iv. pada akhirnya, semua akan?

187 18 0
                                    

SEMASA KITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEMASA KITA

“karna sebagian dari kita, memiliki masa tersendiri untuk jatuh dan runtuh lalu kemudian berganti masa yang baru”



  "Tadi di minum ga susu coklat yang aku titipin ke Juli, Dan?" Tanya Kalin, kedua remaja itu berjalan sepanjang lorong berbicara tanpa canggung menjeda mereka, hanya kadang debaran di dada Adan tak karuan adanya— kenapa ia baru sadar, ada perempuan cantik seperti Kalintang. Jujur Adan hanya baru terpesona tentang rasanya pada Kalintang masih belum pasti tapi ia tidak mau susah-susah memikirkannya yang pasti disini hanyalah Adan yang mulai penasaran, bagaimana jika ia berhasil mendapatkan Kalintang?.

  "Diminum, abis! tau gak kekuatan gue jadi naik 360 kali, dipakai mantra-mantra ya lin?" Gurau Adan, keduanya terkekeh sudah punya rencana kalau pulang mereka akan bersama, Adan sekarang telah membuka banyak peluang untuk Kalin, perempuan itu tidak lagi berlari sendiri.

  Sempat ragu, Kalintang awalnya hanya ingin melupakan Arana dalam benaknya— jika dari hatinya, Kalintang tidak bisa menjamin bahwa Arana akan pudar, tapi setidaknya dikepalanya punya wahana yang bisa ia mainkan, bersama Adan hanyalah sebuah permainan yang ia tahu mereka tidak pernah sampai sana, iya tidak pernah terpikir oleh Kalin bahwasanya ia dan Adan akan bisa seperti sekarang— berada dimasa pendekatan.

  Hidup harus berjalan, dengan ketentuan yang ada. Hidup harus berjalan layaknya ketetapan yang sudah digariskan, maka disinilah Kalintang dengan segala teatrikal bermacam cara agar ia bisa hidup selayaknya remaja pada umumnya.

  "Kok tau? udah aku jampe-jampe!"

  "apa jampe-jampe nya?"

  "kamu dilarang tau, kalau tau pelet aku ga berhasil dong dan!"

  Muda-mudi itu disepanjang perjalanan, bersenda gurau dengan penuh bahagia yang mereka cipta, lewat percakapan apapun semuanya akan berakhir dengan senyuman yang tergurat di belah bibir keduanya, bahagia atau tidak sebenernya mereka yang putuskan tapi manusia yang lalu-lalang pasti menjamin bahwa keduanya bahagia, mungkin itu yang terlihat.

  Disepanjang perjalanan, keduanya terdiam dalam hening, angin menyapu kedua wajah lelah khas anak pulang sekolah, dan tanpa meminta izin Kalin pun memeluk Adan dari belakang, yang dipeluk melihat itu dari spion dan membentuk sebuah kurva lengkung yang sempurna, terlihat Kalin berusaha menyamankan posisinya hingga kedua netranya memejam kala sudah nyaman bersandar pada punggung gagah Adan.

   Dibawa motor itu perlahan, di sepanjang perjalanan hiruk-pikuk nya kota hujan mereka meresap dalam hening, Adan dengan dunia dan debaran nya sendiri sementara Kalintang dengan delusi dan sakitnya sendiri— berandai-andai jika yang ia peluk punggung lelah ini adalah Arana, bukanya ia akan jadi manusia paling bahagia di bumi raya?.

  Terlalu munafik memang jika berkata bahwasanya Arana sudah hilang dari hati dan kepala gadis itu, Arana masih tetap tersimpan ntah sampai kapan, ntah berapa lama lagi— tapi Kalintang berusaha membuat semuanya itu pudar, benar yang dikatakan Arana, Kalintang tidak tahu diri dalam menempatkan rasanya.

  Maka dalam pejaman mata, juga senabastala sore, Kalintang dalam dada menyebut sebuah lirih yang terbendung, kecewa akan diri sendiri kenapa hingga saat ini rasanya pada adam sempurna yang ia prediksi akan datang seiring waktu nyatanya hanya membuat ia berada dalam sesak— pertanyaan Kejora setengah tahun lalu yang kini hanya bisa ia jawab, bahwasanya mungkin gue akan jadi penduduk bumi paling bahagia kalau Arana yang gue peluk dalam hening sekarang.

  Semesta, pada akhirnya semua akan bagaimana?.

   Seusai mengantarkan Kalintang dengan penuh pesta porak juga kembang api bahagia dan Adan sangat menyukai momen dimana hiruk-pikuk manusia memenuhi jalanan kota hujan dan keduanya melebur jadi salah satunya pengendara yang mungkin Adan pikir keduanya adalah manusia paling bahagia di kota hujan, berpeluk lelah dalam hening, Adan suka— suka bagaimana Kalintang hadir di dalam hidupnya, tidak menuntut apapun dan menjalankan hidup sebagaimana nantinya, Adan suka Kalintang selain karna perempuan itu cantik Adan sadar dia tidak seperti perempuan kebanyakan yang Adan jerat selama ini, ia datang sendiri dengan perasaan hiperbola yang tidak pernah diprediksi.

