana tergantung banyak warga desa, Juragan Wirayudha, ternyata adalah Abah Wira yang ditemukan dan ditolongnya di air terjun. 

Wajah Abah Wira nampak segar bugar. Syukurlah kalau Abah Wira sudah sehat.

"Nak Harum? Abah sudah menduga, kita akan dipertemukan lagi, ini sudah jodoh."

Harum tersipu, malu. Rekan-rekan KKN keheranan, Ia sudah mengenal pemilik pabrik lebih dulu.

"Nak Harum ini yang menolong Abah waktu terluka di Curug Angin. Tanpa pertolongannya, Abah mungkin sudah tiada umur." Tanpa dipinta Abah Wira menjawab keheranan teman-temannya.

"Itu hanya kebetulan, Allah yang mentakdirkan saya menemukan Abah."

"Iya, betul. Ini adalah takdir. Takdir yang sudah ditetapkan." Abah Wira tersenyum simpul.

Bagaimana luka Abah, apakah sudah sembuh? Seharusnya diobati dokter," tanya Harum penasaran sekaligus khawatir.

"Sudah Nak, sudah sembuh kembali. Abah Wira memperlihatkan kakinya yang terjerat jebakan babi. Sewaktu Harum mengobatinya tampak luka parah dan berwarna biru, seperti keracunan. Sekarang nampak luka terlihat Kering dan normal warnanya.

'Secepat itu sembuhnya hanya dalam tiga hari bisa sembuh? Kakek luar biasa. Obat apa yang digunakan?' pikir Harum.

"Abah lagi punya masalah. Pabrik ini, omset hingga satu miliar per bulan tetapi, laba malah turun hanya seratus juta perbulan. Abah mau, kalian memeriksanya." Abah Wira langsung memaparkan keadaan pabriknya.

"Baik, Abah. Kami akan mengauditnya. Semoga bisa menemukan dan memberikan solusinya."

Harum dan teman teman memeriksa data pabrik. Dimulai dari kwitansi pembayaran dan penjualan. Ditemukan banyak kecurangan-kecurangan pada kwitansi palsu, pembengkakan anggaran, angka yang mengada-ngada hingga laporan yang tidak sinkron. Mereka menduga ada yang korupsi di pabrik.

Selain itu masalah skill para pekerja, merwka tidak bisa menggunakan laptop. Apalagi menyusun dan membaca laporan laba rugi. Mereka dibagi menjadi beberapa tim, sebagian di teknis dan produksi Sebagian di adminiastrasi.  

Kakek Wirayudha sudah lama menginginkan Sakti, cucu lelaki satu-satunya yang manja, meneruskan tampuk kepemimpinan di pabrik, maka ditegasinya agar anak brandal itu mulai belajar mengurus seluk beluk pabrik. 

Selama ini juragan Whisnu juga, memiliki kesibukan sendiri mengurus peternakan sapi potong, sawah dan penggilingan padi. Sementara juragan Wirayudha, atau lebih dikenal dengan sebutan Abah Wira, mengurusi kebun kopi, kebun buah-buahan keluarga dan tanah keramat kesayangannya, selain mengawasi pabrik limbahnya.

 Juragan Whisnu harus mengurus dan mengawasi Karang Taruna. Menjaga hubungan baik dengn Golek Beureum agar tidak mengacau keamanan desanya, khususnya pabrik garmen yang ada di bawah kendalinya.

Mengatur keamanan, kenyamanan, dan mendistribusikan uang dari kantong pribadinya, agar para mafia itu tidak mencuri, dan merongrong stabilitas pabrik dengan mengadakan keributan hingga berujung demo yang ricuh. Sedikit saja ketidakadilan mereka rasakan dengan mudahnya teriak hancurkan.

Semua itu tentunya harus dijaga dan dikendalikan. Tidak di depan layar. Namun, uang dan kekuasaannya sangat berpengaruh. Tanpa perintah darinya, pendemo tidak akan bubar, barisan keamanan desa (barikade) tidak akan bersedia menjaga pabrik dari kerusuhan.

DENDAM WARISAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang