Tinggal menoleh sedikit saja ...
━━━━━━
"Kau lihat Rin gak?"
"Enggak," balas Tsukishima, lugas dan singkat, "kalau lihat pun ... gak bakal kukasih tahu."
Alis (Name) seketika menukik. "Dih?! Kenapa?"
Tsukishima memajukan badan, menatap (Name) lamat-lamat di balik bingkai kacamata. "Masih tanya?" Seringai menjengkelkan menghiasi wajahnya. "Perjuangkan sendiri kisah cintamu, bodoh."
Pemuda penebar garam ini memang terkadang tidak bisa mengatakan dengan benar isi pikirannya. Ada saja masa di mana Tsukishima terlihat menjatuhkan, padahal sebenarnya tengah berusaha mendorong maju dengan caranya sendiri. Namun, perihal kondisi saat ini, (Name) paham kalau pemuda ini memang tidak berniat membantunya. Seorang Tsukishima Kei selalu saja dongkol setiap sang dara mempertanyakan lelaki es itu.
Maka keputusan yang benar adalah pergi dan berjuang sendiri.
"Huuuu! Kei kejam!" gerutu (Name) sambil melangkah meninggalkan kelas.
Bukannya kau yang pura-pura gak tahu soal perasaanku juga sama kejamnya? Tsukishima merotasi bola matanya sebal.
"Tidak dikejar?" Sahabat Tsukishima yang satu lagi; Yamaguchi Tadashi. Si pemuda manis tersebut tersenyum tipis, duduk di sebelahnya.
Tsukishima menatap jauh keluar jendela, bertopang dagu. "Malas." Intonasinya lugas tanpa keraguan, tetapi matanya tampak muram.
Yamaguchi tersentak pelan. Jawaban Tsukishima cukup membuatnya terkejut. Pasalnya, entah sudah berapa lama pemuda berkacamata itu bertahan, tetapi kini mengapa ia memilih berhenti, bahkan ketika masih terbentang lautan kesempatan.
"Tsukki--"
"Berisik, Yamaguchi."
━━━━━━
... dia sebenarnya bisa melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘
Fanfic2 ¡!❞ - Sifat keduanya sama-sama dingin tak terkira, membuatmu meragukan desas-desus yang mengatakan kalau keduanya menyukaimu. Lantas, pada siapa hatimu harus berlabuh? Si garam atau si kulkas seribu pintu? ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Blue Lock ©Mu...