  Senyum itu masih belum pudar, kala Adan menaruh motonya di garasi rumah, tidak sabar menyambut hari besok bahwasanya ia akan menjemput si cantik.

  Saat membuka pintu, yang tersaji adalah orang-orang suruhan mama yang ntah sedang menempel apa di atas pintu, Adan menghela lagi-lagi kertas berisi doa-doa juga ayat-ayat.

  Mama pulang dengan tersenyum, menyambut putra bungsunya itu dengan senyum juga peluk "ganteng mama udah pulang?, makanan nya udah jadi tuh ayo makan dulu"

   Adan pun melepaskan rangkulan sang mama lantas berdecak sebal "Kertas doa apalagi sih mah?"

   "Doa, biar kamu lebih sering di rumah daripada di luar— tapi kerasa loh sama mama, beberapa bulan belakangan ini kamu beneran sekolah terus pulang ke rumah, kaget juga ga tidur larut. berarti habib nya manjur, kamu nanti juga minum air doa ya?" Ucap mama sembari tersenyum.

  Adan lagi-lagi berdecak, menatap sang mama dengan serius "mama kan tau? papa susah uang, ekonomi keluarga kita ngga stabil stop berguru kesana kemari, ngabisin uang! kalau memang mama percaya sama tuhan, yaudah mama yang berdoa sendiri ngga usah pakai plantara gini, mah Adan cape, jangan gini terus" kemudian anak itu pergi.

  Sementara Mama hanya menghela melihat si bungsunya itu "padahal ini semua beneran mempan, yang belum terwujud cuman papa aja yang belum naik jabatan, tapi satu persatu ada hasilnya yaitu Adan yang pulang cepet" lantas setelahnya, Mama kembali tersenyum dan kembali melihat banyak kertas-kertas bertuliskan ayat-ayat kecil di kertas dan di tempelkan di setiap pintu dan jendela, kepercayaan mama terhadap supranatural lebih kuat dari rasa percayanya terhadap tuhan tapi kadang mama ngga mau disalahkan walaupun Adan sejatinya adalah pendosa namun ia tahu mamanya benar-benar sudah jauh tersesat, ekonomi keluarga cukup merosot sejauh ini, keadaan keluarganya yang genting dan hancur tiga tahun lalu karna sebuah masalah.

  Adan mendapatkan apa yang dia mau dari hasil kerjanya sendiri, banyak kerjaan serabutan di waktu malam yang membuat ia hasilkan menjadi pundi-pundi uang— dari mulai jadi Disc jockey dari club ke club yang ia dapatkan ketika pengunjung membuka tutup botol, ia juga memilih jalan singkat sebagai pengedar minuman keras— dunia malam, beberapa tahun ini sangat erat dengan Adan dan pendapatan nya cukup menunjang gengsinya sebagai remaja yang dulu pernah punya segala hal dalam hidupnya.

  Tiga tahun lalu, Papa sudah menjelang pensiun. Dulu papa adalah salah satu orang penting di perusahaan minyak bumi namun usia sudah lanjut dan papa benar-benar berhenti kerja karna sudah waktunya beristirahat di rumah, dan saat itu juga abang— Bang Laksa yang terpaksa membawa aib keluarga yaitu menikah sehabis lulus sma karena pacarnya hamil, uang tabungan untuk pensiun papa yang harusnya di alokasikan untuk membuka usaha malah dipakai untuk Banh Laksa menikah, hingga akhirnya ekonomi keluarga menurun drastis, mama yang dulu jauh dari tuhan perlahan kesana kemari untuk belajar tentang agama tapi mama terlalu jauh langkahnya, sementara Bang Laksa yang tidak punya penghasilan itu masih harus papa yang membiayai hidupnya, papa kini kembali bekerja menjadi kasir sebuah toko bangunan yang gajinya tidak seberapa, Adan tidak berani meminta apapun semua ia upayakan sendiri tidak mau seperti Abang, tapi dimata papanya Adan adalah anak yang tidak bisa apa-apa, Adan bukan anak yang diinginkan hadirnya— Abang memiliki alesan, bandelnya dirinya karna kurang kasih sayang, sebab kedua orangtuanya melimpahkan cintanya untuk si bungsu.

  Tapi? tapi apa pernah Adan dapat cinta? menurutnya ia mendapatkan atensi itu ketika bersama Kalintang, ia merasakan dapat cinta yang tidak di tuntut untuk jadi apapun, tapi untuk hidup Adan akan menyambung nya dengan tujuan yaitu gadis cantiknya ; Kalintang.

  Tolong semesta, jangan buat Adan patah kembali.


••••
SEMASA KITA

SEMASA KITA | WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang