Bab 1

87.8K 2.5K 8
                                    


Ngantuk. Mungkin karena aku pulang terlalu larut saat acara bola kristal itu di jatuhkan. Ya.. namanya juga tahun baru deee....

Aku bangun kesiangan untung saja hari ini masih hari libur kuliahku. Kalau engga. Matilah aku.

Soooo... aku mutusin tidur lagi di apartemen 'Langham Place' nan megah, nan mahal, nan bagus, nan... oke. Stop.

Aku tinggal sendiri. Orang tua ku tinggal di Jakarta. Papaku, Rudolf Carpenter, memiliki perusahaan disana. Dan dia sangat sibuk. Untung saja Mama ku, Irina Carpenter setia membantu papa ku tercinta itu. Sebagai sekretarisnya.

Sedangkan aku? Aku harus menyelesaikan kuliah ku dia kota cantik ini. Biasa aja sih sebenarnya. New York City mann.... ckck.

---

"Selamat Tahun Baru anak Mama yang cantik" sapa Kanjeng Ratu disana... hehh.

"Selamat Tahun Baru juga Ma, Pa" jawabku malas.

"De... ini tahun baru. Yang semangat kenapa sih?"

"Yeeeyyyy" girang ku.

"Yang, kamu ga mau ngasih wejangan buat anak kita yang durhaka ini?" Suruh mama pada papa. Astaga mereka sudah... ehm, tua. Liat. Bahkan mama bergelayut manja di tangan papa.

"Nanti aja, ma. Kasihan anak durhaka kita itu. Dia capek. Yaudah kamu istirahat aja sana de..." ucap papa lembut. Sambil mencium mama. Iya, cium.

Mereka ga malu apa yah? Dah berumur, masih aja adegan mesum. Depan anak lagi. Ceilah.

"Thank you papa sayang. One more. Aku ga durhaka papa mama ku sayangg... bye. Luv yuhh"

Layar laptop ku menggelap. Kuakhiri perbincangan ku dengan orang tua ku. Melalui Skype.

Siang ini aku ga ada acara. So, Aku putusin buat ke butik di kota ini. Well, meskipun hampir semua toko yang ku masuki. Tapi hanya beberapa helai yang ku beli. Tak banyak. Setidaknya sambil menunggu hari masuk kuliah ku. Ohhh... I Miss my Universe.

---

Aku melenggang masuk ke kampus tercinta ku. Banyak perubahan menurutku. Dinding-dindingnya sudah di cat ulang berwarna cream. Di lorong-lorong yang bisanya sepi, menakutkan. Di hiasi bangku panjang dan Mading disana. Dan satu lagi. Mungkin selama satu bulan di liburkan, kampusku menyempatkan untuk mengubah danau di belakang kampus yang dulu tak terurus itu. Menjadi indah.

Ada dermaga kecil disana. Di hiasi dedaunan di setiap tangga nya. Taman tepat di tepinya. Banyak bunga. Salah satu bunga favoritku. Tulip. Ahhh... jadi pingin ke Belanda.

Aku memasuki kelasku. Ada beberapa murid disana sedang asyik membaca bukunya.

"DEAAA!!!"

BRUKK...

Dia memelukku. Sahabatku, Wulandari. Sama sepertiku, berasal dari Indonesia. Itu sebabnya kami bersahabat.

"Eh gila.. berat banget lo. Makan apa si selama liburan? Sumpah pen tumbang gue nahan badan lo" sewotku yang langsung dibalas pelototan setan olehnya.

"Ihh apa sih lo. Gue ga gendut. Lo ga liat? Badan gue udah kayak Behati Prinsloo gini?" Ketusnya cemberut menatapku.

"Terserah lo dah. Yok duduk. Dah mau mulai noh" aku menggandeng tangan nya. Ga banget sumpah. Kami ga lesbi kok. Tenang aja. Lahhh..

Tbc

PS: Mulmed, Agatha Wulandari, sohibnya dea.

Jangan lupa voe dan comment

White WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang