lost

104 27 1
                                    

Baik (Fullname) maupun Itoshi Rin ...

━━━━━━

"Hitoka-chan, selamat pagi!" (Name) menepuk bahu Yachi pelan, sekadar untuk membuat dara manis itu menoleh.

"(Name)! Selamat pagi juga!"

Dua meter di depan, terlihat Bachira tengah merangkul Rin sampai pemuda dingin itu tertunduk-tunduk.

Berpapasan, tetapi tak ada lagi sapa, malahan suasana dingin jadi penguasa. Kalau ditanya, (Name) ingin seperti hari-hari lalu di mana ia menyapa Rin dan mengajaknya bicara barang satu-tiga menit, tetapi mengingat kejadian kemarin, ia memilih menahan diri. Rin sendiri bukannya hendak kejam, tetapi memang memilih sadar diri, sebab ialah yang sudah menolak.

Sebenarnya, lubuk hatinya yang paling dalam merasa nyaman akan kehadiran sang dara pada hari-hari yang lalu, ia hanya termakan gengsi, termakan pikirannya sendiri. Karena di matanya, (Name) baik dan ramah pada semua orang, tak memandang laki-laki atau perempuan. Itulah yang membuat Rin selalu menahan diri. Pemikirannya selalu sama; "(Name) baik ke semua orang, bukan hanya aku. Jangan terlalu percaya diri!"

Rin tidak mau berlama-lama di sisi sang gadis, ia takut akan nantinya malah akan terjatuh. Maka dari itu, ia usir (Name) jauh-jauh.

Padahal perasaan (Name) untuk Rin adalah nyata, dan bukan sekadar karena sang pemuda es terlampau percaya diri. Gadis itu sungguh-sungguh menyukainya, lebih dari siapa pun.

Andai Rin mengetahui kalau segala perhatian yang (Name) berikan padanya, tidak pernah ia berikan pada teman-teman yang lain, mungkin akan terlihat jelas kalau ia benar-benar menyimpan rasa.

Sayangnya, mata Itoshi Rin sudah tertutup rapat karena pemikirannya, dan (Fullname) tidak memiliki celah untuk membuka matanya.

━━━━━━

... mereka sama-sama kalah telak.

𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang